Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengintensifkan deteksi dan penanganan hepatitis B pada ibu hamil sebagai langkah kunci untuk memutus rantai penularan dari ibu ke anak.
Direktur Penyakit Menular Kemenkes Ina Agustina Isturini menyatakan bahwa sejak 2014 pemerintah telah memperkuat perhatian pada deteksi hepatitis pada ibu hamil karena berisiko menularkan virus ke bayi yang dilahirkan.
“Bayi dari ibu yang reaktif diberikan imunisasi hepatitis B dalam waktu kurang dari 24 jam serta imunoglobulin HBIG,” kata Ina dalam siaran daring Temu Media "Bergerak Bersama Putuskan Penularan Hepatitis" yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Layanan deteksi dan pengendalian hepatitis diintegrasikan dalam layanan CKG
Baca juga: Mengenal sebab dan cara mencegah hepatitis
Data tahun 2024 menunjukkan terdapat 49.142 ibu hamil yang reaktif HBsAg dan 36.285 bayi lahir dari mereka. Dari jumlah tersebut, kata dia, 93 persen bayi telah mendapatkan vaksin HB0 dan HBIG.
Karena itu, lanjutnya, Kemenkes mendorong kerja sama lintas sektor agar seluruh rumah sakit, puskesmas, hingga bidan desa, mampu menjalankan skrining dan intervensi secara serentak dan terintegrasi.
“Kalau tidak ditangani, bayi yang terinfeksi bisa berkembang menjadi hepatitis kronis yang membahayakan,” ujar Ina Agustina Isturini.
Baca juga: Bapanas sebut pangan terkontaminasi bisa sebabkan diare dan hepatitis
Kemenkes menargetkan seluruh bayi dari ibu reaktif mendapatkan paket lengkap intervensi untuk memutus rantai penularan vertikal 2030. Upaya ini ditempuh melalui memaksimalkan deteksi dini seperti Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan vaksinasi.
Data tahun 2024 menunjukkan terdapat 49.142 ibu hamil yang reaktif HBsAg dan 36.285 bayi lahir dari mereka. Dari jumlah tersebut, kata dia, 93 persen bayi telah mendapatkan vaksin HB0 dan HBIG.
Karena itu, lanjutnya, Kemenkes mendorong kerja sama lintas sektor agar seluruh rumah sakit, puskesmas, hingga bidan desa, mampu menjalankan skrining dan intervensi secara serentak dan terintegrasi.
“Kalau tidak ditangani, bayi yang terinfeksi bisa berkembang menjadi hepatitis kronis yang membahayakan,” ujar Ina Agustina Isturini.
Baca juga: Bapanas sebut pangan terkontaminasi bisa sebabkan diare dan hepatitis
Kemenkes menargetkan seluruh bayi dari ibu reaktif mendapatkan paket lengkap intervensi untuk memutus rantai penularan vertikal 2030. Upaya ini ditempuh melalui memaksimalkan deteksi dini seperti Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan vaksinasi.
