Yayasan Cinta Baca (YCB) terus berupaya menumbuhkan minat baca pada masyarakat Indonesia terutama pada anak-anak, yang tujuan idealnya adalah mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas dan berbudi luhur.
Direktur Nasional Yayasan Cinta Baca, Dian Kusumawati, di Kota Bogor, Rabu, mengatakan, yayasannya menyediakan fasilitas perpustakaan yang dapat diakses masyarakat untuk menumbuhkan minat baca pada masyarakat, baik kaum ibu, remaja, maupun anak-anak.
Menurut Dian Kusumawati, saat ini Yayasan Cinta Baca di usianya ke 20 tahun telah memiliki 90 perpustakaan di sembilan provinsi di Indonesia, baik perpustakaan tingkat kota/kabupaten, tingkat kecamatan, maupun tingkat kelurahan/desa, yakni di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua Barat.
Baca juga: Tri Rismaharini: Disabilitas netra butuhkan buku literasi agar mandiri
"Pada situasi pandemi COVID-19 saat ini, di daerah zona hijau masyarakat masih bisa membaca buku di perpustakaan, sedangkan di daerah zona lainnya bisa meminjam buku untuk dibaca di rumah atau membaca buku secara daring," katanya.
Membaca buku secara daring, misalnya Yayasan Cinta Baca membacakan buku dengan cara menarik yang direkam dan di-upload di media sosial, sehingga masyarakat dapat mengaksesnya dengan lebih mudah.
"Upaya lainnya dilakukan dengan menyiarkannya melalui siaran radio yakni buku yang dibacakan dengan cara menarik tersebut. Kami memiliki kerja sama dengan radio di Aceh," katanya.
Baca juga: Perpusnas RI dorong pemda berinovasi dalam penguatan literasi
Dian menjelaskan, dalam upaya meningkatkan budaya literasi masyarakat, Yayasan Cinta Baca juga memiliki kegiatan pro-aktif di masyarakat. Ada empat kegiatan utama yang dilaksanakan di lokasi yang ada perpustakaan, di sembilan provinsi di Indonesia, yakni program kejar, baca, kejar cerdas, kejar sehat, dan kejar luhur.
Program kejar baca adalah, program membacakan buku oleh relawan Yayasan Cinta Baca kepada masyarakat di sekitar perpustakaan. Tujuannya untuk penetrasi nilai moral-karakter di dalam buku, sehingga menumbuhkan minat baca, dan selanjutnya dapat mengembangkan kreativitas dan wawasan.
Program kejar cerdas yakni melatih kecakapan dan kebiasaan orang tua membacakan buku untuk anak-anaknya di rumah. Dibentuk kelompok-kelompok dan ada pertemuan secara berkala. "Dalam waktu satu tahun, mereka tuntas membacakan minimal 40 buku wajib kepada anak-anak usia 4-6 tahun," katanya.
Baca juga: Perpusnas gandeng pegiat literasi ajak warga tingkatkan minat baca di tengah pandemi
Program kejar sehat yakni para orang tua yang memiliki komitmen melanjutkan program akan dilatih prinsip dan cara menumbuhkan pola hidup sehat jasmani dan rohani di tengah keluarga. Para orang tua ini dapat menjadi pelopor atau kader kesehatan di lingkungan masing-masing.
Program kejar luhur yakni seluruh pembelajaran yang diberikan selalu menggunakan buku sebagai media. Yayasan Cinta Baca menekankan nilai-nilai dan kualitas karakter luhur di dalam setiap bacaan, sehingga dapat menjadi contoh untuk mengubah perilaku orang tua dan anak menjadi lebih baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Direktur Nasional Yayasan Cinta Baca, Dian Kusumawati, di Kota Bogor, Rabu, mengatakan, yayasannya menyediakan fasilitas perpustakaan yang dapat diakses masyarakat untuk menumbuhkan minat baca pada masyarakat, baik kaum ibu, remaja, maupun anak-anak.
Menurut Dian Kusumawati, saat ini Yayasan Cinta Baca di usianya ke 20 tahun telah memiliki 90 perpustakaan di sembilan provinsi di Indonesia, baik perpustakaan tingkat kota/kabupaten, tingkat kecamatan, maupun tingkat kelurahan/desa, yakni di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua Barat.
Baca juga: Tri Rismaharini: Disabilitas netra butuhkan buku literasi agar mandiri
"Pada situasi pandemi COVID-19 saat ini, di daerah zona hijau masyarakat masih bisa membaca buku di perpustakaan, sedangkan di daerah zona lainnya bisa meminjam buku untuk dibaca di rumah atau membaca buku secara daring," katanya.
Membaca buku secara daring, misalnya Yayasan Cinta Baca membacakan buku dengan cara menarik yang direkam dan di-upload di media sosial, sehingga masyarakat dapat mengaksesnya dengan lebih mudah.
"Upaya lainnya dilakukan dengan menyiarkannya melalui siaran radio yakni buku yang dibacakan dengan cara menarik tersebut. Kami memiliki kerja sama dengan radio di Aceh," katanya.
Baca juga: Perpusnas RI dorong pemda berinovasi dalam penguatan literasi
Dian menjelaskan, dalam upaya meningkatkan budaya literasi masyarakat, Yayasan Cinta Baca juga memiliki kegiatan pro-aktif di masyarakat. Ada empat kegiatan utama yang dilaksanakan di lokasi yang ada perpustakaan, di sembilan provinsi di Indonesia, yakni program kejar, baca, kejar cerdas, kejar sehat, dan kejar luhur.
Program kejar baca adalah, program membacakan buku oleh relawan Yayasan Cinta Baca kepada masyarakat di sekitar perpustakaan. Tujuannya untuk penetrasi nilai moral-karakter di dalam buku, sehingga menumbuhkan minat baca, dan selanjutnya dapat mengembangkan kreativitas dan wawasan.
Program kejar cerdas yakni melatih kecakapan dan kebiasaan orang tua membacakan buku untuk anak-anaknya di rumah. Dibentuk kelompok-kelompok dan ada pertemuan secara berkala. "Dalam waktu satu tahun, mereka tuntas membacakan minimal 40 buku wajib kepada anak-anak usia 4-6 tahun," katanya.
Baca juga: Perpusnas gandeng pegiat literasi ajak warga tingkatkan minat baca di tengah pandemi
Program kejar sehat yakni para orang tua yang memiliki komitmen melanjutkan program akan dilatih prinsip dan cara menumbuhkan pola hidup sehat jasmani dan rohani di tengah keluarga. Para orang tua ini dapat menjadi pelopor atau kader kesehatan di lingkungan masing-masing.
Program kejar luhur yakni seluruh pembelajaran yang diberikan selalu menggunakan buku sebagai media. Yayasan Cinta Baca menekankan nilai-nilai dan kualitas karakter luhur di dalam setiap bacaan, sehingga dapat menjadi contoh untuk mengubah perilaku orang tua dan anak menjadi lebih baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021