Bogor, (Antara Megapolitan) - Mahasiswa Program Magister PS Arsitektur Lanskap SPs IPB menawarkan penataan pedestrian dengan konsep "Bogor City Walk" menuju pedestrian yang nyaman, tertata dan pas".
Penawaran itu dilakukan di depan Wali Kota Bima Arya Sugiarto dalam expose hasil studi di Balai Kota, Rabu.
Guru Besar bidang Ekologi dan Manajemen Lanskap Fakultas Pertanian IPB Prof Hadi Susilo Arifin menjelaskan Bogor City Walk : menuju pedestrian yang nyaman, tertata dan pas merupakan hasil studi tujuh mahasiswa mata kuliah Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan IPB.
"Tujuh mahasiswa program magister PS Arsitektur Lanskap SPs IPB melakukan riset di lima koridor pejalan kaki yang ada di pusat Kota Bogor yakni di Jalan Kapten Muslihat, Jalan Nyi Raja Permas, Jalan Dewi Sartika, Jalan Juanda, dan Jalan Pengadilan," katan Prof Hadi.
Prof Hadi menjelaskan, dari hasil studi tersebut, poin yang ingin disampaikan kepada Pemerintah Kota Bogor adalah pemanfaatan dan pengembangan trotoar sebagai jejaring hijau ekologis.
Menurutnya, dalam manajemen lanskap diarahkan koridor pejalan kaki didesain dan dikelola secara harmonisasi dengan wahana ruang terbuka hijau meliputi jalur tanaman (pohon, perdu, semak, herba, dan rumput) dan ruang terbuka biru (kolam taman, air mancur dan selokan).
"Pedestrian dengan konsep ini fungsi dan kenyamanan tidak hanya bagi manusia pengguna jalan, tetapi bagi makhluk hidup lainnya, yaini vegetasi, dan satwa liar kota seperti burung, serangga, kupu-kupu, capung, tupai, bunglon dan ikan," katanya.
Lebih lanjut dijelaskannya, sebagai "ecological green network", koridor "pedestrian track" ini diharapkan menjadi penghubung di antara ekosistem-ekosistem RTH/RTB yang sambung menyambung.
"Hal ini bisa memberikan dinamika dan gerakan manusia yang lebih mudah, aliran energi atau massa lebih lancar," katanya.
Beberapa rekomendasi penataan jalur pedestrian ini disampaikan ke Wali Kota Bogor untuk terwujudnya jalur pedestrian yang nyaman, tertata, dan pas (Mantap) serta mendukung konsep jejaring ekologis.
"Beberapa rekomendasi yang disampaikan pada jalur pedestrian, desain dan jenis tanaman pada setiap segmen jalan," katanya.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menilai rekomendasi hasil studi mahasiswa Program Magister PS Arsitektur Lanskap SPs IPB memberikan masukan kepada Pemerintah Kota Bogor dalam menata pedestrian.
Menurutnya, ada beberapa permasalahan dalam penataan pedestrian di Kota Bogor, belajar dari pengalaman Kota Bandung dalam menata kawasan pedestrian, beberapa catatan yang ingin dikoreksinya.
"Yang pertama, pedestrian model apa yang cocok di Kota Bogor, ini disesuaikan dengan kota hujan, tingkat kelembaban tinggi dan kering juga tinggi. Jangan sampai batu-batu pedestrian rusak setiap tahun diperbaiki," kata Bima.
Catatan lainnya, lanjut Bima, adalah jenis tanaman apa saja yang cocok dijadikan pagar tanaman untuk pedestrian di Kota Bogor dan bagaimana merawat taman yang baik dan benar.
"Jadi ada tiga catatan yang ingin saya tahu jawabannya, pemilihan tanaman seperti apa, kualitas bahan yang cocok untuk pedestrian di Kota Bogor seperti apa, apa ada kajian merawat pedestrian agar tidak cepat hancur," katanya.
