Puncak peringatan Hari Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis Day tahun 2021, di tengah kondisi pandemi COVID-19, dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan secara sederhana melalui kegiatan webinar secara virtual.

Kementerian Kesehatan menyelenggarakan kegiatan webinar, pada Rabu (28/7), dan sebelumnya melakukan sosialisasi Hari Hepatitis Sedunia melalui siaran radio, pada Senin (27/7), untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.

Kegiatan lainnya yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan antara lain, pesan-pesan imbauan di media sosial, serta peluncuran buku saku hepatitis.

Pada kegiatan webinar yang dibuka oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menampilkan pembicara para ahli hepatitis, dengan sasaran untuk sosialisasi meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap hepatitis.

Saat membuka webinar, Budi Gunadi Sadikin, sempat menceritakan pengalamannya di masa kecil. Ternyata, Budi Gunadi di masa kecilnya pernah menderita hepatitis. "Saya adalah penderita hepatitis saat kecil. Seingat saya, waktu itu saya usia masih di bawah sepuluh tahun," katanya.

Budi Gunadi mengungkapkan, ketika dirinya menderita hepatitis, ibunya sempat merasa khawatir saat merawat dirinya. Namun, Budi menyatakan bersyukur karena mendapatkan perawatan hepatitis yang intensif, sehingga bisa sehat hingga sekarang. 

Baca juga: Sayangi Hati Kita Waspada Hepatitis Ada Di Sekitar Kita

Mantan wakil menteri BUMN itu juga menyatakan, kisah masa kecilnya bisa menjadi contoh bagi keberhasilan pemerintah dalam menangani penyakit hepatitis di Indonesia. 

Budi Gunadi juga mengingatkan, penanganan hepatitis di masa pandemi COVID-19 saat ini, harus tetap dilakukan dengan cepat dan tepat, karena perawatan yang lambat bisa membuat hepatitis berujung kronis. "Hepatiis kronis bisa menjadi sirosis dan kanker hati, yang berdampak sangat fatal terhadap penderitanya," katanya.

Karena itu, Kementerian Kesehatan akan lebih banyak memperhatikan aspek promotif dan preventif sebagai upaya efisien untuk pencegahan penularan penyakit hepatitis bagi masyarakat Indonesia. 

Diakui, pandemi COVID-19 sejak Maret 2020, membuat program pencegahan dan penanganan hepatitis menjadi kurang mendapat perhatian, seperti pemberian vaksinasi hepatitis.

Budi Gunadi menegaskan, mulai Agustus 2021, Kementerian Kesehatan akan memprogramkan vaksinasi hepatitis untuk bayi untuk pencegahan penyebaran penyakit hepatitis.


Tema dan penderita

Hari Hepatitis Sedunia diperingati setiap tahun pada 28 Juli. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), peringatan Hari Hepatitis Sedunia, sasarannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap virus hepatitis yang menyebabkan penyakit hati, serta kanker hepatoseluler. 

Peringatan Hari Hepatitis Sedunia tahun 2021 menampilkan tema, "Hepatitis Can't Wait" yakni merujuk pada target menghilangkan hepatitis sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada 2030. 

Berdasarkan data WHO, virus hepatitis telah menyebabkan sekitar 345 juta orang di dunia jadi menderita penyakit hati. Saat ini, ada lima jenis penyakit hepatitis, berdasarkan virus yang menyerangnya yakni hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis E. Kelima virus jenis virus hepatitis itu dapat menyebar dengan cara berbeda.

Penyakit hepatitis atau infeksi pada hati sering dianggap sebagai penyakit biasa yang tidak berbahaya, padahal penyakit ini menjadi penyebab kematian lebih dari satu juta orang setiap tahunnya di dunia.

Baca juga: Senam Germas Memperingati Hari Hepatitis Sedunia Di Lampung

Dari laporan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018, menyebutkan prevalensi berdasarakan riwayat diagnosis dokter menurut provinsi tahun 2018, ada sekitar 0,39 persen masyarakat Indonesia. Artinya, jumlah total yang terdiagnosis hepatitis per tahun mencapai 1.017.290 orang Indonesia. 

Sedadangkan, berdasarkan data WHO, pada Mei 2018, menyebutkan, hepatitis merupakan penyakit yang menjadi penyumbang terbesar kasus kematian hingga mencapai 1,34 juta kematian pada 2015. 

Dokter spesialis penyakit dalam, Prof Dr dr I Dewa Nyoman Wibawa, SpPD-KGEH, menyampaikan, hepatitis atau infeksi pada hati sebenarnya bisa disebut  sebagai pembunuh diam-diam atau "silent killer".

Hepatitis itu sendiri adalah infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh banyak faktor seperti virus hepatitis (A, B, C, D, E), penyakit autoimun, paparan racun dari overdosis obat, ataupun konsumsi alkohol berlebihan ini, sangat membahayakan nyawa. 

Dewa menjelaskan, berdasarkan data, sembilan dari 10 orang pengidap hepatitis, tidak menyadari bahwa dirinya memiliki penyakit hepatitis B dan C, tapi mereka ini bisa menjadi bagian,  dari satu hingga empat orang yang bisa meninggal dunia karena kanker atau gagal hati ini. 


Penanganan Hepatitis di Kota Bogor

Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kesehatan telah melaksanakan sejumlah program terkait pencegahan dan penangangan penyakit hepatitis,terutama sejak tahun 2017.

Epidemiolog pada Dinas Kesehatan Kota Bogor, Dwi Sutanto, mengatakan, program pencegahan dan penangangan penyakit hepatitis, antara lain, adalah peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, pelayanan imunisasi, maupun pengobatan terhadap penderita hepatitis.

Dwi Sutanto menyebutkan, peningkatan kapasitas petugas puskesmas dan rumah sakit untuk deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil, telah dilaksanakan sejak 2017. "Program tersebut masih terus berjalan, di puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya di Kota Bogor," katanya.

Program lainnya, adalah pengadaan logistik deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil, juga sejak tahun 2017 hingga sekarang.

Baca juga: Dinkes Kota Bogor laksanakan sejumlah program penanganan hepatitis

Kemudian, pemberian immunoglobulin hepatitis B (HBIg) kepada bayi yang lahir dari ibu hamil yang hasil tes hepatitis B surface antigen (HBsAg)nya reakltif. "Tesnya dilaksanakan di rumah sakit dan Puskesmas," katanya.

Dinas Kesehatan juga menunjuk RSUD Kota Bogor sebagai pusat rujukan hepatitis di Kota Bogor, serta menyediakan obat direct acting antiviral di  RSUD Kota Bogor untuk pengobatan mengatasi virus hepatitis C. "Kota Bogor juga melakukan vaksinasi Hepatitis B kepada bayi sesuai jadwal imunisasi rutin," katanya.

Pada peringatan Hari Hepatitis Sedunia tahun 2021, pada 28 Juli, Dinas Kesehatan Kota Bogor Kota Bogor tidak merayakannya secara khusus, karena dalam kondisi pandemi COVID-19 dan sedang menjalankan PPKM Level 4.

Dinas Kesehatan Kota Bogor saat ini sedang fokus pada pencegahan dan penanganan COVID-19, di mana kasus positif COVID-18 masih tinggi.

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021