Bogor, (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, melalui Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan resmi menutup perlintasan sebidang di Jalan MA Salmun, sehingga kendaraan roda dua maupun roda empat yang biasa melintas di kawasan tersebut dialihkan.

"Sudah mulai ditutup sejak pukul 23.00 WIB tadi malam (Minggu malam-red), hanya warga yang berjalan kaki yang bisa melintasinya," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat dihubungi Antara di Bogor, Senin.

Bima mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan camat, lurah dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) setempat untuk menyosialisasikan penutupan perlintasan sebidang tersebut, sehingga tidak menimbulkan persoalan baru.

Namun, faktanya dihari pertama penutupan, banyak pengendara sepeda motor khususnya bukan warga sekitar tidak mengetahui adanya penutupan perlintasan sebidang tersebut. Mereka kebingungan harus melintasi jalur yang mana.

"Baru tahu hari ini pas lewat ternyata perlintasannya sudah ditutup, tadinya bingung mau lewat mana. Ada yang mengarahkan lewat jalan Ardio ada jembatan penyeberangan," kata Tyas (22) warga Menteng.

Wacana penutupan perlintasan kereta api di Jalan MA Salmun sudah muncul dalam rapat koordinasi mengantisipasi lonjakan penumpang di Stasiun Besar Bogor pada libur Lebaran Idul Fitri 1436 Hijriah/2015 yang dilakukan Rabu (15/7) kemarin.

Selain itu, situasi di perlintasan sebidang Jalan MA Salmun kerap dilanda kemacetan, selain karena aktivitas jual beli pedagang di pasar, juga padatnya arus lalu lintas kendaraan ditambah parkir yang mempersempit ruas jalan.

Kepala Stasiun Besar Bogor Darmin mengatakan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tidak diperbolehkan adanya perlintasan sebidang terbuka, karena sangat membahayakan masyarakat dan mengganggu kelancaran perjalanan kereta.

"Dalam undang-undang perekeretaapian, perlintasan sebidang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah untuk membangun fly over atau underpass," katanya.

Ia mengatakan, selama ini perlintasan sebidang yang ada di Jalan MA Salmun dimanfaatkan pedagang yang nekad berjualan dekat rel, kondisi ini mengganggu kelancaran lalu lintas kereta. Kesemrawutan arus lalu lintas karena penyempitan badan jalan, dengan adanya parkir motor dan pedagang membuat arus lalu lintas di perlintasan kerap tersendat.

"Apalagi saat Ramadhan menjelang lebaran, arus di perlintasan sebidang sangat padat. Ini sangat membahayakan, ditambah lagi perjalanan kereta sudah bertambah sejak April," katanya.

Sementara itu, Agus (54) warga setempat,mengatakan sosialisasi telah diterima oleh warga dari camat dan lurah. Sehingga warga sekitar sudah mengetahui rencana akan ditutupnya perlintasan tersebut.

"Camat dan lurah sudah menyampaikan kepada warga, warga juga sudah tahu rencana ditutupnya perlintasan ini. Kami juga masih mengkaji, apa tanggapan warga dengan ditutupnya pelintasan ini," kata Agus.

Pantauan Antara, arus lalu lintas di Jalan MA Salmun cukup ramai, dengan adanya penutupan perlintasan tidak lagi terjadi kepadatan. Roda dua yang ingin ke Pasar Anyar atau Kebun Kembang dapat melintasi Jalan Ardio, menyeberang di atas jembatan penyeberangan. Sementara roda dua dialihkan ke Jalan Mayor Oking.

Kondisi jembatan penyeberangan yang ada di Jalan Ardio cukup curam, kendaraan roda dua yang akan melintas harus berhati-hati, oleh warga kendaraan diminta mengantre untuk naik agar kendaraan dari arah seberang melintas terlebih dahulu atau sebaliknya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015