Kasus COVID-19 yang terkonfirmasi positif di Kota Bogor dalam dua hari terakhir bertambah 24 kasus sehingga seluruhnya menjadi 350 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jabar Sri Nowo Retno, mengatakan hal itu saat menyampaikan update data harian penanganan COVID-19 di Kota Bogor, Minggu.
Menurut Retno, kasus positif COVID-19 pada Sabtu (8/8) kemarin tambah 12 kasus, serta pada Minggu hari ini tambah 12 kasus lagi.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Kota Bogor tambah lagi 17 orang
Sedangkan kasus positif COVID-19 yang sembuh dalam dua hari terakhir hanya 10 kasus, yakni tiga kasus pada Sabtu (8/8) kemarin serta tujuh kasus pada Minggu hari ini, sehingga kasus sembuh seluruhnya menjadi 204 kasus atau 61,14 persen.
Dari 326 kasus positif, kata dia, kasus positif yang masih dalam perawatan di rumah sakit adalah 115 kasus, serta 21 kasus positif lainnya meninggal dunia.
Sedangkan, pasien suspek yakni orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan (ODP dan PDP) yang masih dalam pengawasan di rumah sakit pada Minggu hari ini bertambah delapan pasien, sehingga seluruhnya menjadi 83 pasien.
Baca juga: Pemkot Bogor targetkan dapat lakukan 11.000 tes usap hingga September 2020
Retno menjelaskan, penularan COVID-19 akhir-akhir ini lebih banyak karena faktor "imported case" yakni aktivitas warga Kota Bogor ke daerah lain dan setelah kembali tertular COVID-19 atau bisa juga karena aktivitas warga dari daerah lain yakni zona merah ke Kota Bogor dan terjadi penularan.
Menurut Retno dari 350 kasus positif COVID-19 sekitar 34 persen tertular karena faktor "imported case" karena itu, Pemerintah Kota Bogor menguatkan sistem
pencegahan dan penanganan dengan membentuk tim deteksi aktif (Detektif) COVID-19.
"Tim Detektif COVID-19 ini secara aktif melakukan penelusuran dan pemantauan kepada kontak erat jika ditemukan ada pasien terkonfirmasi positif maupun pengawasan terhadap pasien yang menjalani isolasi mandiri," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengingatkan warga Kota Bogor untuk lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan karena tingkat kewaspadaan terhadap COVID-19 di Kota Bogor meningkat lagi dari level rendah atau zona kuning menjadi level sedang atau zona oranye.
"Hasil evaluasi terbaru dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, menyimpulkan tingkat kewaspadaan terhadap COVID-19 lagi menjadi zona oranye atau level sedang," kata Bima Arya.
Baca juga: Bima Arya ingatkan warganya untuk disiplin saat zona orange
Menurut Bima Arya, naiknya tingkat kewaspadaan terhadap COVID-19 di Kota Bogor karena dalam tiga pekan terakhir ada tren peningkatan kasus positif COVID-19.
"Tren peningkatannya kasus positif ini penularannya lebih banyak dari 'imported case' atau aktivitas warga Kota Bogor yang berpergian ke luar kota," katanya.
Bima Arya juga mengingatkan, warga Kota Bogor agar berhati-hati pada warga Kota Bogor yang akan bepergian ke luar atau atau baru kembali dari luar kota.
"Hati-hati jika ke luar kota dan hati-hati jika baru pulang dari luar kota," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jabar Sri Nowo Retno, mengatakan hal itu saat menyampaikan update data harian penanganan COVID-19 di Kota Bogor, Minggu.
Menurut Retno, kasus positif COVID-19 pada Sabtu (8/8) kemarin tambah 12 kasus, serta pada Minggu hari ini tambah 12 kasus lagi.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Kota Bogor tambah lagi 17 orang
Sedangkan kasus positif COVID-19 yang sembuh dalam dua hari terakhir hanya 10 kasus, yakni tiga kasus pada Sabtu (8/8) kemarin serta tujuh kasus pada Minggu hari ini, sehingga kasus sembuh seluruhnya menjadi 204 kasus atau 61,14 persen.
Dari 326 kasus positif, kata dia, kasus positif yang masih dalam perawatan di rumah sakit adalah 115 kasus, serta 21 kasus positif lainnya meninggal dunia.
Sedangkan, pasien suspek yakni orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan (ODP dan PDP) yang masih dalam pengawasan di rumah sakit pada Minggu hari ini bertambah delapan pasien, sehingga seluruhnya menjadi 83 pasien.
Baca juga: Pemkot Bogor targetkan dapat lakukan 11.000 tes usap hingga September 2020
Retno menjelaskan, penularan COVID-19 akhir-akhir ini lebih banyak karena faktor "imported case" yakni aktivitas warga Kota Bogor ke daerah lain dan setelah kembali tertular COVID-19 atau bisa juga karena aktivitas warga dari daerah lain yakni zona merah ke Kota Bogor dan terjadi penularan.
Menurut Retno dari 350 kasus positif COVID-19 sekitar 34 persen tertular karena faktor "imported case" karena itu, Pemerintah Kota Bogor menguatkan sistem
pencegahan dan penanganan dengan membentuk tim deteksi aktif (Detektif) COVID-19.
"Tim Detektif COVID-19 ini secara aktif melakukan penelusuran dan pemantauan kepada kontak erat jika ditemukan ada pasien terkonfirmasi positif maupun pengawasan terhadap pasien yang menjalani isolasi mandiri," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengingatkan warga Kota Bogor untuk lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan karena tingkat kewaspadaan terhadap COVID-19 di Kota Bogor meningkat lagi dari level rendah atau zona kuning menjadi level sedang atau zona oranye.
"Hasil evaluasi terbaru dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, menyimpulkan tingkat kewaspadaan terhadap COVID-19 lagi menjadi zona oranye atau level sedang," kata Bima Arya.
Baca juga: Bima Arya ingatkan warganya untuk disiplin saat zona orange
Menurut Bima Arya, naiknya tingkat kewaspadaan terhadap COVID-19 di Kota Bogor karena dalam tiga pekan terakhir ada tren peningkatan kasus positif COVID-19.
"Tren peningkatannya kasus positif ini penularannya lebih banyak dari 'imported case' atau aktivitas warga Kota Bogor yang berpergian ke luar kota," katanya.
Bima Arya juga mengingatkan, warga Kota Bogor agar berhati-hati pada warga Kota Bogor yang akan bepergian ke luar atau atau baru kembali dari luar kota.
"Hati-hati jika ke luar kota dan hati-hati jika baru pulang dari luar kota," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020