Bogor, (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan revitalisasi Terminal Baranangsiang masih menunggu hasil kajian yang dilakukan oleh tim yang telah dibentuk oleh Pemerintah Kota Bogor.
"Saya sudah instruksikan tim ahli bangunan untuk mempercepat kajian terhadap rancangan revitalisasi Terimnal Barangsiang," kata Bima saat menerima aksi unjuk rasa Komunitas Pengurus Terminal Baranangsiang (KPTB), di Balia Kota, Kamis.
Bima mengatakan pembicaraan terkait Terminal Baranangsiang juga sudah dilaksanakan dengan DPRD, sehingga rencana optimalisasi masih akan menunggu hasil kajian tim.
"Kita akan melibatkan KPTB dalam pembahasan lanjutan Terminal Baranangsiang, agar semua masukan dapat diakomodir," katanya.
Rencana revitalisasi Terminal Baranangsiang telah mangkrak selama hampir dua tahun. Belum adanya titik temu mengenai desain terminal masih menjadi persoalan yang menyebabkan pembangunan belum juga dilakukan.
Kehadiran hotel dan mall mendapat penolakan dari warga yang terhimpun dalam KPTB, warga menilai keberadaan fasilitas pendukung tersebut mengancam keberlangsungan hidup warga sekitar.
Sementara itu, rancangan revitalisasi Terminal Baranangsiang yang disiapkan oleh PT PGI telah direvisi tiga kali. Namun, Pemerintah Kota Bogor belum menyepakati rancangan tersebut, hal ini terkait ketinggian bangunan yang mencapai 17 lantai.
"Tidak ada titik temu desain, antara warga dan PT PGI. Sempat PT PGI mendukung satu rencana dan diterima oleh warga, tapi ketinggian ini yang belum bisa kita izinkan," kata Bima.
Bima menilai, pembangunan gedung 17 lantai di Terminal Baranangsiang akan menimbulkan kemacetan di kawasan tersebut, apalagi tidak didukung dengan adanya pembangunan "underpass".
"PT PGI sudah mau mengalah untuk menurunkan ketinggian menjadi 14 lantai, soal lantai ini masih tergantung hasil kajian tim," kata Bima.
Bima mengatakan, Pemerintah Kota Bogor menginginkan rancangan revitalisasi Terminal Baranangsiang, yakni fasilitas pendukung yang ada di terminal tidak boleh lebih dominan dari fasiltas utamannya, tidak menyebabkan kebangkitan lalu lintas, ruang terbuka hijau dan mengakomodir warga sekitar.
"Kita tidak ingin warga sekitar hanya menjadi office boy, atau karyawan keamanan disana. Tapi kita ingin terminal ini menjadi kebanggaan bersama, yang tidak menimbulkan persoalan baru. Warga yang tinggal di terminal dapat hidup lebih bermatabad, seperti sektor UMKM," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Saya sudah instruksikan tim ahli bangunan untuk mempercepat kajian terhadap rancangan revitalisasi Terimnal Barangsiang," kata Bima saat menerima aksi unjuk rasa Komunitas Pengurus Terminal Baranangsiang (KPTB), di Balia Kota, Kamis.
Bima mengatakan pembicaraan terkait Terminal Baranangsiang juga sudah dilaksanakan dengan DPRD, sehingga rencana optimalisasi masih akan menunggu hasil kajian tim.
"Kita akan melibatkan KPTB dalam pembahasan lanjutan Terminal Baranangsiang, agar semua masukan dapat diakomodir," katanya.
Rencana revitalisasi Terminal Baranangsiang telah mangkrak selama hampir dua tahun. Belum adanya titik temu mengenai desain terminal masih menjadi persoalan yang menyebabkan pembangunan belum juga dilakukan.
Kehadiran hotel dan mall mendapat penolakan dari warga yang terhimpun dalam KPTB, warga menilai keberadaan fasilitas pendukung tersebut mengancam keberlangsungan hidup warga sekitar.
Sementara itu, rancangan revitalisasi Terminal Baranangsiang yang disiapkan oleh PT PGI telah direvisi tiga kali. Namun, Pemerintah Kota Bogor belum menyepakati rancangan tersebut, hal ini terkait ketinggian bangunan yang mencapai 17 lantai.
"Tidak ada titik temu desain, antara warga dan PT PGI. Sempat PT PGI mendukung satu rencana dan diterima oleh warga, tapi ketinggian ini yang belum bisa kita izinkan," kata Bima.
Bima menilai, pembangunan gedung 17 lantai di Terminal Baranangsiang akan menimbulkan kemacetan di kawasan tersebut, apalagi tidak didukung dengan adanya pembangunan "underpass".
"PT PGI sudah mau mengalah untuk menurunkan ketinggian menjadi 14 lantai, soal lantai ini masih tergantung hasil kajian tim," kata Bima.
Bima mengatakan, Pemerintah Kota Bogor menginginkan rancangan revitalisasi Terminal Baranangsiang, yakni fasilitas pendukung yang ada di terminal tidak boleh lebih dominan dari fasiltas utamannya, tidak menyebabkan kebangkitan lalu lintas, ruang terbuka hijau dan mengakomodir warga sekitar.
"Kita tidak ingin warga sekitar hanya menjadi office boy, atau karyawan keamanan disana. Tapi kita ingin terminal ini menjadi kebanggaan bersama, yang tidak menimbulkan persoalan baru. Warga yang tinggal di terminal dapat hidup lebih bermatabad, seperti sektor UMKM," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015