Palang Merah Indonesia (PMI) menggelar webinar dengan mengundang sejumlah wartawan dari berbagai media sebagai bentuk kepedulian lembaga ini kepada insan jurnalis yang bertugas melakukan peliputan di masa pandemi COVID-19.
"Seperti diketahui, seorang jurnalis harus turun langsung ke lapangan dalam memberikan informasi yang akurat kepada warga. Tentunya, berpotensi ikut tertular COVID-19 apalagi mereka yang bertugas di zona merah," kata Produser Asosiasi Pers Andi Riccardi dalam webinar Keselamatan Jurnalis Saat Meliput di Masa Pandemi COVID-19.
Menurut dia, sejak ditemukan kasus pertama COVID-19 di Indonesia pada Maret 2020, pemerintah langsung melakukan berbagai langkah antisipasi penyebaran virus yang menyebabkan kematian ini seperti penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah.
Baca juga: PMI-ICRC kenalkan dasar forensik pada jurnalis dan relawan
Kemudian, mengimbau masyarakat untuk tetap diam di rumah. Tapi, sebagai jurnalis tidak bisa selalu bekerja di dalam rumah khususnya pewarta televisi maupun foto yang harus mendapatkan momen gambar sesuai dengan ketentuan serta tidak bisa selalu mengandalkan pemberian bahan dari humas suatu lembaga.
Karena itu wartawan yang hendak meliput wajib menjaga keselamatan dirinya masing-masing agar bisa terhindar dari penularan COVID-19, seperti menggunakan masker, pembersih tangan (hand sanitizer) maupun tetap menjaga jarak.
Selain itu, alangkah baiknya tidak mendekati kerumunan warga yang berpotensi bisa terjadi penyebaran COVID-19, meskipun harus mendapatkan video atau foto baiknya dari kejauhan dan menggunakan zoom.
Dirinya pun membagikan cerita meliput pemakaman pasien COVID-19 di DKI Jakarta. Dengan kondisi seperti ini tentunya tidak bisa mendapatkan momen, tapi minimalnya seluruh aktivitas bisa terekam video tanpa harus mendekati lokasi.
Baca juga: PMI Kota Sukabumi lakukan sosialisasi normal baru melalui edukasi PHBS
"Intinya meskipun kita sebagai wartawan harus menyajikan informasi yang cepat dan akurat, tapi keselamatan tetap harus menjadi prioritas. Seperti diketahui saat ini sudah banyak jurnalis yang terpapar COVID-19, tentunya harus menjadi perhatian jangan sampai ada lagi rekan atau malah diri kita yang tertular virus ini," tambahnya.
Di sisi lain, Andi mengatakan sebagai wartawan alangkah baiknya memberitakan yang tidak membuat resah masyarakat, namun harus bisa menggiring warga agar bisa melaksanakan protokol kesehatan yang ketat dan ikut bergotong royong dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Sementara, Pengurus PMI Pusat Bidang Kesehatan dan Sosialisasi Heru Aryadi mengatakan setiap jurnalis berpotensi terpapar COVID-19 khususnya mereka yang bertugas di lapangan. Sebagai langkah meminimalisasikan terpapar oleh virus yang vaksinnya masih dalam tahap uji coba, alangkah baiknya saat meliput tetap melaksanakan protokol kesehatan ketat.
Baca juga: PMI Sukabumi sosialisasikan PHBS kepada lansia dalam upaya cegah COVID-19 (video)
Salah satunya jangan membuka masker saat meliput di lapangan apalagi berada di lokasi rawan, tetap menjaga jarak dan selalu berperilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, insan pers yang merupakan mitra PMI tentunya pihaknya sangat peduli dengan keselamatan jurnalis.
Kasus terjadinya penularan ini di saat membuka masker, karena saat ini banyak ditemukan kasus orang tanpa gejala (OTG) yang merasa dirinya sehat, tetapi tubuhnya sudah terinfeksi COVID-19.
