Bogor, (Antara Megapolitan) - Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Bogor bersama lembaga konservasi "ex-situ" (di luar habitat alami) Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua menyelamatkan seekor Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) di Kabupaten Cianjur.
"TSI yang merupakan institusi yang ditunjuk untuk memegang `Studbook` (pencatat silsilah populasi) Macan Tutul Jawa dan telah sering melakukan program `rescue` karnivora besar sejak tahun 1997 ini dimintai dukungannya untuk melakukan proses `rescue` darurat," kata Humas TSI Cisarua Yulius H Suprihardo kepada Antara di Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Ia menjelaskan secara kronologis pada sekitar Senin (13/4) warga di Desa Sukabakti, Kabupaten Cianjur dikejutkan oleh penemuan seekor Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) di salah satu rumah warga.
Kemudian, pada pukul 22.00 WIB tim BKSDA Bogor serta tim medis TSI pun tiba di Desa Sukabakti.
Pada saat itu, kondisi satwa terlihat lemas dan diduga mengalami dehidrasi sehingga tidak dibutuhkan waktu lama untuk memindahkannya ke kandang angkut.
Setelah dipasang infus, pada Selasa (14/4) pukul 01:00 WIB dinihari Macan Tutul dipindahkan ke TSI Cisarua karena satwa tersebut memang memerlukan perawatan yang intensif.
"Saat ini kondisi satwa kecil itu sudah mengalami peningkatan dan sudah mulai mau makan, namun kondisi dehidrasi dan malnutrisi (kaheksia) yang diderita oleh satwa ini sangat berbahaya dan bisa mematikan," katanya.
Oleh karena itu, katanya, sangat dibutuhkan perhatian dan pengamatan 24 jam oleh tim medis satwa TSI.
Yulius menjelaskan bahwa sebelum kejadian tersebut warga Desa Sukabakti, Kabupaten Cianjur menceritakan selama beberapa hari terakhir mereka kehilangan sandal.
Setelah ditelusuri ternyata ditemukan seekor Macan Tutul Jawa kecil di kolong rumah panggung seorang warga bernama Agus.
Pada Senin (13/4) pagi itu juga, Agus segera melaporkan hal tersebut ke Kepala Desa Sukabakti yang kemudian diteruskan kepada tim Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Bogor.
Setelah itu, satwa pun diamankan di kandang anjing milik warga, hingga kemudian ditangani bersama tim BKSDA dan TSI.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"TSI yang merupakan institusi yang ditunjuk untuk memegang `Studbook` (pencatat silsilah populasi) Macan Tutul Jawa dan telah sering melakukan program `rescue` karnivora besar sejak tahun 1997 ini dimintai dukungannya untuk melakukan proses `rescue` darurat," kata Humas TSI Cisarua Yulius H Suprihardo kepada Antara di Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Ia menjelaskan secara kronologis pada sekitar Senin (13/4) warga di Desa Sukabakti, Kabupaten Cianjur dikejutkan oleh penemuan seekor Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) di salah satu rumah warga.
Kemudian, pada pukul 22.00 WIB tim BKSDA Bogor serta tim medis TSI pun tiba di Desa Sukabakti.
Pada saat itu, kondisi satwa terlihat lemas dan diduga mengalami dehidrasi sehingga tidak dibutuhkan waktu lama untuk memindahkannya ke kandang angkut.
Setelah dipasang infus, pada Selasa (14/4) pukul 01:00 WIB dinihari Macan Tutul dipindahkan ke TSI Cisarua karena satwa tersebut memang memerlukan perawatan yang intensif.
"Saat ini kondisi satwa kecil itu sudah mengalami peningkatan dan sudah mulai mau makan, namun kondisi dehidrasi dan malnutrisi (kaheksia) yang diderita oleh satwa ini sangat berbahaya dan bisa mematikan," katanya.
Oleh karena itu, katanya, sangat dibutuhkan perhatian dan pengamatan 24 jam oleh tim medis satwa TSI.
Yulius menjelaskan bahwa sebelum kejadian tersebut warga Desa Sukabakti, Kabupaten Cianjur menceritakan selama beberapa hari terakhir mereka kehilangan sandal.
Setelah ditelusuri ternyata ditemukan seekor Macan Tutul Jawa kecil di kolong rumah panggung seorang warga bernama Agus.
Pada Senin (13/4) pagi itu juga, Agus segera melaporkan hal tersebut ke Kepala Desa Sukabakti yang kemudian diteruskan kepada tim Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Bogor.
Setelah itu, satwa pun diamankan di kandang anjing milik warga, hingga kemudian ditangani bersama tim BKSDA dan TSI.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015