Bogor, (Antara Megapolitan) - Forum Komunkasi Masyarakat Industri Kecil Menengah (FKMIKM) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memiliki sejumlah program kerja yang salah satunya merancang pembangunan Kampung Sentra UKM untuk menggerakkan perekonomian masyarakat agar lebih sejahtera.

"Potensi UKM di Kabupaten Bogor sangat besar, oleh karena itu kami (FKMIKM) ingin merancang Kampung Sentra UKM agar lebih tertata rapi," kata Ketua FKMIKM Kabupaten Bogor, Ace Sumanta, di Bogor, Selasa.

Ace menjelaskan Kampung Sentra UKM yang dimaksudkan adalah membentuk sebuah zonasi perkampungan yang memiliki sentra industri kecil menengah sesuai dengan produk unggulannya.

Misalnya Kecamatan Ciomas sebagai Sentral UKM sepatu, Cigudeg sentra pertanian, Jasinga sentra pertanian, Taman Sari sentra sepatu dan sandal, katanya.

"Dengan zonasi ini, selain menjadi pusat produksi kerajinan dalam satu kawasan, juga menjadi peluang untuk destinasi wisata melihat kawasan industri rumahan pengrajin sepatu, sandal, dan tas," kata Ace.

Ia mencontohkan, seperti Kampung Budaya Sindangbarang, yang memiliki kawasan terpadu ataran kesenian serta destinasi wisata, juga diperkuat dan budaya lokal. "Kami ingin menjadikan kecamatan yang menjadi sentra kerajinan ini bisa menjadi satu kawasan terpadu, dimana ada proses produksi, pemasaran dan wisata edukasi," ujarnya.

Menurut Ace, langkah tersebut dilakukan untuk mendorong kemajuan sektor UKM dan IKM di Kabupaten Bogor yang jumlahnya cukup banyak dan tersebar di sejumlah wilayah di kabupaten tersebut. Karena sektor UKM dan IKM menjadi peluang usaha membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Tujuan kami juga meningkatkan kualitas kerajinan yang diproduksi masyarakat sehingga memiliki daya saing tinggi dengan produk luar, sehingga dapat menembus pasar ekspor dan siap bersaing dengan produk impor dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN," kata Ace.

Ace mengatakan saat ini FKMIKM fokus pendampingan pada masyarakat perajin yang ada di tiga kecamatan, yakni Dramaga, Ciomas dan Tamansari. Di tiga kecamatan tersebut terdapat 5.000 pegrajin yang bergerak di bidang kerajinan sepatu, sandal, tas serta hasil pertanian.

Kondisi para perajin UKM maupun IKM di Kabupaten Bogor masih jauh dari perhatian, baik modal, maupun peluang pasar. Kurangnya perhatian tersebut membuat para perajin banyak yang terjerat utang dengan bank keliling.

"Kondisi ini yang menjadi konsen FKMIKM untuk menjembatani komunikasi masyarakat perajin dengan pemerintah agar memiliki akses untuk memproduksi tanpa tersangkut bank keliling dan peluang pasar yang terbuka luas," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015