Depok, (Antara Megapolitan) - Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kota Depok Jawa Barat memberikan pelatihan membatik kepada anggota karang taruna se-Kota Depok.

"Kami memberikan perhatian khusus kepada karang taruna sesuai dengan amanah, untuk meningkatkan kewirausahaan dan kemandirian para peserta," kata Kepala Disnakersos Kota Depok, Diah Saadiah, Jumat.

Pelatihan yang diadakan di Aula Graha Insan Cita, Kota Depok ini dalam rangka menyambut bonus demografi sepuluh tahun ke depan.

Pelatihan membatik dilaksanakan melibatkan sedikitnya 50 peserta, dari usia 18-45 tahun.

Ia mengatakan bahan pewarna batik yang digunakan mengandung bahan natural, sehingga tidak membuat polusi tanah. Bahan-bahan tersebut antara lain pewarna dari kayu jati, daun alpukat, daun mangga, kulit manggis, dan sebagainya.

"Panitia akan mengambil lima peserta terbaik untuk dikirim ke Malaysia guna mempromosikan batik khas Depok," katanya.

Ia berharap lima peserta terbaik yang lulus mampu memperkenalkan motif batik Depok agar populer sampai mancanegara.

Pelatihan yang baru pertama kali digelar ini, diharapkan mampu melestarikan batik Depok dan menjadi peluang bisnis baru bagi warga sekitar.

Motif batik Depok memiliki makna yang tentunya berbeda sesuai dengan "kekhasan" yang ingin ditampilkan. Umumnya motif dan corak batik Depok mengandung simbol-simbol Kota Depok dan ikon Kota Depok.

Seperti, motif ikan hias (manfish), yang memang khas berasal dari Kota Depok utamanya di daerah Kecamatan Sawangan, dan motif Belimbing, karena Belimbing sebagai ikon Kota Depok.

Kekhasan Batik Depok didominasi oleh simbol-simbol Kota Depok seperti lambang Kota Depok Paricara Dharma, Gong si Bolong, Topeng Cisalak, tanaman hias, ikan hias, dan lain sebagainya.

Bila dilihat dari segi motif dan simbol, ada beberapa macam yaitu Paricara Dharma merupakan semboyan Kota Depok yang merupakan amanah semua komponen masyarakat Depok, mengutamakan pengabdian yang baik, benar, dan adil.

Untuk motif batik `One Day No Rice` (ODNR) karena bermotif berbagai varian karbohidrat yang dapat dikonsumsi sebagai pengganti nasi dan memiliki indeks glikemik yang rendah, seperti jagung, kentang, singkong, ubi, talas, dan sagu. Dalam motif batik ini, menyiratkan bahwa karbohidrat itu tidak selalu berasal dari padi.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015