Sukabumi, (Antaranews Bogor) - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN Jawa Barat menyebutkan salah satu penyebab lonjakan penduduk di Jabar karena masih banyak remaja putri yang nikah muda.
"Dari hasil pendataan yang kami lakukan, masih banyak remaja putri yang menikah di usia di bawah 20 tahun, apalagi daerah pelosok mayoritas warganya menikah di bawah 20 tahun," kata Kasubbid Advokasi Komunikasi Informasi dan Edukasi BKKBN Provinsi Jabar Elma Triyulianti kepada Antara di Sukabumi, Senin.
Menurutnya, jumlah pendudukan di Jabar yang saat ini mencapai 45 juta jiwa jika masyarakatnya masih terbiasa menikah pada usia di bawah 20 tahun maka lonjakan penduduk setiap tahunnya tidak akan terbendung. Dari data paling banyak remaja putri yang menikah di bawah 20 tahun yakni Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Indramayu.
Adapun penyebab nikah muda, seperti faktor ekonomo, budaya, pemahaman agama dan pendidikan. Dari hasil survei di lapangan empat faktor tersebut merupakan masalah di mana remaja putri lebih memilih menikah muda, sebenarnya ideal wanita menikah pada usia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun. Usia itu disebut ideal karena pada umur tersebut sudah bisa dikatakan pola pikirnya lebih intelek dan kecerdasan emosionalnya pun relatif stabil.
"Bahkan kami juga banyak menemukan ada remaja putri yang menikah di usia 15 tahun bahkan sudah mempunyai anak atau mengandung," tambahnya.
Sementara, Anggota Komisi IX DPR RI, Dewi Asmara mengatakan pemerintah saat ini sudah mempunyai progam pengendalian dan mencegah pernikahan dini sebagai generasi muda produktif. Progam ini dibentuk bertujuan selain untuk meningkatkan kesejahteraan juga antisipasi terjadinya lonjakan penduduk khususnya di wilayah Jabar.
"Lonjakan penduduk relatif tidak mudah terkontrol atau lebih cepat, yang imbasnya negara harus mengeluarkan biaya lebih besar dalam peningkatan kesejahteraan apalagi Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Dari hasil pendataan yang kami lakukan, masih banyak remaja putri yang menikah di usia di bawah 20 tahun, apalagi daerah pelosok mayoritas warganya menikah di bawah 20 tahun," kata Kasubbid Advokasi Komunikasi Informasi dan Edukasi BKKBN Provinsi Jabar Elma Triyulianti kepada Antara di Sukabumi, Senin.
Menurutnya, jumlah pendudukan di Jabar yang saat ini mencapai 45 juta jiwa jika masyarakatnya masih terbiasa menikah pada usia di bawah 20 tahun maka lonjakan penduduk setiap tahunnya tidak akan terbendung. Dari data paling banyak remaja putri yang menikah di bawah 20 tahun yakni Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Indramayu.
Adapun penyebab nikah muda, seperti faktor ekonomo, budaya, pemahaman agama dan pendidikan. Dari hasil survei di lapangan empat faktor tersebut merupakan masalah di mana remaja putri lebih memilih menikah muda, sebenarnya ideal wanita menikah pada usia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun. Usia itu disebut ideal karena pada umur tersebut sudah bisa dikatakan pola pikirnya lebih intelek dan kecerdasan emosionalnya pun relatif stabil.
"Bahkan kami juga banyak menemukan ada remaja putri yang menikah di usia 15 tahun bahkan sudah mempunyai anak atau mengandung," tambahnya.
Sementara, Anggota Komisi IX DPR RI, Dewi Asmara mengatakan pemerintah saat ini sudah mempunyai progam pengendalian dan mencegah pernikahan dini sebagai generasi muda produktif. Progam ini dibentuk bertujuan selain untuk meningkatkan kesejahteraan juga antisipasi terjadinya lonjakan penduduk khususnya di wilayah Jabar.
"Lonjakan penduduk relatif tidak mudah terkontrol atau lebih cepat, yang imbasnya negara harus mengeluarkan biaya lebih besar dalam peningkatan kesejahteraan apalagi Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015