Bogor, (Antaranews Bogor) - Pascakejadian pohon tumbang yang menimpa pengunjung hingga menewaskan enam orang, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor - LIPI melakukan penebangan sejumlah pohon yang digolongkan rawan dan berpotensi roboh.
"Ya sudah dua hari ini kita lakukan identifikasi dan penebangan, sudah ada enam pohon yang kami tebang, semuanya masih terkonsentrasi di lokasi kejadian pohon tumbang Jalan Astrid," kata Kepala PKT Kebun Raya Bogor-LIPI, Didik Widyatmoko kepada Antara saat dihubungi, Rabu malam.
Didik mengatakan, pohon yang ditebang oleh perugas Kebun Raya Bogor adalah jenis Damar Agathis Borneo, yakni pohon yang sama saat insiden kecelakaan.
Menurutnya, pohon Damar Agathis Borneo ini bukan pohon koleksi Kebun Raya Bogor, fungsinya hanya sebagai pohon pengarah dan kebanyakan berada di Jalan Astrid.
"Kalau pohon koleksi itu jenisnya tercatat dalam data base dan kita memiliki bibitnya yang disimpan dalam konservasi. Kalau damar bukan pohon koleksi hanya pohon pengarah saja," kata Didik.
Ia mengatakan terdapat 100 pohon damar di dalam Kebun Raya Bogor, dan pohon-pohon yang ditebang selama dua hari ini sudah berusia 100 tahun.
Dikatakannya, selama sepakan ini manajemen Kebun Raya Bogor melakukan pendataan dan penebangan sejumlah pohon yang tergolong rawan dan berpotensi roboh.
Penebangan ini melibatkan seluruh tenaga kerja Kebun Raya Bogor termasuk para peneliti. Mereka bertugas dibagi dalam 12 lingkungan dimana satu lingkungan ada tiga penelitinya.
"Penembangan tidak harus dari pangkalnya, kita menembang untuk mengurangi beban pohon ini, tetapi ada juga yang ditebang habis, dilihat potensi kerawanannya," kata Didik.
Ia menambahkan, selama proses penebangan dilakukan Kebun Raya Bogor tetap melayani pengunjung yang datang, tetapi pengunjung diarahkan ke zona-zona yang tidak ada aktivitas pendataan dan penebangan.
Sementara itu, sejumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit PMI sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah memungkinkan untuk rehat di rumah.
"Sampai hari kemarin (Selasa-red) dari tujuh pasien yang dirawat di RS PMI sudah pulang dua orang, jadi hanya tersisa lima orang lagi yang dirawat. Kita berharap secara perlahan-lahan pasien dapat pulih kembali," kata Didik.
Peristiwa pohon tumbang di Kebun Raya Bogor terjadi Minggu (11/1) sekitar pukul 10.15 WIB. Mereka yang menjadi korban merupakan karyawan PT Asalta Mandiri Agung yang merupakan anggota Ikatan Serikat Buruh Indonesia-Bogor.
Mereka datang ke Kebun Raya Bogor menghadiri acara silaturahmi sekaligus diskusi tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).
Saat kejadian mereka sedang berkumpul di Jalan Astrid atau tepat berada di bawah pohon Damar Agathis Boerneo yang mengalami patah di bagi tengahnya.
Total korban yang dilarikan ke RS PMI sebanyak 30 orang, mereka terdiri dari enam orang meninggal dunia dan sisanya luka-luka. Saat ini korban yang masih menjalani perawatan sebanyak lima orang di RS PMI dan satu orang di RS Vania Sukasari.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Ya sudah dua hari ini kita lakukan identifikasi dan penebangan, sudah ada enam pohon yang kami tebang, semuanya masih terkonsentrasi di lokasi kejadian pohon tumbang Jalan Astrid," kata Kepala PKT Kebun Raya Bogor-LIPI, Didik Widyatmoko kepada Antara saat dihubungi, Rabu malam.
Didik mengatakan, pohon yang ditebang oleh perugas Kebun Raya Bogor adalah jenis Damar Agathis Borneo, yakni pohon yang sama saat insiden kecelakaan.
Menurutnya, pohon Damar Agathis Borneo ini bukan pohon koleksi Kebun Raya Bogor, fungsinya hanya sebagai pohon pengarah dan kebanyakan berada di Jalan Astrid.
"Kalau pohon koleksi itu jenisnya tercatat dalam data base dan kita memiliki bibitnya yang disimpan dalam konservasi. Kalau damar bukan pohon koleksi hanya pohon pengarah saja," kata Didik.
Ia mengatakan terdapat 100 pohon damar di dalam Kebun Raya Bogor, dan pohon-pohon yang ditebang selama dua hari ini sudah berusia 100 tahun.
Dikatakannya, selama sepakan ini manajemen Kebun Raya Bogor melakukan pendataan dan penebangan sejumlah pohon yang tergolong rawan dan berpotensi roboh.
Penebangan ini melibatkan seluruh tenaga kerja Kebun Raya Bogor termasuk para peneliti. Mereka bertugas dibagi dalam 12 lingkungan dimana satu lingkungan ada tiga penelitinya.
"Penembangan tidak harus dari pangkalnya, kita menembang untuk mengurangi beban pohon ini, tetapi ada juga yang ditebang habis, dilihat potensi kerawanannya," kata Didik.
Ia menambahkan, selama proses penebangan dilakukan Kebun Raya Bogor tetap melayani pengunjung yang datang, tetapi pengunjung diarahkan ke zona-zona yang tidak ada aktivitas pendataan dan penebangan.
Sementara itu, sejumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit PMI sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah memungkinkan untuk rehat di rumah.
"Sampai hari kemarin (Selasa-red) dari tujuh pasien yang dirawat di RS PMI sudah pulang dua orang, jadi hanya tersisa lima orang lagi yang dirawat. Kita berharap secara perlahan-lahan pasien dapat pulih kembali," kata Didik.
Peristiwa pohon tumbang di Kebun Raya Bogor terjadi Minggu (11/1) sekitar pukul 10.15 WIB. Mereka yang menjadi korban merupakan karyawan PT Asalta Mandiri Agung yang merupakan anggota Ikatan Serikat Buruh Indonesia-Bogor.
Mereka datang ke Kebun Raya Bogor menghadiri acara silaturahmi sekaligus diskusi tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).
Saat kejadian mereka sedang berkumpul di Jalan Astrid atau tepat berada di bawah pohon Damar Agathis Boerneo yang mengalami patah di bagi tengahnya.
Total korban yang dilarikan ke RS PMI sebanyak 30 orang, mereka terdiri dari enam orang meninggal dunia dan sisanya luka-luka. Saat ini korban yang masih menjalani perawatan sebanyak lima orang di RS PMI dan satu orang di RS Vania Sukasari.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015