Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore, ditutup stagnan jelang libur Idul Fitri 1422 Hijriah.
Rupiah ditutup stagnan atau sama dibandingkan dengan posisi penutupan pada perdagangan sebelumnya di posisi Rp14.198 per dolar AS.
"Pelaku pasar menantikan laporan inflasi AS esok hari. Pelaku pasar mengharapkan hasil inflasi di atas ekspektasi, seiring dengan beberapa laporan ekonomi AS yang cukup baik, kecuali dari sektor tenaga kerja di akhir pekan lalu," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Kenaikan inflasi AS diperkirakan bisa mengubah pendirian bank sentral AS The Fed terhadap kebijakan moneternya. Data inflasi AS akan dirilis pada Rabu (12/5) malam
Saat dirilis akhir pekan lalu, data ketenagakerjaan non pertanian AS atau non farm payrolls periode April hanya naik 266.000, lebih rendah dari proyeksi sebesar 1 juta.
Tingkat pengangguran AS juga naik menjadi 6,1 persen pada bulan lalu, di tengah meningkatnya kekurangan lapangan pekerjaan.
Baca juga: Harga emas terangkat lagi 6,3 dolar, reli untuk hari keempat berturut-turut
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya saat ini berada di posisi 90,161, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 90,212.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kini berada di level 1,616 persen, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,602 persen.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.200 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.190 per dolar AS hingga Rp14.213 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah menjadi Rp14.203 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.198 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Rupiah ditutup stagnan atau sama dibandingkan dengan posisi penutupan pada perdagangan sebelumnya di posisi Rp14.198 per dolar AS.
"Pelaku pasar menantikan laporan inflasi AS esok hari. Pelaku pasar mengharapkan hasil inflasi di atas ekspektasi, seiring dengan beberapa laporan ekonomi AS yang cukup baik, kecuali dari sektor tenaga kerja di akhir pekan lalu," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Kenaikan inflasi AS diperkirakan bisa mengubah pendirian bank sentral AS The Fed terhadap kebijakan moneternya. Data inflasi AS akan dirilis pada Rabu (12/5) malam
Saat dirilis akhir pekan lalu, data ketenagakerjaan non pertanian AS atau non farm payrolls periode April hanya naik 266.000, lebih rendah dari proyeksi sebesar 1 juta.
Tingkat pengangguran AS juga naik menjadi 6,1 persen pada bulan lalu, di tengah meningkatnya kekurangan lapangan pekerjaan.
Baca juga: Harga emas terangkat lagi 6,3 dolar, reli untuk hari keempat berturut-turut
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya saat ini berada di posisi 90,161, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 90,212.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kini berada di level 1,616 persen, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,602 persen.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.200 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.190 per dolar AS hingga Rp14.213 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah menjadi Rp14.203 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.198 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021