Jenewa (Antara/Xinhua-OANA/Antara Megapolitan) - Seringnya serangan dan kekerasan yang dilakukan terhadap wartawan dan pekerja media di Sudan Selatan meningkat dan telah mencapai titik kritis, demikian peringatan dua hal hak asasi manusia PBB pada Kamis (27/8).

Rapporteur Khusus PBB mengenai Kebebasan Berekspresi David Kaye dan Rapporteur mengenai Pehukuman Tanpa Proses Pengadilan Christof Heyns mengutuk pembunuhan paling akhir terhadap seorang wartawan Sudan Selatan, yang ketujuh sepanjang tahun ini.

Pada 19 Agustus, Peter Mori, yang bekerja untuk bermacam surat kabat dan media di Sudan Selatan, ditembak hingga tewas di Juba oleh dua penyerang tak dikenal saat ia sedang dalam perjalanan pulan dari tempat kerjanya. Pada awal Mei, seorang wartawan radio yang berpusat di Aboko juga dibunuh dalam satu serangan oleh beberapa pelaku yang tak dikenal.

Kaye mengatakan setiap ancaman atau serangan sama sekali tak bisa diterima dan hanya membuat pelakunya makin berani melakukan kekerasan lebih lanjut terhadap wartawan tanpa pelakunya sendiri dihukum, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi. Ia mendesak pemerintah di negara itu agar meningkatkan lingkunan yang aman serta memungkinkan mereka melaksanakan pekerjaan mereka secara bebas dan tanpa campur-tangan.

Sementara itu, Heyns mengatakan para pemimpin politik memiliki kewajiban untuk menahan diri dari mengeluarkan pernyataan provokatif terhadap wartawan. Ia juga mengatakan pemerintah harus melakukan tindakan guna mencegah pembunuhan semacam itu serta melakukan penyelidikan yang menyeluruh, cepat dan tak memihak mengenai semua kasus penghukuman mati terhadap wartawan di negeri tersebut sejak awal tahun ini.

Para ahli hak asasi manusia memperingatkan mengincar kemerdekaan media menghasilkan "dampak mengerikan" yang bisa menghalangi pelaksanaan sah hak kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat serta hak untuk mencari, memberi dan menerima keterangan.

Mereka mendesak Pemerintah Sudan Selatan agar melakukan tindakan segera guna memberi ruang bagi debat terbuka dan kebebasan berekspresi.

Penerjemah: Chaidar.

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015