PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menawarkan Program Pensiun Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BNI dengan produk bernama BNI Simponi untuk investasi dana pensiun bagi generasi muda.
Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan di Jakarta, Senin, mengatakan produk ini dapat membantu generasi muda untuk menghadapi ketidakpastian finansial di masa depan melalui investasi pada dana pensiun.
"Kunci keberhasilan berinvestasi adalah momentum. Semakin dini mengikuti BNI Simponi, maka dengan iuran semakin kecil akan terkumpul dana yang lebih besar. Hal ini dikarenakan imbal hasil BNI Simponi lebih optimal dari produk lainnya," katanya.
Baca juga: Korlantas Polri gandeng BNI untuk peluncuran aplikasi pembuatan SIM
Ia menjelaskan generasi muda dapat berinvestasi dengan dana pensiun yang pencairannya dapat dilakukan pada usia 40 tahun atau lebih cepat dari pensiun normal, yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif atau investasi di masa tua.
Senior Pension Program Specialist BNI Alif Pasaleori menambahkan kaum milenial yang rata-rata memiliki usia produktif pada kisaran 20-30 tahun sudah harus menyiapkan dana pensiun untuk investasi di masa depan.
"Tidak perlu besar yang penting ada karena jika kita tahu iuran itu akan lebih kecil dibandingkan kita berpikir pensiun itu di usia 40 tahun pasti iuran akan besar," katanya.
Saat ini terdapat empat hal yang diperhatikan dalam menyiapkan investasi dana pensiun, yaitu, pertama, momentum waktu karena semakin panjang periode persiapan cicilan, maka semakin kecil nominalnya.
Baca juga: BNI targetkan pertumbuhan dua digit di kantor cabang luar negeri pada 2021
Kedua, nominal iuran, yakni berhubungan dengan penetapan target dan kebutuhan dana yang disiapkan untuk pensiun.
"Kunci utama dari iuran ini adalah disiplin karena akan berubah menjadi mindset. Apabila sudah jadi mindset, tidak akan dipakai dulu tapi dipakai untuk cover kebutuhan jangka panjang, ditempatkan ke pos investasi dana pensiun," katanya.
Ketiga, bagaimana pengelolaan dana pensiun tersebut. Keempat, investasi dana pensiun tidak semata-mata ditargetkan untuk memperoleh imbal hasil yang tinggi, guna menghindari adanya risiko tinggi.
"Dalam hal ini saya sampaikan bahwa DLPK BNI sudah established dari tahun 1994, yang artinya sudah lebih dari 25 tahun beroperasi di industri DPLK. Kita juga memiliki experienced dalam mengelola dana peserta di nasabah DPLK BNI," katanya.
Baca juga: BNI lakukan program relaksasi kredit bagi korban bencana di NTT
Saat ini, DPLK BNI menjadi salah satu market leader di industri DPLK dengan Dana Kelolaan per 31 Desember 2020 mencapai Rp22,26 triliun atau market share sebesar 20,66 persen dari 24 penyelenggara DPLK.
Paket investasi
BNI Simponi menyiapkan paket investasi sesuai dengan kebutuhan generasi muda, yakni antara lain termasuk tujuh pilihan paket investasi, termasuk paket investasi syariah.
Pertama, paket investasi Simponi Likuid, yaitu 100 persen deposito atau pasar uang dengan imbal hasil 6,51 persen di tahun lalu. Kedua, paket investasi Simponi Likuid Plus, yaitu 75 persen deposito atau pasar uang, dengan 25 persen obligasi serta imbal hasil sebesar 7,03 persen di tahun lalu.
Ketiga, paket investasi Simponi Likuid Syariah, 50 persen deposito atau pasar uang, dengan 50 persen obligasi serta imbal hasil sebesar 7,18 persen di tahun lalu. Keempat, paket investasi Simponi Moderat, 50 persen deposito atau pasar uang, dengan 50 persen obligasi serta imbal hasil sebesar 7,54 persen di tahun lalu.
Baca juga: BNI gelar kegiatan akad KPR massal bersama Perumnas
Kelima, paket investasi Simponi Berimbang, 50 persen deposito atau pasar uang, dengan 50 persen reksadana serta imbal hasil sebesar -1,52 persen di tahun lalu.
Keenam, paket investasi Simponi Berimbang Syariah, 50 persen deposito atau pasar uang atau obligasi syariah dengan 50 persen reksadana syariah serta imbal hasil sebesar 3,55 persen di tahun lalu.