"Kami juga mengajak kepada jurnalis untuk bersama-sama memutus mata rantai penyebaran virus ini, karena keberadaan pewarta sangat penting dalam mempercepat penanggulangan COVID-19, namun perlu diingat dalam melaksanakan tugasnya harus tetap menjaga keselamat diri agar tidak ikut terpapar," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Seperti diketahui, seorang jurnalis harus turun langsung ke lapangan dalam memberikan informasi yang akurat kepada warga. Tentunya, berpotensi ikut tertular COVID-19 apalagi mereka yang bertugas di zona merah," kata Produser Asosiasi Pers Andi Riccardi dalam webinar Keselamatan Jurnalis Saat Meliput di Masa Pandemi COVID-19.
Menurut dia, sejak ditemukan kasus pertama COVID-19 di Indonesia pada Maret 2020, pemerintah langsung melakukan berbagai langkah antisipasi penyebaran virus yang menyebabkan kematian ini seperti penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah.
Baca juga: PMI-ICRC kenalkan dasar forensik pada jurnalis dan relawan
Kemudian, mengimbau masyarakat untuk tetap diam di rumah. Tapi, sebagai jurnalis tidak bisa selalu bekerja di dalam rumah khususnya pewarta televisi maupun foto yang harus mendapatkan momen gambar sesuai dengan ketentuan serta tidak bisa selalu mengandalkan pemberian bahan dari humas suatu lembaga.
Karena itu wartawan yang hendak meliput wajib menjaga keselamatan dirinya masing-masing agar bisa terhindar dari penularan COVID-19, seperti menggunakan masker, pembersih tangan (hand sanitizer) maupun tetap menjaga jarak.
Selain itu, alangkah baiknya tidak mendekati kerumunan warga yang berpotensi bisa terjadi penyebaran COVID-19, meskipun harus mendapatkan video atau foto baiknya dari kejauhan dan menggunakan zoom.
Dirinya pun membagikan cerita meliput pemakaman pasien COVID-19 di DKI Jakarta. Dengan kondisi seperti ini tentunya tidak bisa mendapatkan momen, tapi minimalnya seluruh aktivitas bisa terekam video tanpa harus mendekati lokasi.
Baca juga: PMI Kota Sukabumi lakukan sosialisasi normal baru melalui edukasi PHBS
"Intinya meskipun kita sebagai wartawan harus menyajikan informasi yang cepat dan akurat, tapi keselamatan tetap harus menjadi prioritas. Seperti diketahui saat ini sudah banyak jurnalis yang terpapar COVID-19, tentunya harus menjadi perhatian jangan sampai ada lagi rekan atau malah diri kita yang tertular virus ini," tambahnya.
Di sisi lain, Andi mengatakan sebagai wartawan alangkah baiknya memberitakan yang tidak membuat resah masyarakat, namun harus bisa menggiring warga agar bisa melaksanakan protokol kesehatan yang ketat dan ikut bergotong royong dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Sementara, Pengurus PMI Pusat Bidang Kesehatan dan Sosialisasi Heru Aryadi mengatakan setiap jurnalis berpotensi terpapar COVID-19 khususnya mereka yang bertugas di lapangan. Sebagai langkah meminimalisasikan terpapar oleh virus yang vaksinnya masih dalam tahap uji coba, alangkah baiknya saat meliput tetap melaksanakan protokol kesehatan ketat.
Baca juga: PMI Sukabumi sosialisasikan PHBS kepada lansia dalam upaya cegah COVID-19 (video)
Salah satunya jangan membuka masker saat meliput di lapangan apalagi berada di lokasi rawan, tetap menjaga jarak dan selalu berperilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, insan pers yang merupakan mitra PMI tentunya pihaknya sangat peduli dengan keselamatan jurnalis.
Kasus terjadinya penularan ini di saat membuka masker, karena saat ini banyak ditemukan kasus orang tanpa gejala (OTG) yang merasa dirinya sehat, tetapi tubuhnya sudah terinfeksi COVID-19.
"Kami juga mengajak kepada jurnalis untuk bersama-sama memutus mata rantai penyebaran virus ini, karena keberadaan pewarta sangat penting dalam mempercepat penanggulangan COVID-19, namun perlu diingat dalam melaksanakan tugasnya harus tetap menjaga keselamat diri agar tidak ikut terpapar," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020