Purwakarta, (Antara Megapolitan) - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menilai aktor senior Didi Widiatmoko atau Didi Petet berperan luar biasa mengembangkan seni dan budaya, sehingga banyak kalangan yang kehilangan atas meninggalnya Didi Petet.
"Perannya dalam pengembangan seni dan budaya memang sangat luar biasa. Almarhum juga telah berperan besar dalam mengembangkan budaya Sunda," katanya, di Purwakarta, Jumat.
Dalam percaturan perfilman, Didi Petet seringkali memerankan aktor sebagai orang Sunda. Bahkan dalam film Kabayan, Didi Petet tampil cukup imajinatif, lucu dan pemberani sebagai orang Sunda.
Sosok Kabayan dalam film itu juga menunjukkan orang Sunda yang konsisten terhadap cintanya, dan mencintai tanah leluhur.
Menurut dia secara umum sosok Kabayan yang ditampilkan Didi Petet benar-benar menunjukkan orang asli Sunda, yakni cerdas dan jenaka. Gaya bicaranya penuh lelucon tetapi bermakna.
Bupati yang kini dikenal sebagai Budayawan Sunda mengaku sejak masih SMA sering sekali menyaksikan penampilan Didi Petet, baik di film-film maupun dalam pementasan teater. Tetapi baru sekarang ia mengetahui kalau Didi Petet asli Surabaya.
"Sejak beberapa tahun terakhir, saya lebih mengenal dekat dengan Didi Petet. Bahkan sebelumnya ada rencana untuk bersama-sama menggarap drama musikal," katanya.
Sementara itu, Didi Petet (58) meninggal dunia pada Jumat pagi, akibat sakit yang diderita. Ia mengembuskan nafas terakhir di rumahnya, jalan Bambu Apus Nomor 76, Sasak Tinggi, Ciputat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Perannya dalam pengembangan seni dan budaya memang sangat luar biasa. Almarhum juga telah berperan besar dalam mengembangkan budaya Sunda," katanya, di Purwakarta, Jumat.
Dalam percaturan perfilman, Didi Petet seringkali memerankan aktor sebagai orang Sunda. Bahkan dalam film Kabayan, Didi Petet tampil cukup imajinatif, lucu dan pemberani sebagai orang Sunda.
Sosok Kabayan dalam film itu juga menunjukkan orang Sunda yang konsisten terhadap cintanya, dan mencintai tanah leluhur.
Menurut dia secara umum sosok Kabayan yang ditampilkan Didi Petet benar-benar menunjukkan orang asli Sunda, yakni cerdas dan jenaka. Gaya bicaranya penuh lelucon tetapi bermakna.
Bupati yang kini dikenal sebagai Budayawan Sunda mengaku sejak masih SMA sering sekali menyaksikan penampilan Didi Petet, baik di film-film maupun dalam pementasan teater. Tetapi baru sekarang ia mengetahui kalau Didi Petet asli Surabaya.
"Sejak beberapa tahun terakhir, saya lebih mengenal dekat dengan Didi Petet. Bahkan sebelumnya ada rencana untuk bersama-sama menggarap drama musikal," katanya.
Sementara itu, Didi Petet (58) meninggal dunia pada Jumat pagi, akibat sakit yang diderita. Ia mengembuskan nafas terakhir di rumahnya, jalan Bambu Apus Nomor 76, Sasak Tinggi, Ciputat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015