Sebanyak 17 rumah di Perumahan Griya Cimanggu Indah Kelurahan Kedung Badak Kedamatan Tanah Sereal, Kota Bogor, Minggu, terendam banjir akibat hujan deras yang turun pada Sabtu (24/10) malam dan saluran drainase tersumbat material longsor.
Air banjir tersebut merendam rumah warga dengan ketinggian sekitar 50 cm atau selutut orang dewasa tapi ada juga yang mencapai satu meter. Warga terdampak banjir bertahan umumnya mengungsi di lantai dua rumah mereka.
Warga kemudian dievakuasi oleh petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor menggunakan perahu karet ke lokasi yang lebih aman.
Baca juga: 22.000 jiwa warga Bojongkulur terdampak banjir luapan Sungai Cileungsi
BPBD Kota Bogor juga menurunkan alat berat di lokasi banjir untuk mengurai sumbatan pada drainase akibat material tanah longsor.
"Kami mengevakuasi warga yang terjebak banjir," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Bogor, Jarwo.
Menurut Jarwo, ada juga warga yang enggan dievakuasi dan memilih bertahan di lantai dua rumahnya sampai menunggu air surut. "Kepada warga yang memilih bertahan di rumahnya, kami menyalurkan bantuan logistik ke rumah mereka, menggunakan perahu karet," katanya.
Baca juga: Hujan ekstrem akibatkan banjir dan longsor terjadi di Bogor (video)
Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau lokasi banjir di perumahan Griya Cimanggu Indah pada Minggu sore.
BPBD Kota Bogor menurunkan bantuan alat berat di lokasi banjir untuk mengurai sumbatan pada drainase yang tersumbat, mengevakuasi warga yang terjebak banjir, serta mengirimkan bantuan logistik.
Sedangkan, Dinas Sosial Kota Bogor menurunkan bantuan berupa natura bagi warga terdampak banjir. Tim gabungan Pemkot Bogor dan relawan juga berusaha mengurangi genangan air banjir dengan menggunakan pompa apung.
Baca juga: Warga diminta waspadai meluapnya Sungai Ciliwung
Bima Arya yang tiba di lokasi pada Minggu sore, langsung memimpin langsung penanganan banjir. Bima Arya juga sempat mengunjungi rumah warga yang terdampak banjir untuk mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan.
"Ada bangunan liar yang longsor kemudian puing-puingnya itu menutupi saluran air. Sudah ketemu titiknya tapi kita sedang mengusahakan mempercepat normalisasi. Karena ada longsor dan menyumbat drainase sehingga air tidak bisa mengalir," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Air banjir tersebut merendam rumah warga dengan ketinggian sekitar 50 cm atau selutut orang dewasa tapi ada juga yang mencapai satu meter. Warga terdampak banjir bertahan umumnya mengungsi di lantai dua rumah mereka.
Warga kemudian dievakuasi oleh petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor menggunakan perahu karet ke lokasi yang lebih aman.
Baca juga: 22.000 jiwa warga Bojongkulur terdampak banjir luapan Sungai Cileungsi
BPBD Kota Bogor juga menurunkan alat berat di lokasi banjir untuk mengurai sumbatan pada drainase akibat material tanah longsor.
"Kami mengevakuasi warga yang terjebak banjir," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Bogor, Jarwo.
Menurut Jarwo, ada juga warga yang enggan dievakuasi dan memilih bertahan di lantai dua rumahnya sampai menunggu air surut. "Kepada warga yang memilih bertahan di rumahnya, kami menyalurkan bantuan logistik ke rumah mereka, menggunakan perahu karet," katanya.
Baca juga: Hujan ekstrem akibatkan banjir dan longsor terjadi di Bogor (video)
Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau lokasi banjir di perumahan Griya Cimanggu Indah pada Minggu sore.
BPBD Kota Bogor menurunkan bantuan alat berat di lokasi banjir untuk mengurai sumbatan pada drainase yang tersumbat, mengevakuasi warga yang terjebak banjir, serta mengirimkan bantuan logistik.
Sedangkan, Dinas Sosial Kota Bogor menurunkan bantuan berupa natura bagi warga terdampak banjir. Tim gabungan Pemkot Bogor dan relawan juga berusaha mengurangi genangan air banjir dengan menggunakan pompa apung.
Baca juga: Warga diminta waspadai meluapnya Sungai Ciliwung
Bima Arya yang tiba di lokasi pada Minggu sore, langsung memimpin langsung penanganan banjir. Bima Arya juga sempat mengunjungi rumah warga yang terdampak banjir untuk mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan.
"Ada bangunan liar yang longsor kemudian puing-puingnya itu menutupi saluran air. Sudah ketemu titiknya tapi kita sedang mengusahakan mempercepat normalisasi. Karena ada longsor dan menyumbat drainase sehingga air tidak bisa mengalir," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020