Denpasar (Antara Megapolitan) - Pemerintah Provinsi Bali segera menjajaki rencana penerbangan langsung dari Provinsi Yunnan dan Hainan di Tiongkok menuju ke Pulau Dewata.
"Pemerintah Hainan dan Yunnan menginginkan segera ada penerbangan langsung ke Bali sehingga akan memudahkan warganya untuk berwisata," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menceritakan pengalaman kunjungannya ke Tiongkok beberapa waktu lalu kepada awak media, di Denpasar, Kamis.
Namun, menurut dia, terkait rencana tersebut masih perlu dikaji lebih matang dengan melihat padatnya lalu lintas penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Bali serta konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan untuk mencapai jarak tempuh dalam satu kali penerbangan baik dari Yunnan maupun Hainan.
"Mereka memang sudah mempunyai maskapai penerbangan sendiri," ujarnya.
Selain wacana mengenai penerbangan langsung, dalam lawatannya ke Tiongkok juga menjajaki peluang lain yang bisa dijalin.
Pastika menambahkan, Provinsi Yunnan dengan luas wilayah lebih dari enam kali luas Pulau Bali dengan penduduk sekitar 47 juta jiwa memiliki kecocokan kerja sama di bidang pariwisata dan pertanian.
"Dengan penduduk sejumlah itu merupakan sumber wisatawan yang signifikan. Namun harapan ini masih terganjal masalah kemampuan bahasa yang dimiliki para pramuwisata di Bali," katanya.
Pastika juga menggarisbawahi hal lain yang perlu ditiru dari kedua provinsi tersebut yaitu dalam bidang pertanian yang lebih mengutamakan pertanian dengan memanfaatkan teknologi sehingga hasil pertanian bisa maksimal.
Selain itu, dalam hal pemakaian teknologi solar cell (listrik tenaga matahari) yang bisa diadopsi di kantor-kantor Pemerintah Provinsi Bali maupun penggunaan kendaraan bertenaga listrik sehingga tidak menyebabkan polusi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Pemerintah Hainan dan Yunnan menginginkan segera ada penerbangan langsung ke Bali sehingga akan memudahkan warganya untuk berwisata," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menceritakan pengalaman kunjungannya ke Tiongkok beberapa waktu lalu kepada awak media, di Denpasar, Kamis.
Namun, menurut dia, terkait rencana tersebut masih perlu dikaji lebih matang dengan melihat padatnya lalu lintas penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Bali serta konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan untuk mencapai jarak tempuh dalam satu kali penerbangan baik dari Yunnan maupun Hainan.
"Mereka memang sudah mempunyai maskapai penerbangan sendiri," ujarnya.
Selain wacana mengenai penerbangan langsung, dalam lawatannya ke Tiongkok juga menjajaki peluang lain yang bisa dijalin.
Pastika menambahkan, Provinsi Yunnan dengan luas wilayah lebih dari enam kali luas Pulau Bali dengan penduduk sekitar 47 juta jiwa memiliki kecocokan kerja sama di bidang pariwisata dan pertanian.
"Dengan penduduk sejumlah itu merupakan sumber wisatawan yang signifikan. Namun harapan ini masih terganjal masalah kemampuan bahasa yang dimiliki para pramuwisata di Bali," katanya.
Pastika juga menggarisbawahi hal lain yang perlu ditiru dari kedua provinsi tersebut yaitu dalam bidang pertanian yang lebih mengutamakan pertanian dengan memanfaatkan teknologi sehingga hasil pertanian bisa maksimal.
Selain itu, dalam hal pemakaian teknologi solar cell (listrik tenaga matahari) yang bisa diadopsi di kantor-kantor Pemerintah Provinsi Bali maupun penggunaan kendaraan bertenaga listrik sehingga tidak menyebabkan polusi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015