Sukabumi, (Antara Megapolitan) - Harga ayam di tingkat peternak wilayah Pejampangan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat belum ada kenaikan dan masih dijual Rp18 ribu pr kilogram.
"Kami merasa aneh kenapa harga daging ayam di Pasar hingga melambung sampai Rp40 ribu setiap kilogramnya padahal sudah lama tidak ada kenaikan harga di tingkat peternak," kata Ketua Paguyuban Ayam Potong Pajampangan, Kabupaten Sukabumi, Abdul Manaf kepada Antara di Sukabumi, Minggu.
Menurutnya, naiknya harga ayam potong di pasaran dimungkinkan ada spekulan yang bermain khususnya di tingkat pengepul ada perusahaan ayam potong yang memiliki skala besar.
Naiknya harga ayam potong ini tidak menguntungkan peternak tradisional bahkan, dinilai ada intervensi terhadap peternak tradisional agar segera menjual ayam potong siap panennya dengan harga yang murah karena di pasaran saat ini harganya melambung.
Selain itu, dicontohkan olehnya belum lama ini banyak peternak di wilayah Pejampangan yang menjual harga ayam potongannya tidak lebih dari Rp18 ribu, seharusnya dengan harganya yang murah itu harga di pasaran tidak sampai Rp30 ribu.
"Kami akui harga day old chicken atau DOC ada kenaikan harga yang awalnya hanya Rp3.500 menjadi Rp5 ribu setiap ekornya. Tetapi, tidak mempengaruhi harga ayam potong yang sudah masuk umur panen atau sekitar 40 hari sehingga kami mempertanyakan kenapa harga daging ayam di Pasar menjadi mahal, ini sudah pasti ada permainan khususnya di tingkat perusahaan ayam potong yang berskala besar," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, Iwan Karyaman mengatakan sebenarnya pasokan daging ayam dan populasinya sangat banyak dari para peternak di Kabupaten Sukabumi, namun yang anehnya kenapa harga daging ayam di tingkat pedagang menjadi mahal, bahkan jika alasannya adalah pasokan bisa dikatakan tidak logis.
"Ada beberapa faktor mahalnya harga daging ayam di pasar, seperti salah satunya adalah rantai tata niaga yang panjang dan tidak menutup kemungkinan ada spekulan yang bermain sehingga pasokan ke pasar menjadi tersendat imbasnya harga daging ayam menjadi mahal," katanya.
Lebih lanjut, Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah penghasil ayam potong, bahkan Bandung dan Jakarta pun dipasok dari daerah ini.
Sehingga sangat aneh jika di wilayahnya sendiri harga ayam potong menjadi mahal dan pasokannya minim.
"Kami akan berkoordinasi dengan berbagai pihak khususnya peternak untuk mencari solusi naiknya harga ayam potong ini yang tidak hanya di Sukabumi saja tetapi sudah di tingkat nasional," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Kami merasa aneh kenapa harga daging ayam di Pasar hingga melambung sampai Rp40 ribu setiap kilogramnya padahal sudah lama tidak ada kenaikan harga di tingkat peternak," kata Ketua Paguyuban Ayam Potong Pajampangan, Kabupaten Sukabumi, Abdul Manaf kepada Antara di Sukabumi, Minggu.
Menurutnya, naiknya harga ayam potong di pasaran dimungkinkan ada spekulan yang bermain khususnya di tingkat pengepul ada perusahaan ayam potong yang memiliki skala besar.
Naiknya harga ayam potong ini tidak menguntungkan peternak tradisional bahkan, dinilai ada intervensi terhadap peternak tradisional agar segera menjual ayam potong siap panennya dengan harga yang murah karena di pasaran saat ini harganya melambung.
Selain itu, dicontohkan olehnya belum lama ini banyak peternak di wilayah Pejampangan yang menjual harga ayam potongannya tidak lebih dari Rp18 ribu, seharusnya dengan harganya yang murah itu harga di pasaran tidak sampai Rp30 ribu.
"Kami akui harga day old chicken atau DOC ada kenaikan harga yang awalnya hanya Rp3.500 menjadi Rp5 ribu setiap ekornya. Tetapi, tidak mempengaruhi harga ayam potong yang sudah masuk umur panen atau sekitar 40 hari sehingga kami mempertanyakan kenapa harga daging ayam di Pasar menjadi mahal, ini sudah pasti ada permainan khususnya di tingkat perusahaan ayam potong yang berskala besar," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, Iwan Karyaman mengatakan sebenarnya pasokan daging ayam dan populasinya sangat banyak dari para peternak di Kabupaten Sukabumi, namun yang anehnya kenapa harga daging ayam di tingkat pedagang menjadi mahal, bahkan jika alasannya adalah pasokan bisa dikatakan tidak logis.
"Ada beberapa faktor mahalnya harga daging ayam di pasar, seperti salah satunya adalah rantai tata niaga yang panjang dan tidak menutup kemungkinan ada spekulan yang bermain sehingga pasokan ke pasar menjadi tersendat imbasnya harga daging ayam menjadi mahal," katanya.
Lebih lanjut, Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah penghasil ayam potong, bahkan Bandung dan Jakarta pun dipasok dari daerah ini.
Sehingga sangat aneh jika di wilayahnya sendiri harga ayam potong menjadi mahal dan pasokannya minim.
"Kami akan berkoordinasi dengan berbagai pihak khususnya peternak untuk mencari solusi naiknya harga ayam potong ini yang tidak hanya di Sukabumi saja tetapi sudah di tingkat nasional," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015