Anggota DPRD Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya alias AW kecewa pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang tak kunjung memfungsikan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.
"Kenapa alat itu tidak dipergunakan? Alat yang paling efektif untuk mengukur berapa jumlah sebaran warga yang terinfeksi COVID-19 hanya dengan cara swab test (usap)," ujar Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jawa Barat itu saat dihubungi Antara, Senin.
Baca juga: Empat alat PCR belum terpakai, Dinas Kesehatan Bogor ingin beli lagi
Menurut legislator asal Kabupaten Bogor itu, semestinya alat tersebut sudah dapat difungsikan sejak diserahkan dari Pemprov Jabar pada akhir Agustus 2020 lalu, sehingga bisa mempercepat proses uji spesimen tes usap di Kabupaten Bogor.
"Fraksi Partai Demokrat menekankan betul kepada eksekutif agar tes PCR bisa dilakukan lebih masif lagi, apalagi bagi warga yang tinggal di daerah penyangga DKI Jakarta. Eh, ternyata sekarang sudah dikasih (alat PCR) malah, tidak dipakai," sesal Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat itu.
AW mengaku kesal terhadap lambatnya proses tes PCR di Kabupaten Bogor yang lamanya bisa mencapai tiga pekan, dari pengambilan spesimen melalui tes usap.
Baca juga: Jauh dari target, Kabupaten Bogor baru lakukan 14.841 tes PCR
"Kemana dan ngapain? Di mana problemnya, SDM? Belajar dan minta bantuan dong, harus gercep (gerak cepat) kan? Masa urusan yang begini penting, kerjanya lemot. Pergunakan falsafah keselamatan warga adalah utama, supaya etos dan tanggung jawab pelayanan kerja pemerintah itu maksimal," tuturnya.
Ia juga menyayangkan rencana Dinas Kabupaten Bogor yang malah berencana membeli alat PCR baru, meski sudah memiliki enam unit, dan empat di antara belum terpakai.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor Jawa Barat berencana membeli alat (Polymerase Chain Reaction) PCR, meski sudah memiliki enam unit tapi empat di antaranya belum terpakai.
Baca juga: Kabupaten Bogor optimistis penuhi target tes usap yang ditetapkan WHO
"Baru (alat PCR) RSUD Cibinong dan Ciawi yang sudah terintegrasi atau teregister dengan Litbangkes pusat," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor, Dedi Syarif saat dihubungi, Jumat (2/10).
Menurutnya, masing-masing rumah sakit umum daerah (RSUD) di Kabupaten Bogor, yakni di Ciawi, Cibinong, Cileungsi, dan Leuwiliang sudah memiliki alat PCR. Kemudian, dua unit lainnya ada di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), merupakan bantuan dari Pemerintah Provonsi Jawa Barat dan Mobile Lab Biosafety Level (BSL) 2.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Kenapa alat itu tidak dipergunakan? Alat yang paling efektif untuk mengukur berapa jumlah sebaran warga yang terinfeksi COVID-19 hanya dengan cara swab test (usap)," ujar Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jawa Barat itu saat dihubungi Antara, Senin.
Baca juga: Empat alat PCR belum terpakai, Dinas Kesehatan Bogor ingin beli lagi
Menurut legislator asal Kabupaten Bogor itu, semestinya alat tersebut sudah dapat difungsikan sejak diserahkan dari Pemprov Jabar pada akhir Agustus 2020 lalu, sehingga bisa mempercepat proses uji spesimen tes usap di Kabupaten Bogor.
"Fraksi Partai Demokrat menekankan betul kepada eksekutif agar tes PCR bisa dilakukan lebih masif lagi, apalagi bagi warga yang tinggal di daerah penyangga DKI Jakarta. Eh, ternyata sekarang sudah dikasih (alat PCR) malah, tidak dipakai," sesal Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat itu.
AW mengaku kesal terhadap lambatnya proses tes PCR di Kabupaten Bogor yang lamanya bisa mencapai tiga pekan, dari pengambilan spesimen melalui tes usap.
Baca juga: Jauh dari target, Kabupaten Bogor baru lakukan 14.841 tes PCR
"Kemana dan ngapain? Di mana problemnya, SDM? Belajar dan minta bantuan dong, harus gercep (gerak cepat) kan? Masa urusan yang begini penting, kerjanya lemot. Pergunakan falsafah keselamatan warga adalah utama, supaya etos dan tanggung jawab pelayanan kerja pemerintah itu maksimal," tuturnya.
Ia juga menyayangkan rencana Dinas Kabupaten Bogor yang malah berencana membeli alat PCR baru, meski sudah memiliki enam unit, dan empat di antara belum terpakai.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor Jawa Barat berencana membeli alat (Polymerase Chain Reaction) PCR, meski sudah memiliki enam unit tapi empat di antaranya belum terpakai.
Baca juga: Kabupaten Bogor optimistis penuhi target tes usap yang ditetapkan WHO
"Baru (alat PCR) RSUD Cibinong dan Ciawi yang sudah terintegrasi atau teregister dengan Litbangkes pusat," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor, Dedi Syarif saat dihubungi, Jumat (2/10).
Menurutnya, masing-masing rumah sakit umum daerah (RSUD) di Kabupaten Bogor, yakni di Ciawi, Cibinong, Cileungsi, dan Leuwiliang sudah memiliki alat PCR. Kemudian, dua unit lainnya ada di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), merupakan bantuan dari Pemerintah Provonsi Jawa Barat dan Mobile Lab Biosafety Level (BSL) 2.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020