Bogor, 30/4 (Antara) - Warga dan kalangan pengusaha kuliner di jalan-jalan protokol Kota Bogor, Jawa Barat mengharapkan pemerintah dan aparat keamanan setempat menjamin keamanan siang dan malam hari, karena sangat dibutuhkan untuk kelangsungan usaha mereka.

Salah seorang dari puluhan pedagang kuliner asal Kelurahan Menteng Asri, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Budi (35), di Bogor Kamis mengemukakan, sejak maraknya aksi begal beberapa waktu lalu, kebiasaan masyatakat keluar malam hari jauh berkurang.

"Sejak maraknya isu dan aksi begal, serta penembakan di Cimanggu beberapa waktu lalu, masyarakat yang keluar rumah malam untuk jalan-jalan atau belanja makanan bersama keluarga menjadi berkurang. Kondisi itu harus segera dipulihkan," katanya.

Budi, yang bersama dua rekannya biasa jualan makanan dan minuman ringan, seperti pisang bakar, roti bakar, mie rebus, mie goreng, dan aneka minuman di Jalan Raya Cilendek Kota Bogor itu mengaku sangat merasakan berkurangnya masyarakat yang keluar pada malam hari.

"Bukan hanya jadi bahan pembicaraan di kalangan pedagang, dari para pembeli pun mengatakan sekarang takut keluar rumah malam hari sejak maraknya aksi begal itu," ujarnya.

Karena itu, kata Budi lebih lanjut, ia sangat mengharapkan agar aparat keamanan dapat kembali memulihkan kondisi dan rasa aman di masyarakat itu, karena jika tidak maka akan menyulitkan para pedagang berjualan secara aman dan nyaman dan meraih untung.

Pedagang yang mengaku untuk berjualan kuliner membutuhkan modal sekitar Rp15 juta itu menjelaskan pula, pada saat normal, biasanya masyarakat masih banyak yang bepergian dan belanja makanan pada malam hari mulai habis waktu Magrib hingga menjelang tengah malam.

Bahkan, katanya lebih lanjut, jika malam Sabtu atau malam Minggu, atau malam hari-hari libur, suasana masih ramai hingga pukul 01.00 hingga 02.00 WIB.

"Namun, kalau suasana rawan, baru jam sembilan dan sepuluh malam saja suasana sudah agak sepi," ujarnya lagi.

Budi menambahkan pula, rasa aman dan nyaman yang diinginkan masyarakat dan pedagang itu selain aman dari berbagai aski perampokan, juga aksi preman dan aksi kebut-kebutan oleh kawanan Geng Motor.

"Geng Motor itu juga sering meresahkan warga dan pedagang, karena sudah areal jalan yang sempit, kanan-kirinya untuk berjualan, masih dipakai untuk kebut-kebutan," katanya.

Aksi Geng Motor itu biasanya muncul pada malam Minggu atau malam hari libur, selain pada tengah malam aksi mereka bahkan sering sampai menjelang waktu Subuh.

Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto meminta seluruh aparat wilayah camat dan lurah, Satpol PP di daerahnya ikut membantu aparat kepolisian melacak pelaku kejahatan dengan meningkatkan penjagaan dan pengawasan di wilayahnya masing-masing.

"Kami minta sistem keamanan lingkungan (Siskamling), dan ronda diberlakukan kembali. Semua aparat diminta waspada meningkatkan pengawasan wilayah," katanya.

Kasus kejahatan berupa penembakan terhadap Ahmad Markus terjadi Selasa (31/3) malam, sekitar pukul 18.45 WIB.

Ia ditembak pelaku begal yang mencuri sepeda motor milik rekannya.

Korban ditembak di bagian rahang kiri hingga tembus ke pipi, pada saat kejadian korban sedang membonceng rekannya, Gustin Fajar Hermawan yang kehilangan sepeda motornya untuk mengejar pelaku.

Malang nasib korban ditembak dari jarak sangat dekat oleh pelaku hingga menghembuskan nyawa saat dalam perjalanan ke rumah sakit. *

Pewarta: M.Tohamaksun

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015