Bekasi, (Antara Megapolitan) - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir melakukan inspeksi mendadak ke Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adhy Niaga di Kota Bekasi, Jawa Barat, yang diindikasikan mengeluarkan ijazah ilegal, Kamis.
"Ada 3.000 mahasiswa, tapi saat saya minta laporan kelulusannya tidak ada," katanya saat melakukan sidak di Bekasi.
Dalam siaran pers yang diterima Antara di Bekasi, kedatangan Nasir ke STIE Adhy Niaga di Jalan Raya Jendral Sudiman, Bekasi Barat, berdasarkan pengaduan masyarakat terkait praktik jual beli ijazah sarjana.
"Ada pengaduan langsung ke saya bahwa STIE Adhy Niaga mengedarkan ijazah tanpa mahasiswanya mengikuti perkuliahan yang lazim di sebuah perguruan tinggi," katanya.
Menurutnya ada berbagai kejanggalan yang ditemukan di kampus yang telah berdiri sejak 1999 lalu itu.
Kejanggalan itu di antaranya jumlah mahasiswa sebanyak 3.000 lebih itu hanya memiliki 24 orang dosen.
"Nanti saya akan kirimkan orang untuk mendalami temuan ini," katanya.
Sidak Menristek Dikti berlangsung selama 30 menit sejak pukul 11.00 WIB dengan mendatangi ruangan Pembantu Ketua I Bidang Administrasi Kurikulum Kusnari.
Di ruang kerja tersebut, Nasir, sempat meminta sejumlah pengelola kampus untuk mengeluarkan sejumlah dokumen mahasiswa, namun pihak kampus tidak dapat menunjukannya.
Selain itu, Nasir juga mengkritisi keadaan kampus yang terkesan tidak terawat serta tidak memiliki fasilitas yang sebanding dengan jumlah mahasiswanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Ada 3.000 mahasiswa, tapi saat saya minta laporan kelulusannya tidak ada," katanya saat melakukan sidak di Bekasi.
Dalam siaran pers yang diterima Antara di Bekasi, kedatangan Nasir ke STIE Adhy Niaga di Jalan Raya Jendral Sudiman, Bekasi Barat, berdasarkan pengaduan masyarakat terkait praktik jual beli ijazah sarjana.
"Ada pengaduan langsung ke saya bahwa STIE Adhy Niaga mengedarkan ijazah tanpa mahasiswanya mengikuti perkuliahan yang lazim di sebuah perguruan tinggi," katanya.
Menurutnya ada berbagai kejanggalan yang ditemukan di kampus yang telah berdiri sejak 1999 lalu itu.
Kejanggalan itu di antaranya jumlah mahasiswa sebanyak 3.000 lebih itu hanya memiliki 24 orang dosen.
"Nanti saya akan kirimkan orang untuk mendalami temuan ini," katanya.
Sidak Menristek Dikti berlangsung selama 30 menit sejak pukul 11.00 WIB dengan mendatangi ruangan Pembantu Ketua I Bidang Administrasi Kurikulum Kusnari.
Di ruang kerja tersebut, Nasir, sempat meminta sejumlah pengelola kampus untuk mengeluarkan sejumlah dokumen mahasiswa, namun pihak kampus tidak dapat menunjukannya.
Selain itu, Nasir juga mengkritisi keadaan kampus yang terkesan tidak terawat serta tidak memiliki fasilitas yang sebanding dengan jumlah mahasiswanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015