Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana mengatakan pentingnya Indonesia menjaga politik luar negeri yang bebas aktif, baik terhadap China, AS, maupun negara manapun.

Pernyataan tersebut disampaikan Hikmahanto untuk merespon rencana kedatangan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Michael Pompeo ke Indonesia.

Setelah Menteri Pertahanan Prabowo mengunjungi AS, menurut rencana Pompeo akan datang ke Indonesia.

"Menjadi pertanyaan di masa pandemi Covid 19 ini dan mendekatnya pelaksanaan Pemilihan Presiden di AS, mengapa para pejabat AS intens berhubungan dengan para mitranya di Indonesia," ujar Hikmahanto Juwana dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Kemungkinan besar ini terkait dengan kekhawatiran AS terhadap Indonesia yang dianggap terlalu dekat dengan China.

Baca juga: Soal COVID-19, Hikmahanto sebut tidak mudah bagi siapapun menggugat China

"Belakangan ini China sangat agresif di Laut China Selatan," ujar Hikmahanto.

Bahkan dengan kekuatan ekonominya dan penemuan vaksin telah mengembangkan pengaruh di negara-negara kawasan.

Baca juga: Menerima 600 WNI eks ISIS, pemerintah diminta mempertimbangkan dua hal

Ekonomi China yang agresif bahkan menurut buku putih Departemen Pertahanan AS, memungkinkan China meminta sejumlah negara untuk membangun pangkalan militer, termasuk Indonesia.

Baca juga: Hikmahanto: Imigrasi perlu lakukan pengecekan atas status Agnes Mo

"AS tentunya berharap Indonesia berada di belakang AS. Permintaan AS untuk mendaratkan pesawat tempur mata- mata dapat diartikan demikian," kata Hikmahanto.

Disinilah pentingnya pengambil kebijakan di Indonesia untuk menjaga politik luar negeri bebas aktif baik terhadap China, AS, maupun negara manapun.
 

Pewarta: Azis Kurmala

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020