Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan terkoreksi dipicu kabar adanya varian baru virus Corona di Inggris.
Rupiah Senin sore ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.130 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.110 per dolar AS.
"Hari ini saya lihat sentimen kekhawatiran terhadap tingginya kasus baru COVID-19 dan penyebaran virus Corona varian baru mendorong pelemahan aset berisiko termasuk rupiah," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih terus menggali informasi dari pejabat Inggris mengenai varian baru virus Corona dan mengimbau masyarakat agar waspada terhadap penyebaran penyakit tersebut.
Baca juga: Harga emas tergelincir saat dolar menguat dan investor menunggu stimulus
Sejumlah negara Eropa mulai memberlakukan pembatasan perjalanan dengan rute Inggris mengutip kekhawatiran atas galur baru tersebut, yang menyebar cepat di wilayah tersebut.
"Jenis virus baru yang mulai menyebar menimbulkan pertanyaan soal keampuhan vaksin mencegah virus jenis baru ini," ujar Ariston.
Menurut Ariston, eskalasi kasus baru COVID-19 dan berita soal varian baru virus corona, mengalahkan sentimen positif dari Kongres AS yang mengabarkan kesepakatan stimulus fiskal AS sebesar 900 miliar dolar AS.
"Tadi pagi, kalau stimulus direspons pasar harusnya dolar AS melemah, tapi ini malah menguat," kata Ariston.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.118 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.118 per dolar AS hingga Rp14.149 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.180 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.146 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Rupiah Senin sore ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.130 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.110 per dolar AS.
"Hari ini saya lihat sentimen kekhawatiran terhadap tingginya kasus baru COVID-19 dan penyebaran virus Corona varian baru mendorong pelemahan aset berisiko termasuk rupiah," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih terus menggali informasi dari pejabat Inggris mengenai varian baru virus Corona dan mengimbau masyarakat agar waspada terhadap penyebaran penyakit tersebut.
Baca juga: Harga emas tergelincir saat dolar menguat dan investor menunggu stimulus
Sejumlah negara Eropa mulai memberlakukan pembatasan perjalanan dengan rute Inggris mengutip kekhawatiran atas galur baru tersebut, yang menyebar cepat di wilayah tersebut.
"Jenis virus baru yang mulai menyebar menimbulkan pertanyaan soal keampuhan vaksin mencegah virus jenis baru ini," ujar Ariston.
Menurut Ariston, eskalasi kasus baru COVID-19 dan berita soal varian baru virus corona, mengalahkan sentimen positif dari Kongres AS yang mengabarkan kesepakatan stimulus fiskal AS sebesar 900 miliar dolar AS.
"Tadi pagi, kalau stimulus direspons pasar harusnya dolar AS melemah, tapi ini malah menguat," kata Ariston.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.118 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.118 per dolar AS hingga Rp14.149 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.180 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.146 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020