Sukabumi, (Antara Megapolitan) - Penamaan Tugu Kusukabumiku yang baru saja diresmikan Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat dinilai meniru nama produk ekonomi kreatif untuk pembiayaan aksi sosial.

"Nama Kusukabumiku ini sudah saya pakai bertahun-tahun untuk merk produk ekonomi kreatif saya, seperti baju dan merchandise lainnya yang keuntungannya sebagian digunakan untuk bantuan sosial seperti memberikan wawasan lingkungan hidup kepada generasi muda," kata Aktivis Lingkungan Hidup Sukabumi, Budiyanto di Sukabumi, Kamis.

Menurutnya, entah apa yang menjadi filosofi Pemkot Sukabumi menggunakan nama Kusukabumiku untuk tugu barunya itu, padahal nama Kusukabumiku sudah dikenal khususnya di masyarakat Kota Sukabumi.

Bahkan, produk-produknya sering digunakan oleh warga, bahkan banyak wartawan serta aktivis.

Namun, dirinya tidak ingin mempermasalahkan karena nama produknya itu memang belum dipatenkan yang disebabkan terbentur biaya, sebab tujuan utama menamakan Kusukabumiku sebagai merk dagang untuk membiaya kegiatan sosial khususnya dalam mencegah kerusakan alam.

"Saya hanya kecewa saja, tim Pemkot Sukabumi tidak mempunyai kreativitas dalam penamaan. Bahkan, banyak pesan pendek dan telepon yang masuk ke saya yang mengira saya telah bekerjasama dengan pemkot, padahal penamaan Kusukabumiku itu mempunyai filosofi yang sangat berbeda," tambahnya.

Sementara itu, Wali Kota Sukabumi, M Muraz mengatakan pembangunan Tugu Kusukabumiku di pertigaan Jalan Ir H Juanda (Dago)-Jalan R Syamsudin untuk mengingatkan agar warga Sukabumi selalu mencintai bumi dan Sukabumi dan menjadi salah satu icon Kota Sukabumi. Karena di setiap daerah dan negara mempunyai ikon masing-masing.

Seperti, Padang punya Jam Gadang, Surabaya punya Tugu Pahlawan, London punya Big Ben, New York punya Pantung Liberty, Paris punya Menara Eifel, Italia punya Menara Miring Pisa, Singapura ada Patung Singa dan lain-lain.

Bahkan, dirinya menyanggah nama Kusukabumiku tidak menjiplaknya, karena belum ada siapapun yang mempatenkan nama itu.

"Dalam tugu ini juga terpampang sejumlah ikon khas Kota Sukabumi diantaranya ikan air tawar jenis Koi Kumpai dan Nila yang berada di kiri dan kanan sebuah globe," katanya.

Globe dan dua ekor ikan khas Sukabumi itu berada di atas lima tiang yang filosofinya bahwa seluruh generasi harus menjaga sumber daya yang ada.

Di tempat terpisah, wartawan Harian Sindo, Toni Kamajaya mengatakan dirinya sering membeli produk-produk Kusukabumiku dari Budiyanto yang dikenal sebagai aktivis lingkungan hidup.

Salah satunya, kaos yang berlogo Kusukabumiku yang bertuliskan kampanye penyelamatan lingkungan Bumi Untuk Semua dan kampanye penyelamatan Penyu Hijau (Chelonia mydas).

"Seharusnya pemerintah dan timnya bisa lebih kretif lagi dalam menamakan suatu produknya seperti tugu ini, padahal nama Kusukabumiku ini merupakan produk ekonomi kreartif," katanya.

Ia mengatakan Bukan alasan belum dipatenkan, jika seperti ini terus bisa saja nama produk ekonomi kreatif lainnya kembali dicatut yang seharusnya dilindungi.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015