Pelaku bisnis usaha busana muslim, Suyati menyatakan perlu inovasi atau ide-ide kreatif dari seseorang jika ingin usaha yang digelutinya menjadi berkembang dan sukses.
"Setelah mencoba terjun ke dunia usaha saya memperoleh banyak ide dan terobosan baru untuk membuat produk fashion. Berbeda, ketika saya bekerja dulu. Sampai akhirnya memberi nama karyanya dengan brand Qira," kata Suyati di Depok, Sabtu.
Baca juga: Pemkot Depok membuat gerakan beli, bela dan pasarkan produk UMKM
Suyati mengatakan terjun total membangun bisnis mandiri setelah bekerja di konveksi selama kurang lebih 20 tahun. Berawal dari modal kecil, Suyati mencoba menjajaki profesi barunya.
"Perusahaan saya tutup saat itu. Karena usia sudah tidak muda lagi jadi saya putuskan untuk buka usaha di rumah agar bisa mengawasi anak-anak juga," ujarnya.
Setelah berhenti dari tempat kerja saya menjadi punya banyak pengalaman dan ide. Pemikiran juga semakin berkembang, yang tadinya tidak pernah bisa berinovasi dengan adanya usaha ini, apa saja bisa terwujud.
Baca juga: Pandemi di Depok tak halangi usaha fesyen menjadi sukses
Ia mengakui selalu ada saja keluhan dari pembeli yang memiliki beragam karakter sifat dan sikap. Namun, itu semua tidak menyurutkan niatnya untuk terus maju.
"Suka dan duka selalu ada, kalau lagi dagangan laris manis laku keras. Dukanya lagi sepi pasaran ,dan ada komplen dari pembeli," ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, usaha Suyati berkembang pesat meski baru dua tahun menjalankan bisnis fashion dan omset per bulan sudah mencapai Rp 10 Juta.
"Harganya bervariasi menurut model dan ukuran semuanya berbeda beda harganya. harga kisaran dari 90rb - 150rb," katanya.
Baca juga: UMKM didorong adaptif hadapi pandemi COVID-19
Suyati menargetkan omset yang lebih besar atau kisaran Rp 50 Juta. Demi mencapai keuntungan tersebut berbagai strategi sudah disiapkan.
Suyati terus mengembangkan bisnis di bidang fesyen jenis busana muslim seperti berbagai model jilbab, kemeja, baju muslim khusus wanita dan lain-lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Setelah mencoba terjun ke dunia usaha saya memperoleh banyak ide dan terobosan baru untuk membuat produk fashion. Berbeda, ketika saya bekerja dulu. Sampai akhirnya memberi nama karyanya dengan brand Qira," kata Suyati di Depok, Sabtu.
Baca juga: Pemkot Depok membuat gerakan beli, bela dan pasarkan produk UMKM
Suyati mengatakan terjun total membangun bisnis mandiri setelah bekerja di konveksi selama kurang lebih 20 tahun. Berawal dari modal kecil, Suyati mencoba menjajaki profesi barunya.
"Perusahaan saya tutup saat itu. Karena usia sudah tidak muda lagi jadi saya putuskan untuk buka usaha di rumah agar bisa mengawasi anak-anak juga," ujarnya.
Setelah berhenti dari tempat kerja saya menjadi punya banyak pengalaman dan ide. Pemikiran juga semakin berkembang, yang tadinya tidak pernah bisa berinovasi dengan adanya usaha ini, apa saja bisa terwujud.
Baca juga: Pandemi di Depok tak halangi usaha fesyen menjadi sukses
Ia mengakui selalu ada saja keluhan dari pembeli yang memiliki beragam karakter sifat dan sikap. Namun, itu semua tidak menyurutkan niatnya untuk terus maju.
"Suka dan duka selalu ada, kalau lagi dagangan laris manis laku keras. Dukanya lagi sepi pasaran ,dan ada komplen dari pembeli," ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, usaha Suyati berkembang pesat meski baru dua tahun menjalankan bisnis fashion dan omset per bulan sudah mencapai Rp 10 Juta.
"Harganya bervariasi menurut model dan ukuran semuanya berbeda beda harganya. harga kisaran dari 90rb - 150rb," katanya.
Baca juga: UMKM didorong adaptif hadapi pandemi COVID-19
Suyati menargetkan omset yang lebih besar atau kisaran Rp 50 Juta. Demi mencapai keuntungan tersebut berbagai strategi sudah disiapkan.
Suyati terus mengembangkan bisnis di bidang fesyen jenis busana muslim seperti berbagai model jilbab, kemeja, baju muslim khusus wanita dan lain-lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021