Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat gempa bumi yang terjadi di dekat Kabupaten Malang, Jawa Timur, telah menelan korban delapan orang meninggal dunia dengan 16 kabupaten/kota dinyatakan mengalami dampak kerusakan.

"Sampai hari ini terdata korban jiwa yang meninggal dunia ada delapan orang di Jawa Timur dampak dari gempa bumi ini," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam konferensi pers virtual di Jakarta pada Ahad.

Baca juga: Gempa magnitudo 5,5 kembali guncang Malang pada Minggu pagi

Rinciannya adalah lima orang meninggal dunia di Kabupaten Lumajang dan tiga orang korban jiwa di Malang. Kebanyakan dari mereka meninggal dunia akibat tertimpa material bangunan.

Selain itu terdapat 39 orang yang mengalami luka-luka dan 642 unit rumah mengalami rusak berat, 845 rumah rusak sedang, 1.361 rumah rusak ringan dan 179 unit fasilitas umum rusak.

BNPB menyebutkan gempa magnitudo 6,1 dengan episenter atau pusat gempa berada 90 kilometer selatan Kepanjen, Kabupaten Malang, itu berdampak pada kerusakan dan korban jiwa di 16 kota/kabupaten.

Baca juga: Gempa di Malang getarannya terasa hingga Yogyakarta

Daerah yang alami kerusakan dan korban jiwa itu adalah Kabupaten Malang, Lumajang, Pasuruan, Blitar Trenggalek, kota Blitar, kota Malang, kota Kediri, Probolinggo, Ponorogo, Jember, Tulungagung, kota Batu, Nganjuk, Pacitan dan Bondowoso.

Raditya menjabarkan bahwa gempa susulan telah terjadi sebanyak delapan kali, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Guncangan terbesar dirasakan pada hari ini ketika gempa magnitudo 5,3 terjadi di sekitar lokasi yang sama.

Baca juga: Gempa magnitudo 6,7 guncang barat daya Malang

Kepala BNPB Doni Monardo juga telah menyambangi lokasi gempa setelah meninjau lokasi bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur.

"Tadi sore Kepala BNPB dari Kupang langsung menuju Malang, Jawa Timur, meninjau lokasi dan telah bertemu dengan ibu Gubernur Jawa Timur, UPT dan pemerintah daerah dan langsung menuju lokasi terdampak," ujar Raditya.*

Pewarta: Prisca Triferna Violleta

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021