Linglung dan bingung merupakan salah satu gejala yang bagi pasien yang mengalami fenomena "long" COVID, di mana gejala COVID-19 tetap bertahan atau timbul lama setelah pasien pulih. Ketua POKJA Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Erlina Burhan mengatakan, pasien COVID-19 seharusnya mengalami pemulihan setelah dua hingga enam pekan.

"Confusion, lingung, bingung, banyak lupa, mau ngomong sesuatu tapi bingung, ini tidak nyaman sekali," Erlina menyebutkan gejala "long" COVID dalam acara daring, Selasa.

Baca juga: Sakit mata bisa jadi salah satu indikator COVID-19
Baca juga: Pakar: Menjaga sistem imunitas tubuh saat pandemi COVID-19 sangat penting

Gejala lainnya meliputi rasa lelah, batuk, kongesti, sesak napas, juga anosmia, sakit kepala dan nyeri badan. Pasien yang mengalami ini juga merasakan diare, mual, juga nyeri abdomen dan nyeri dada.

Dari pasien usia 18-34 tahun yang punya kesehatan baik, sekitar 20 persen dilaporkan mengalami prolonged symptomps, ujar dia. Faktor risiko fenomena ini disebabkan oleh hipertensi, obesitas juga kondisi kesehatan mental.

Meski hasil pemeriksaan klinis menunjukkan kondisi pasien sudah normal, mereka yang mengalami fenomena ini umumnya masih merasakan keluhan hingga berbulan-bulan. Umumnya, fenomena ini dirasakan orang yang terkena COVID-19 dengan gejala sedang, berat atau kritis.

Baca juga: Pemkab Bekasi tambah fasilitas isolasi pasien COVID-19 tanpa gejala

Dia mengatakan, pasien harus ditangani berdasarkan gejala yang dirasakan. Jika masih ada gejala yang terasa mengganggu padahal seharusnya sudah pulih sejak lama, berkonsultasilah kepada dokter yang terkait.

"Kalau sakit kepala, kasih obat sakit kepala, kalau masih batuk, berikan obat batuk. Pendekatannya multidisplin."

Pewarta: Nanien Yuniar

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021