Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengingatkan masyarakat perihal pentingnya menjaga persatuan dan kebersamaan dalam kehidupan berdemokrasi.

"Indonesia adalah negara demokrasi. Dalam kehidupan berdemokrasi, ada kesetaraan, keberagaman, dan harmoni," kata Zulkifli Hasan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di Pondok Pesantren Al Ghazaly, Kota Bogor, Minggu.

Baca juga: Presiden Jokowi ajak umat Islam untuk meneladani akhlak terbaik Rasulullah

Menurut Zulkifli, dalam kehidupan berdemokrasi harus mengutamakan nilai moral dan hak azasi manusia. "Kalau ada kelompok yang mengabaikan nilai moral, hak-hak kelompok lain, dan memaksakan kehendaknya maka dapat merusak kehidupan berdemokrasi. Karena terjadi konflik dan perpecahan di tengah masyarakat," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Zulkifli juga menceritakan kilas balik sejarah Indonesia, bahwa Indonesia sebelumnya dijajah oleh Belanda selama sekitar 350 tahun. "Penjajahan sangat lama, karena bangsa Indonesia saat itu masih bodoh. Masyarakat diadu domba oleh penjajah, baik antaragama maupun dalam agama," katanya.

Baca juga: Bima Arya pilih fokus di Bogor, tidak calonkan diri jadi ketua umum PAN

Zulkifli menjelaskan, sampai pada awal abad ke-19, baru kemudian muncul kesadaran nasional, untuk bersama-sama melawan penjajah. "Kesadaran nasional itu dimulai dengan lahirnya, ormas Islam Jamiul Khair, pada tahun 1901," katanya.

Setelah itu, kata dia, muncul Sarikat Dagang Islam (SDI), kemudian muncul Sarikat Islam (SI). Dari Gerakan SI, melahirkan ormas-ormas keagamaan lainnya, seperti Muhammadiyah dan Al Wasliyah. "Pada saat itu, masih banyak aspirasi yang berbeda-beda sehingga belum mengerucut pada satu tujuan nasional bersama," katanya.

Baca juga: Zulkifli Hasan tetap menyanjung Bima Arya

Menurut Zulkifli, di sisi lain, lahir gerakan Boedi Oetomo pada 1908, yang kemudian memunculkan gerakan pemuda dari berbagai daerah di Indonesia. "Gerakan Boedi Oetomo ini yang kemudian disebut sebagai awal kebangkitan nasional," katanya.

Pergerakan perjuangan menuju kemerdekaan terus dilakukan. Pada rapat BPUPKI, tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato yang berisi Pancasila.

"Pancasila kemudian disepakati sebagai landasan filosofi negara Indonesia pada 18 Agustus 1945. "Pancasila menjadi landasan filosofi yang menyatukan bangsa Indonesia yang beragam," katanya.

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020