Bogor, (Antaranews Bogor) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, segera menetapkan ulang harga eceran tertinggi (HET) gas elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram (3kg) di tingkat pangkalan menyusul turunya harga BBM.

"Secara otomatis jika BBM turun maka harga gas elpiji subsidi juga ikut turun, karena penetapan HET ada dua unsur harga dari pertamina ditambah biaya operasional," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Mangahit Sinaga, di Bogor, Rabu.

Sinaga mengatakan Pemerintah Kota Bogor akan segera melakukan rapat pembahasan HET gas elpiji 3kg yang akan diagendakan berlangsung Kamis (22/1). Penetapan harga eceran tertinggi gas bersubsidi ini dilakukan untuk mengendalikan harga.

Rapat penetapan ulang HET elpiji 3kg rencananya akan diikuti oleh Sekretaris Daerah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Hiswanamigas. Tim akan menghitung ulang besaran HET yang akan ditetapkan.

"Rapat ini membahas penetapan ulang harga eceran tertinggi (HET) elpiji 3kg yang baru di tingkat pangkalan," katanya.

Ia mengatakan sebelumnya Pemerintah Kota Bogor telah menetapkan HET gas eliji 3kg pada pertengahan Desember 2014 pasca kenaikan harga BBM yakni dari Rp14.000 per tabung menjadi Rp16.000 per tabung.

Penetapan HET elpiji 3kg tersebut dilakukan karena harga jual gas bersubsidi di tingkat agen dan pasaran tidak terkontrol yakni dari Rp18.000 per tabung bahkan menembus Rp20.000 per tabung.

"Dengan adanya HET ini, pangkalan tidak boleh menjual lebih dari ketentuan yang sudah ditetapkan," katanya.

Menurut Sinaga, dengan adanya penurunan harga BBM per 18 Januari 2015, maka Pemerintah Kota Bogor secepatnya penetapkan ulang harga eceran tertinggi gas elpiji 3kg di tingkat pangkalan.

Ia menyebutkan, terdapat 430 pangkalan gas elpiji yang tersebar di Kota Bogor. Setiap pangkalan wajib menjual gas elpiji 3kg dengan harga eceran tertinggi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

"Kalau ada yang menjual melebihi HET yang ditetapkan akan kami tindak, memberikan sanksi dan distop pasokannya untuk pangkalan yang melanggar," kata Sinaga.

Ia menambahkan kebutuhan tabung gas elpiji 3kg di masyarakat Kota Bogor sebanyak 750.000 tabung per bulannya. Jumlah tersebut tidak terjadi penambahan seiring dengan naiknya harga gas 12kg.

"Kami melakukan pengawasan dan monitor, sampai saat ini belum ada penambahan pasokan dari kebutuhan. Artinya permintaan masih normal," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015