Ketujuh, paket investasi Simponi Progresif, 50 persen obligasi dengan 50 persen reksadana serta imbal hasil sebesar 2,55 persen di tahun lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan di Jakarta, Senin, mengatakan produk ini dapat membantu generasi muda untuk menghadapi ketidakpastian finansial di masa depan melalui investasi pada dana pensiun.
"Kunci keberhasilan berinvestasi adalah momentum. Semakin dini mengikuti BNI Simponi, maka dengan iuran semakin kecil akan terkumpul dana yang lebih besar. Hal ini dikarenakan imbal hasil BNI Simponi lebih optimal dari produk lainnya," katanya.
Baca juga: Korlantas Polri gandeng BNI untuk peluncuran aplikasi pembuatan SIM
Ia menjelaskan generasi muda dapat berinvestasi dengan dana pensiun yang pencairannya dapat dilakukan pada usia 40 tahun atau lebih cepat dari pensiun normal, yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif atau investasi di masa tua.
Senior Pension Program Specialist BNI Alif Pasaleori menambahkan kaum milenial yang rata-rata memiliki usia produktif pada kisaran 20-30 tahun sudah harus menyiapkan dana pensiun untuk investasi di masa depan.
"Tidak perlu besar yang penting ada karena jika kita tahu iuran itu akan lebih kecil dibandingkan kita berpikir pensiun itu di usia 40 tahun pasti iuran akan besar," katanya.
Saat ini terdapat empat hal yang diperhatikan dalam menyiapkan investasi dana pensiun, yaitu, pertama, momentum waktu karena semakin panjang periode persiapan cicilan, maka semakin kecil nominalnya.
Baca juga: BNI targetkan pertumbuhan dua digit di kantor cabang luar negeri pada 2021
Kedua, nominal iuran, yakni berhubungan dengan penetapan target dan kebutuhan dana yang disiapkan untuk pensiun.
"Kunci utama dari iuran ini adalah disiplin karena akan berubah menjadi mindset. Apabila sudah jadi mindset, tidak akan dipakai dulu tapi dipakai untuk cover kebutuhan jangka panjang, ditempatkan ke pos investasi dana pensiun," katanya.
Ketiga, bagaimana pengelolaan dana pensiun tersebut. Keempat, investasi dana pensiun tidak semata-mata ditargetkan untuk memperoleh imbal hasil yang tinggi, guna menghindari adanya risiko tinggi.
"Dalam hal ini saya sampaikan bahwa DLPK BNI sudah established dari tahun 1994, yang artinya sudah lebih dari 25 tahun beroperasi di industri DPLK. Kita juga memiliki experienced dalam mengelola dana peserta di nasabah DPLK BNI," katanya.
Baca juga: BNI lakukan program relaksasi kredit bagi korban bencana di NTT
Saat ini, DPLK BNI menjadi salah satu market leader di industri DPLK dengan Dana Kelolaan per 31 Desember 2020 mencapai Rp22,26 triliun atau market share sebesar 20,66 persen dari 24 penyelenggara DPLK.
Paket investasi
BNI Simponi menyiapkan paket investasi sesuai dengan kebutuhan generasi muda, yakni antara lain termasuk tujuh pilihan paket investasi, termasuk paket investasi syariah.
Pertama, paket investasi Simponi Likuid, yaitu 100 persen deposito atau pasar uang dengan imbal hasil 6,51 persen di tahun lalu. Kedua, paket investasi Simponi Likuid Plus, yaitu 75 persen deposito atau pasar uang, dengan 25 persen obligasi serta imbal hasil sebesar 7,03 persen di tahun lalu.
Ketiga, paket investasi Simponi Likuid Syariah, 50 persen deposito atau pasar uang, dengan 50 persen obligasi serta imbal hasil sebesar 7,18 persen di tahun lalu. Keempat, paket investasi Simponi Moderat, 50 persen deposito atau pasar uang, dengan 50 persen obligasi serta imbal hasil sebesar 7,54 persen di tahun lalu.
Baca juga: BNI gelar kegiatan akad KPR massal bersama Perumnas
Kelima, paket investasi Simponi Berimbang, 50 persen deposito atau pasar uang, dengan 50 persen reksadana serta imbal hasil sebesar -1,52 persen di tahun lalu.
Keenam, paket investasi Simponi Berimbang Syariah, 50 persen deposito atau pasar uang atau obligasi syariah dengan 50 persen reksadana syariah serta imbal hasil sebesar 3,55 persen di tahun lalu.
Ketujuh, paket investasi Simponi Progresif, 50 persen obligasi dengan 50 persen reksadana serta imbal hasil sebesar 2,55 persen di tahun lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021