Bogor, (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, mendapat bantuan senilai 30 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp400 miliar dari Pemerintah Jepang untuk menangani persoalan lingkungan.

Siaran pers yang dikirimkan Humas dan Protokoler Sekretariat Daerah Kota Bogor yang diterima Antara, Rabu, menyebutkan bantuan tersebut dikucurkan Pemerintah Jepang melalui kerja sama antara National Institute for Environmental Studies (NIES) Jepang, IPB, dan Pemerintah Kota Bogor.

Dana tersebut rencananya digunakan untuk membiayai program mitigasi dan aksi untuk mengantisipasi efek rumah kaca dan pemanasan global.

"Bogor akan menjadi pioner dari proyek bantuan Pemerintah Jepang untuk mengukur dan memantau penggunaan energi serta gas emisi," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.

Menurut Bima, program pengelolaan lingkungan ini akan berlangsung selama lima tahun kedepan. Bantuan diberikan dalam bentuk peralatan untuk mengukur polusi, gas emisi dan penggunaan energi.

Semua peralatan tersebut rencananya akan dipasang di sejumlah titik di Kota Bogor, seperti pusat perdagangan, perumahan dan perkantoran. Termasuk wilayah seputar Kebun Raya Bogor yang setiap harinya dipadati oleh kendaraan bermotor.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto bertolak ke Kota Yokohama, Jepang dalam rangka menghadiri The International Forum for Sustainable Asia and The Pacific (ISAP) 2015 yang berlangsung selama tiga hari 27-19 Juli.

Dalam kunjungannya, Wali Kota mendapat kesempatan untuk menyampaikan konsep "Bogor Green City" dan "Smart City" yang sekaligus membuka secara resmi salah satu "Plenary Sessions".

Pemerintah Kota Bogor dipercaya untuk menjadi salah satu panelis dengan menyampaikan konsep rencana pembangunan lingkungan hidup dalam plenary sessions dengan tema "Promoting Mitigation Action Through Measuring, Reporting and Verification (MVR) System".

Kehadiran Pemerintah Kota Bogor dalam forum internasional tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan bantuan pembangunan lingkungan hidup di Bogor Kota. Pemerintah Jepang dan dunia usaha di negara matahari terbit tersebut melalui NIES memberikan bantuan kepada Pemerintah Kota Bogor berupa alat monitoring penggunaan energi dan penanggulangan pencemaran emisi karbon, yang rencananya berjumlah 100 unit disertai dengan aplikasi pendukungnya serta pemeliharaannya selama enam tahun dengan nilai hampir mencapai miliaran rupiah.

Alat monitoring tersebut akan diintegrasikan ke dalam program "Bogor Green Room" sebagai sarana pemantau kota yang lebih komprehensif.

Dalam kesempatan perjalanan dinas wali kota tersebut, juga telah dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Wakil Wali Kota Yokohama, Takashi Suzuki untuk mempromosikan potensi dan investasi di Kota Bogor, dan membicarakan peluang bantuan serta kerja sama yang prospektif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Bogor.

Perjalanan dinas yang dilakukan wali kota mengacu pada Permendagri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perjalanan Dinas Keluar Negeri, dan telah mendapatkan izin dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta pemerintah pusat. Biaya perjalanan dinas ini sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah Jepang melalui NIES.

Kunjungan Pemerintah Kota Bogor ke Jepang juga memenuhi Perda Kota Bogor Nomor 6 Tahun 2014 tentang RPJMD Tahun 2015-2019, khususnya dalam upaya mewujudkan misi "Menjadikan Bogor Kota yang berwawasan lingkungan" yang diterapkan melalui konsep "green city", rendah karbon, dan ramah lingkungan.

Selaras dengan misi tersebut, Wali Kota dan tim Bappeda memenuhi undang ISAP 2015 dari Akimasa Sumi, D.Sc, yakni Presiden National Institute for Environmental Studies (NIES) Jepang.

NIES adalah lembaga independen di bawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup Jepang, yang berkecimpung dalam penelitian dan pendanaan bidang lingkungan hidup di Jepang dan juga internasional.

Sedangkan ISAP merupakan forum internasional yang mempertemukan para pemimpin lembaga negara dan pemerintah kota, perwakilan dan ahli lingkungan hidup di seluruh wilayah Asia dan Pasifik, untuk berdiskusi, merancang rencana aksi dan melaksanakan kegiatan aksi kota hijau, rendah karbon serta ramah lingkungan, termasuk memberikan bantuan kepada beberapa kota dalam mewujudkan aksi tersebut.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015