KPU Kota Depok, Jawa Barat, berencana menggelar debat bagi pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok pada Pilkada 2020 sebanyak tiga kali guna meningkatkan partisipasi pemilih.

"Iya tiga kali debat-nya. Saya berharap debat publik ini bisa meningkatkan partisipasi pemilih," kata Nana di Depok, Kamis.

Untuk debat pertama digelar pada Minggu (22/11) di televisi iNews pada pukul 15.00-17.00 WIB.

Baca juga: KPU Depok: Penghitungan resmi hasil Pilkada 2020 tetap manual

Nana mengatakan debat publik pertama Pilkada Depok bertema tata kelola pemerintahan, pelayanan publik dan hukum di Kota Depok dalam era kebiasaan baru.

Sedangkan debat kedua pada tanggal 30 November 2020 di KompasTV pukul 19.00-21.00 dan debat ketiga pada tanggal 4 Desember 2020 di TVOne pukul 19.00-21.00. Sedangkan kampanye berakhir pada tanggal 5 Desember 2020.

Setelah itu memasuki masa tenang selama tiga hari (6-8 Desember 2020) dan pencoblosan dilakukan pada 9 Desember 2020.

Lebih lanjut Nana mengatakan pihaknya juga menyiarkan di Channel YouTube kpukotadepok untuk menyaksikan debat tersebut.

Baca juga: KPU Depok siapkan bilik khusus untuk pemilih bersuhu 37,3 derajat Celsius ke atas

Sementara itu Anggota Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini mengingatkan agar debat publik jangan hanya sekadar menggugurkan kewajiban dan harus dibuat mampu mengelaborasi gagasan, program, dan kapasitas calon secara maksimal

Titi Anggraini mengatakan pilkada kali ini memiliki tantangan yang cukup berat karena digelar dalam kondisi pandemik COVID-19. Jangan monoton, atau sekadar menggugurkan kewajiban pasangan calon dalam tahapan kampanye Pilkada 2020.

"(Seharusnya) debat di masa pandemik sangat strategis karena bisa menjangkau pemilih lebih masif melalui media penyiaran," ucap dia.

Baca juga: 16.060 bilik suara untuk Pilkada Depok sudah siap

Pilkada memiliki sejumlah tantangan utama karena harus berlangsung di tengah pandemik COVID-19. Kualitas dan kuantitas partisipasi pemilih di masa kampanye menurun.

"Kualitas kompetisi yang bebas dan adil (kompetisi yang kompetitif) bisa terdistorsi karena batasan-batasan kandidat dalam menjangkau pemilih akibat pandemik COVID-19," ujarnya.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020