Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat tetap menggenjot geliat ekonomi masyarakat lewat sektor pertanian, meski sedang mengerahkan energi dalam menghadapi kasus COVID-19 yang tinggi.

"Saya sudah instruksikan kepada dinas-dinas terkait agar tak luput dan terus menggenjot perekonomian kita," ungkap Bupati Bogor, Ade Yasin di Cibinong, Bogor, Kamis (1/7).

Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu berharap lebih pada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun), salah satunya dalam hal penjualan tanaman hias yang malah mengalami lonjakan saat pandemi.

Baca juga: COVID-19 melonjak, Bupati Bogor kaji ulang anggaran pemulihan ekonomi
Baca juga: Pemkab Bogor bergantung pada sektor pariwisata untuk pulihkan PAD

Pasalnya, ia mencatat hasil ekspor tanaman hias ke berbagai negara dari Kabupaten Bogor bisa menghasilkan devisa hingga Rp700 juta per hari.

"Terdapat 622 petani eksportir dari Kabupaten Bogor tergabung dalam 52 perusahaan yang mengeluarkan phythosanitary atau ijin ekspor, dengan rata-rata devisa negara Rp500 juta hingga Rp700 juta per hari," kata Ade Yasin.

Kemudian, capaian lainnya di bidang pertanian yaitu produksi kopi robusta yang bisa menembus angka 4.004 ton dalam setahun, melebihi angka target tahunan yang hanya sekitar 3.000 ton.

Baca juga: Pemkab Bogor gandeng milenial atasi turunnya laju ekonomi

"Kabupaten Bogor sangat kaya akan kekayaan alamnya, tanah-tanah yang subur dapat diolah untuk pertanian dan perkebunan. Sistem dan teknologi bidang pertanian yang kita edukasikan terus juga membuahkan hasil," tuturnya.

Padahal, target produksi kopi robusta di Kabupaten Bogor yang sudah diproyeksikan hingga tahun 2023 yaitu hanya 3.726 ton setahun.

Tak hanya kopi robusta, petani di Kabupaten Bogor juga menghasilkan jenis kopi lainnya, yakni arabika sebanyak 473 ton dan seberat 542 ton.(KR-MFS)

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021