Beirut (Antara/Xinhua-OANA/Antar Megapolitan) - Pemimpin kelompok gerilyawan Syiah Lebanon Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, pada Jumat (14/8) menuduh Amerika Serikat tidak bersungguh-sungguh dalam perangnya melawan kelompok Negara Islam (IS), dan malah berusaha "menyusun peta baru wilayah tersebut".
"Amerika menggunakan IS untuk memecah-belah wilayah ini", kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi saat memperingati tahun kesembilan kekalah Israel dari Hizbullah dalam perang Juli 2006.
Pemimpin Hizbullah itu mengatakan Amerika Serikat "tidak bersungguh-sungguh dalam upaya kotra-terornya, tapi bermaksud menyusun peta baru Timur Tengah".
Nasrallah mengatakan Amerika Serikat mendukung kelompok fanatik di Suriah untuk menggulingkan pemerintah, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang. "Proyek sesungguhnya ialah perpecahan Irak, Suriah, wilayah ini dan bahkan Arab Saudi", katanya.
Kelompok gerilyawan Syiah Hizbullah bergabung dalam perang melawan gerilyawan di Suriah untuk mencegah gerilyawan fanatik Suriah mendekati perbatasan Lebanon dan melindungi masyarakat Syiah di Suriah.
Mengenai masalah lokal yang menghambat pekerjaan pemerintah, Nasrallah mendesak semua faksi yang bertikai untuk kembali ke dialog, dan menyeru rakyat Lebanon agar berhenti berbicara mengenai kehidupan bersama, tapi sebaliknya mulai berusaha untuk mewujudkannya.
Lebanon tak memiliki presiden sejak masa jabatan enam tahun presiden Michel Suleiman berakhir pada 25 Mei 2014, dan parlemen telah berulang-kali gagal memilih kepala negara baru.
Penerjemah: Chaidar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Amerika menggunakan IS untuk memecah-belah wilayah ini", kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi saat memperingati tahun kesembilan kekalah Israel dari Hizbullah dalam perang Juli 2006.
Pemimpin Hizbullah itu mengatakan Amerika Serikat "tidak bersungguh-sungguh dalam upaya kotra-terornya, tapi bermaksud menyusun peta baru Timur Tengah".
Nasrallah mengatakan Amerika Serikat mendukung kelompok fanatik di Suriah untuk menggulingkan pemerintah, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang. "Proyek sesungguhnya ialah perpecahan Irak, Suriah, wilayah ini dan bahkan Arab Saudi", katanya.
Kelompok gerilyawan Syiah Hizbullah bergabung dalam perang melawan gerilyawan di Suriah untuk mencegah gerilyawan fanatik Suriah mendekati perbatasan Lebanon dan melindungi masyarakat Syiah di Suriah.
Mengenai masalah lokal yang menghambat pekerjaan pemerintah, Nasrallah mendesak semua faksi yang bertikai untuk kembali ke dialog, dan menyeru rakyat Lebanon agar berhenti berbicara mengenai kehidupan bersama, tapi sebaliknya mulai berusaha untuk mewujudkannya.
Lebanon tak memiliki presiden sejak masa jabatan enam tahun presiden Michel Suleiman berakhir pada 25 Mei 2014, dan parlemen telah berulang-kali gagal memilih kepala negara baru.
Penerjemah: Chaidar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015