Dalam ekspose hasil studi mahasiswa Program Magister PS Arsitektur Lanskap SPs IPB, turut hadir menyaksikan pemamaran Ketua TP4 Yayat Supriatna, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamana Irwan Riyanto, Kepala DLLAJ Achsin Prasetyo, dan Kepala Kantor Wasbangkim, Boris.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
Penawaran itu dilakukan di depan Wali Kota Bima Arya Sugiarto dalam expose hasil studi di Balai Kota, Rabu.
Guru Besar bidang Ekologi dan Manajemen Lanskap Fakultas Pertanian IPB Prof Hadi Susilo Arifin menjelaskan Bogor City Walk : menuju pedestrian yang nyaman, tertata dan pas merupakan hasil studi tujuh mahasiswa mata kuliah Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan IPB.
"Tujuh mahasiswa program magister PS Arsitektur Lanskap SPs IPB melakukan riset di lima koridor pejalan kaki yang ada di pusat Kota Bogor yakni di Jalan Kapten Muslihat, Jalan Nyi Raja Permas, Jalan Dewi Sartika, Jalan Juanda, dan Jalan Pengadilan," katan Prof Hadi.
Prof Hadi menjelaskan, dari hasil studi tersebut, poin yang ingin disampaikan kepada Pemerintah Kota Bogor adalah pemanfaatan dan pengembangan trotoar sebagai jejaring hijau ekologis.
Menurutnya, dalam manajemen lanskap diarahkan koridor pejalan kaki didesain dan dikelola secara harmonisasi dengan wahana ruang terbuka hijau meliputi jalur tanaman (pohon, perdu, semak, herba, dan rumput) dan ruang terbuka biru (kolam taman, air mancur dan selokan).
"Pedestrian dengan konsep ini fungsi dan kenyamanan tidak hanya bagi manusia pengguna jalan, tetapi bagi makhluk hidup lainnya, yaini vegetasi, dan satwa liar kota seperti burung, serangga, kupu-kupu, capung, tupai, bunglon dan ikan," katanya.
Lebih lanjut dijelaskannya, sebagai "ecological green network", koridor "pedestrian track" ini diharapkan menjadi penghubung di antara ekosistem-ekosistem RTH/RTB yang sambung menyambung.
"Hal ini bisa memberikan dinamika dan gerakan manusia yang lebih mudah, aliran energi atau massa lebih lancar," katanya.
Beberapa rekomendasi penataan jalur pedestrian ini disampaikan ke Wali Kota Bogor untuk terwujudnya jalur pedestrian yang nyaman, tertata, dan pas (Mantap) serta mendukung konsep jejaring ekologis.
"Beberapa rekomendasi yang disampaikan pada jalur pedestrian, desain dan jenis tanaman pada setiap segmen jalan," katanya.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menilai rekomendasi hasil studi mahasiswa Program Magister PS Arsitektur Lanskap SPs IPB memberikan masukan kepada Pemerintah Kota Bogor dalam menata pedestrian.
Menurutnya, ada beberapa permasalahan dalam penataan pedestrian di Kota Bogor, belajar dari pengalaman Kota Bandung dalam menata kawasan pedestrian, beberapa catatan yang ingin dikoreksinya.
"Yang pertama, pedestrian model apa yang cocok di Kota Bogor, ini disesuaikan dengan kota hujan, tingkat kelembaban tinggi dan kering juga tinggi. Jangan sampai batu-batu pedestrian rusak setiap tahun diperbaiki," kata Bima.
Catatan lainnya, lanjut Bima, adalah jenis tanaman apa saja yang cocok dijadikan pagar tanaman untuk pedestrian di Kota Bogor dan bagaimana merawat taman yang baik dan benar.
"Jadi ada tiga catatan yang ingin saya tahu jawabannya, pemilihan tanaman seperti apa, kualitas bahan yang cocok untuk pedestrian di Kota Bogor seperti apa, apa ada kajian merawat pedestrian agar tidak cepat hancur," katanya.
Dalam ekspose hasil studi mahasiswa Program Magister PS Arsitektur Lanskap SPs IPB, turut hadir menyaksikan pemamaran Ketua TP4 Yayat Supriatna, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamana Irwan Riyanto, Kepala DLLAJ Achsin Prasetyo, dan Kepala Kantor Wasbangkim, Boris.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015