Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok Jawa Barat Dadang Wihana mengatakan Stasiun Pondok Rajeg akan diaktifkan kembali agar masyarakat sekitar bisa memanfaatkan stasiun tersebut untuk menggunakan kereta rel listrik (KRL).
"Usulan reaktivasi Satsiun Pondok Rajeg merupakan salah satu aspirasi dari Kota Depok dan menjadi salah satu topik yang dibahas mengenai reaktivasi Stasiun Kereta Api Pondok Rajeg oleh Kementerian Perhubungan dan Pengelola Transportasi Jabotabek (BPTJ)," kata Dadang Wihana di Depok, Rabu.
Baca juga: Penumpang KRL di Stasiun Citayam terlihat antrian hingga 50 meter (Video)
Dadang mengatakan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Badan Pengelola Transportasi Jabotabek (BPTJ) di Hotel Aston Jakarta untuk membahas Feasibility Studi (FS) reaktivasi stasiun kereta api.
"Aspirasi Kota Depok direspons baik oleh Kemenhub. Dengan harapan di tahun 2022 stasiun tersebut bisa kembali beroperasi," ujarnya.
Dikatakannya, dengan diaktifkannya Stasiun Pondok Rajeg diharapkan dapat mengubah pola pergerakan orang. Yang awalnya terpusat di Margonda menjadi terurai.
"Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengusulkan itu agar layanan transportasi publik semakin nyaman. Saat ini kondisi stasiun itu hanya dilewati saja oleh kereta dari Stasiun Citayam ke Stasiun Nambo," ujarnya.
Baca juga: Tidak terlihat antrean panjang penumpang KRL di Depok pada Selasa pagi
Sejumlah warga Depok yang berdomisili di Kalimulya dan Podok Rajeg menyambut baik kembalinya aktivitas Stasiun Pondok Rajeg.
"Ini sangat baik sekali kalau Stasiun Pondok Rajeg aktif maka ada alternatif untuk naik dan turun menggunakan KRL. Jadi lebih dekat dari rumah," kata salah seorang warga Kalimulya, Ani.
Ia mengatakan selama ini naik dan turun KRL harus melalui Stasiun Depok yang letaknya lebih jauh, belum lagi dalam perjalanan menuju Satsiun Depok yang macet.
"Kalau jalan menuju Stasiun Pondok Rajeg tidak pernah macet jadi lebih nyaman saja," katanya.
Baca juga: Stasiun Depok masih terpantau lengang
Ani berharap aktivitas Stasiun Pondok Rajeg segera terwujud sehingga warga sekitar bisa mempunyai alternatif dalam menggunakan transportasi umum.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Usulan reaktivasi Satsiun Pondok Rajeg merupakan salah satu aspirasi dari Kota Depok dan menjadi salah satu topik yang dibahas mengenai reaktivasi Stasiun Kereta Api Pondok Rajeg oleh Kementerian Perhubungan dan Pengelola Transportasi Jabotabek (BPTJ)," kata Dadang Wihana di Depok, Rabu.
Baca juga: Penumpang KRL di Stasiun Citayam terlihat antrian hingga 50 meter (Video)
Dadang mengatakan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Badan Pengelola Transportasi Jabotabek (BPTJ) di Hotel Aston Jakarta untuk membahas Feasibility Studi (FS) reaktivasi stasiun kereta api.
"Aspirasi Kota Depok direspons baik oleh Kemenhub. Dengan harapan di tahun 2022 stasiun tersebut bisa kembali beroperasi," ujarnya.
Dikatakannya, dengan diaktifkannya Stasiun Pondok Rajeg diharapkan dapat mengubah pola pergerakan orang. Yang awalnya terpusat di Margonda menjadi terurai.
"Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengusulkan itu agar layanan transportasi publik semakin nyaman. Saat ini kondisi stasiun itu hanya dilewati saja oleh kereta dari Stasiun Citayam ke Stasiun Nambo," ujarnya.
Baca juga: Tidak terlihat antrean panjang penumpang KRL di Depok pada Selasa pagi
Sejumlah warga Depok yang berdomisili di Kalimulya dan Podok Rajeg menyambut baik kembalinya aktivitas Stasiun Pondok Rajeg.
"Ini sangat baik sekali kalau Stasiun Pondok Rajeg aktif maka ada alternatif untuk naik dan turun menggunakan KRL. Jadi lebih dekat dari rumah," kata salah seorang warga Kalimulya, Ani.
Ia mengatakan selama ini naik dan turun KRL harus melalui Stasiun Depok yang letaknya lebih jauh, belum lagi dalam perjalanan menuju Satsiun Depok yang macet.
"Kalau jalan menuju Stasiun Pondok Rajeg tidak pernah macet jadi lebih nyaman saja," katanya.
Baca juga: Stasiun Depok masih terpantau lengang
Ani berharap aktivitas Stasiun Pondok Rajeg segera terwujud sehingga warga sekitar bisa mempunyai alternatif dalam menggunakan transportasi umum.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021