Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, melakukan penyemprotan cairan disinfektan atau disinfeksi di lokasi pengungsian warga korban letusan atau erupsi Gunung Ili Lewotolok.
"Disinfeksi ini untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran COVID-19 di pengungsian korban bencana gunung meletus ini," kata Kepala Markas PMI Kabupaten Lembata Nikolaus Hayu, Senin.
Baca juga: PMI kirim personel dan bantuan ke wilayah terdampak letusan Gunung Ili Lewotolok
Menurutnya, penerapan protokol kesehatan menjadi salah satu perhatian PMI di lokasi pengungsian yang terdampak langsung erupsi Gunung Ili Lewotolok, mulai dari menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun (3M) serta lokasinya rutin dilakukan disinfeksi.
Dikatakannya, saat pandemi COVID-19 ini, para pengungsi diharapkan untuk selalu menjaga protokol kesehatan agar shelter ini tetap steril dan bisa meminimalisir penularan virus mematikan tersebut.
Baca juga: PMI kerahkan ratusan personel terlatih ke lokasi terdampak erupsi Merapi
Penyiapan sarana penampungan untuk korban bencana alam di masa pandemi akan menjadi fokus utama agar jangan sampai warga selamat dari bencana alam, tetapi malah menjadi korban COVID-19.
Saat ini kebutuhan darurat untuk warga terdampak erupsi berupa air bersih, family, hygiene kit dan baby kit serta terpal. Selain itu kebutuhan lainnya yang mendesak adalah alat pelindung diri (APD).
"Tentunya ini menjadi tantangan kita semua bagaimana penerapan protokol kesehatan harus diterapkan di pengungsian, walaupun dalam kondisi darurat seperti sekarang," tambahnya.
Baca juga: PMI siagakan ratusan personel di lokasi terdampak erupsi Gunung Merapi
Sementara, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMI Sudirman Said memobilisasi personel untuk melakukan asesmen, evakuasi, siaga dan monitoring informasi lebih lanjut serta berkoordinasi dengan instansi terkait.
"Markas PMI Pusat telah mengirimkan logistik berupa 10 ribu masker, 300 perangkat kebersihan, 200 terpaulin dan 50 rompi ke lokasi bencana erupsi Gunung Ili Lewotolok," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Disinfeksi ini untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran COVID-19 di pengungsian korban bencana gunung meletus ini," kata Kepala Markas PMI Kabupaten Lembata Nikolaus Hayu, Senin.
Baca juga: PMI kirim personel dan bantuan ke wilayah terdampak letusan Gunung Ili Lewotolok
Menurutnya, penerapan protokol kesehatan menjadi salah satu perhatian PMI di lokasi pengungsian yang terdampak langsung erupsi Gunung Ili Lewotolok, mulai dari menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun (3M) serta lokasinya rutin dilakukan disinfeksi.
Dikatakannya, saat pandemi COVID-19 ini, para pengungsi diharapkan untuk selalu menjaga protokol kesehatan agar shelter ini tetap steril dan bisa meminimalisir penularan virus mematikan tersebut.
Baca juga: PMI kerahkan ratusan personel terlatih ke lokasi terdampak erupsi Merapi
Penyiapan sarana penampungan untuk korban bencana alam di masa pandemi akan menjadi fokus utama agar jangan sampai warga selamat dari bencana alam, tetapi malah menjadi korban COVID-19.
Saat ini kebutuhan darurat untuk warga terdampak erupsi berupa air bersih, family, hygiene kit dan baby kit serta terpal. Selain itu kebutuhan lainnya yang mendesak adalah alat pelindung diri (APD).
"Tentunya ini menjadi tantangan kita semua bagaimana penerapan protokol kesehatan harus diterapkan di pengungsian, walaupun dalam kondisi darurat seperti sekarang," tambahnya.
Baca juga: PMI siagakan ratusan personel di lokasi terdampak erupsi Gunung Merapi
Sementara, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMI Sudirman Said memobilisasi personel untuk melakukan asesmen, evakuasi, siaga dan monitoring informasi lebih lanjut serta berkoordinasi dengan instansi terkait.
"Markas PMI Pusat telah mengirimkan logistik berupa 10 ribu masker, 300 perangkat kebersihan, 200 terpaulin dan 50 rompi ke lokasi bencana erupsi Gunung Ili Lewotolok," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020