Cibinong, (Antaranews Bogor) - Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang diterjunkan ke lapangan, memastikan hanya dua orang positif terkena penyakit demam berdarah dengue.

"Dan dari dua kasus positif demam berdarah dengue (DBD) itu tidak ada yang meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor dr Camalia W Sumaryana di Cibinong, Jumat.

Ia menjelaskan, berdasarkan pemberitaan di media masa yang menyebutkan ada delapan kasus DBD, sebenarnya "suspect" (terduga), yang belum tentu positif demam berdarah.

Menurut dia, tim yang turun ke lapangan menemukan hanya dua orang positif DBD dan tidak meninggal dunia.

Sedangkan satu orang yang meninggal berdasarkan hasil pemeriksaan rumah sakit bukan karena demam berdarah.

Hasil laboratorium, katanya, sama sekali tidak menunjukkan pasien positif demam berdarah.

Meski demikian, katanya, kasus itu merupakan perhatian dan peringatan pihaknya agar lebih baik lagi memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Ia menjelaskan, pada 2014, terdapat 1.834 kasus DBD di Kabupaten Bogor.

Dari jumlah tersebut ada 29 orang yang meninggal dunia, dikarenakan adanya keterlambatan penanganan.

"Maka, ini harus jadi `warning` untuk masyarakat ketika tubuh pasien terasa panas jangan ditunggu, langsung segera berobat paling dekat ke Puskesmas," katanya.

Dari 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor, katanya, 10 di antaranya merupakan daerah endemis DBD.

Di daerah endemis inilah yang secara rutin petugas dari Dinkes melakukan "fogging" (pengasapan) secara fokus.

Namun, meski belum dinyatakan positif demam berdarah, petugas sudah harus turun melakukan survey lokasi dibantu oleh aparat setempat atau kader.

Kemudian proses uji laboratorium untuk memastikan pasien positif demam berdarah pun tidak lama, karena pada hari itu pun hasilnya bisa keluar.

"Jadi jika positif demam berdarah bisa langsung dilakukan `fogging`," katanya.

Namun, pihaknya perlu meluruskan mengenai "fogging", di mana tidak serta merta dilakukan, terlebih jika "suspect" belum positif demam berdarah.

Melakukan "fogging" tanpa ada kepastian positif demam berdarah, katanya, adalah satu pemahaman yang salah.

Yang perlu diperhatikan oleh masyarakat adalah abatisasi, yaitu penaburan abate dengan dosis 10 gram untuk 100 liter air pada tampungan air yang ditemukan jentik nyamuk.

Selain itu, penggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M, yaitu menguras, menutup tampungan air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk, kata Camalia.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015