Purwakarta, (Antaranews Bogor) - Perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, memastikan penertiban karamba jaring apung di sekitar Waduk Jatiluhur berlangsung lama, karena cukup banyaknya jumlah petak/unit karamba jaring apung.
Direktur Pengelolaan Air Perusahaan Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur Harry M Sungguh, dihubungi di Purwakarta, Minggu mengatakan, penertiban karamba jaring apung telah dilakukan secara bertahap, sejak awal Januari 2015.
Ia mengatakan, karamba jaring apung di Waduk Jatiluhur tersebar di sekitar waduk yang luasnya mencapai 8.300 hektare. Sedangkan karamba jaring apung yang harus diangkat mencapai 20.000 petak.
Dilihat dari jumlah karamba jaring apung yang harus diangkat, itu dinilainya cukup banyak. Karena itu, proses penertiban akan berlangsung lama, dan sulit untuk diselesaikan selama 2015.
"Penertiban karamba jaring apung akan terus dilakukan. Kami menargetkan selama sepekan bisa menertibkan 90 unit karamba jaring apung," katanya.
Menurut dia, saat ini penertiban karamba jaring apung dikhususkan untuk karamba ilegal atau yang tidak memiliki surat izin usaha perikanan.
Di sekitar waduk Jatiluhur, kata dia, karamba jaring apung yang ilegal mencapai sekitar 1.000 unit. Selain itu, juga akan ditertibkan karamba jaring apung yang berizin, tetapi kondisinya sudah rusak dan tidak digunakan petani.
Ia mengaku saat ini sudah menertibkan sekitar 95 unit/petak karamba jaring apung. Penertibannya itu sendiri digelar secara bersama-sama dengan petugas TNI/Polri, Satpol PP, pemerintah daerah setempat, dan PJT II Jatiluhur.
Sebelum melakukan penertiban, petugas terlebih dahulu melakukan pemutusan beberapa instalasi jaringan listrik yang masih terpasang ke karamba jaring apung. Hal itu diperlukan demi keselamatan bersama.
Penertiban karamba jaring apung sendiri dilakukan karena kini jumlah karamba sudah cukup banyak dan berdampak terhadap kualitas air Waduk Jatiluhur.
Selain itu, limbah dari karamba jaring apung itu bisa menyebabkan kerusakan turbin. Bahkan, dampak terparah dari limbah pakan ikan bisa membuat korosi pada konstruksi bendungan.
Sesuai dengan kajian, di Waduk Jatiluhur itu jumlah ideal petak karamba jaring apung hanya sekitar 3.000 unit. Tetapi kini sudah mencapai lebih dari 23 ribu unit.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
Direktur Pengelolaan Air Perusahaan Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur Harry M Sungguh, dihubungi di Purwakarta, Minggu mengatakan, penertiban karamba jaring apung telah dilakukan secara bertahap, sejak awal Januari 2015.
Ia mengatakan, karamba jaring apung di Waduk Jatiluhur tersebar di sekitar waduk yang luasnya mencapai 8.300 hektare. Sedangkan karamba jaring apung yang harus diangkat mencapai 20.000 petak.
Dilihat dari jumlah karamba jaring apung yang harus diangkat, itu dinilainya cukup banyak. Karena itu, proses penertiban akan berlangsung lama, dan sulit untuk diselesaikan selama 2015.
"Penertiban karamba jaring apung akan terus dilakukan. Kami menargetkan selama sepekan bisa menertibkan 90 unit karamba jaring apung," katanya.
Menurut dia, saat ini penertiban karamba jaring apung dikhususkan untuk karamba ilegal atau yang tidak memiliki surat izin usaha perikanan.
Di sekitar waduk Jatiluhur, kata dia, karamba jaring apung yang ilegal mencapai sekitar 1.000 unit. Selain itu, juga akan ditertibkan karamba jaring apung yang berizin, tetapi kondisinya sudah rusak dan tidak digunakan petani.
Ia mengaku saat ini sudah menertibkan sekitar 95 unit/petak karamba jaring apung. Penertibannya itu sendiri digelar secara bersama-sama dengan petugas TNI/Polri, Satpol PP, pemerintah daerah setempat, dan PJT II Jatiluhur.
Sebelum melakukan penertiban, petugas terlebih dahulu melakukan pemutusan beberapa instalasi jaringan listrik yang masih terpasang ke karamba jaring apung. Hal itu diperlukan demi keselamatan bersama.
Penertiban karamba jaring apung sendiri dilakukan karena kini jumlah karamba sudah cukup banyak dan berdampak terhadap kualitas air Waduk Jatiluhur.
Selain itu, limbah dari karamba jaring apung itu bisa menyebabkan kerusakan turbin. Bahkan, dampak terparah dari limbah pakan ikan bisa membuat korosi pada konstruksi bendungan.
Sesuai dengan kajian, di Waduk Jatiluhur itu jumlah ideal petak karamba jaring apung hanya sekitar 3.000 unit. Tetapi kini sudah mencapai lebih dari 23 ribu unit.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015