Cibinong, Bogor, (Antara Megapolitan) - Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Bogor Wawan Munawar Sidik mengatakan situs kampung muara yang terletak di Desa Ciaruten Hilir merupakan objek wisata budaya yang patut dijaga dan dilestarikan.
"Situs kampung muara bukan hanya sebagai objek wisata budaya tetapi menjadi wisata edukasi kepada generasi muda untuk mengenal sejarah budaya Indonesia," kata Wawan Munawar Sidik di Cibinong, Jawa Barat, Sabtu.
Ia mengatakan situs kampung muara merupakan salah satu keunggulan objek wisata budaya di Kabupaten Bogor. Karena situs kampung muara banyak memiliki benda budaya yang langka, alami dan unik.
"Di sini banyak ditemukan Prasasti salah satunya Prasasti Ciaruteun yaitu sebuah Prasasti yang berasal dari masa Tarumanagara, yang dikeluarkan oleh Raja Purnawarman pada sekitar abad ke lima masehi," katanya.
Ia mengatakan situs ini merupakan situs berlanjut `multur comporentsitus` yang dipergunakan sejak masa prasejarah hingga sekitar abad ke 16 masehi.
"Itu terlihat pada tahun 1970 dan 1971 berhasil ditemukan sejumlah temuan yang menunjukkan tradisi megalitik seperti menhir, batu dakon, susunan batu berunduk dan susunan batu-batu besar," katanya.
Ia mengatakan sejumlah arca tipe megalitik dan gundukan tanah berupa `tumulus` atau `barrow` yang berasal dari masa yang lebih muda juga ditemukan di situs kampung muara.
"Dengan bukti ada temuan benda fragmen gelang dari batu Kapur, mangkuk perunggu, mani-Manik, kereweng-kereweng dan sejumlah porselen dari abad 12-16 masehi," katanya.
Ia menjelaskan dari hasil analisa juga menujukkan adanya bekas perkampungan dengan bentuk rumah perumpak yang berlatar belakang sosial sesuai dengan lingkungannya. Serta ada juga temuan berupa tradisi upacara megalitik yang hidup berdampingan dengan budaya Hindhu-Budha.
"Buktinya, ditemukan Prasasti Ciaruteun yang sekarang ditempatkan pada lahan berpagar seluas sekitar 1.000 meter persegi dan cungkup berukuran 8 x 8 meter," katanya.
Ia menjelaskan ada prasasti atau sebongkah batu andesit yang ditulis dengan pahatan huruf Palawa berbahasa Sansekerta dalam bentuk puisi India dengan irama anustubh terdiri yang terdiri dari empat baris.
"Berdasarkan pembacaan oleh Poerbatjaraka prasasti tersebut berbunyi `vikkranta syavani pateh`, `srimatah purnnavarmmanah`, `tarumanagarendrasya` dan `visnoriva padadvayam`," katanya.
"artinya Ini (bekas) dua kaki yang seperti kaki dewa Wisnu, ialah kaki yang mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia," katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Situs kampung muara bukan hanya sebagai objek wisata budaya tetapi menjadi wisata edukasi kepada generasi muda untuk mengenal sejarah budaya Indonesia," kata Wawan Munawar Sidik di Cibinong, Jawa Barat, Sabtu.
Ia mengatakan situs kampung muara merupakan salah satu keunggulan objek wisata budaya di Kabupaten Bogor. Karena situs kampung muara banyak memiliki benda budaya yang langka, alami dan unik.
"Di sini banyak ditemukan Prasasti salah satunya Prasasti Ciaruteun yaitu sebuah Prasasti yang berasal dari masa Tarumanagara, yang dikeluarkan oleh Raja Purnawarman pada sekitar abad ke lima masehi," katanya.
Ia mengatakan situs ini merupakan situs berlanjut `multur comporentsitus` yang dipergunakan sejak masa prasejarah hingga sekitar abad ke 16 masehi.
"Itu terlihat pada tahun 1970 dan 1971 berhasil ditemukan sejumlah temuan yang menunjukkan tradisi megalitik seperti menhir, batu dakon, susunan batu berunduk dan susunan batu-batu besar," katanya.
Ia mengatakan sejumlah arca tipe megalitik dan gundukan tanah berupa `tumulus` atau `barrow` yang berasal dari masa yang lebih muda juga ditemukan di situs kampung muara.
"Dengan bukti ada temuan benda fragmen gelang dari batu Kapur, mangkuk perunggu, mani-Manik, kereweng-kereweng dan sejumlah porselen dari abad 12-16 masehi," katanya.
Ia menjelaskan dari hasil analisa juga menujukkan adanya bekas perkampungan dengan bentuk rumah perumpak yang berlatar belakang sosial sesuai dengan lingkungannya. Serta ada juga temuan berupa tradisi upacara megalitik yang hidup berdampingan dengan budaya Hindhu-Budha.
"Buktinya, ditemukan Prasasti Ciaruteun yang sekarang ditempatkan pada lahan berpagar seluas sekitar 1.000 meter persegi dan cungkup berukuran 8 x 8 meter," katanya.
Ia menjelaskan ada prasasti atau sebongkah batu andesit yang ditulis dengan pahatan huruf Palawa berbahasa Sansekerta dalam bentuk puisi India dengan irama anustubh terdiri yang terdiri dari empat baris.
"Berdasarkan pembacaan oleh Poerbatjaraka prasasti tersebut berbunyi `vikkranta syavani pateh`, `srimatah purnnavarmmanah`, `tarumanagarendrasya` dan `visnoriva padadvayam`," katanya.
"artinya Ini (bekas) dua kaki yang seperti kaki dewa Wisnu, ialah kaki yang mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia," katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015