Sukabumi, (Antaranews Bogor) - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Heri Gunawan mengatakan pabrik gula yang ada di Indonesia saat ini harus direvitalisasi untuk mendongkrak produksi gula nasional sehingga tidak impor lagi.
"Revitalisasi tersebut mulai dari manajemen industri, peralatan atau mesin, teknologi, gudang penyimpanan dan sumberdaya manusianya," katanya kepada Antara di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, seharusnya Indonesia tidak perlu impor gula dari luar negeri karena bahan baku utamanya yakni tebu ada di negara ini, bahkan jika manajemen dan alatnya mumpuni tidak menutup kemungkinan gula yang dari Indonesia bisa diekspor ke negara yang ada di Asia dan Eropa.
Selain itu, pengusaha gula saat ini belum bisa bersaing dengan negara di luar negeri, bahkan pelaku industru gula terus meminta tambahan impor kuota gula impor walaupun harga jual dari petani terus anjlok karena menumpuknya persediaan gula di pabrik.
"Seharusnya diutamakan menyerap gula dari petani jangan mengambil dari impor, jika kondisi seperti ini terus bertahan kapan akan sejahtera petani gula nasional," tambahnya.
Ia mengatakan pemerintah harus mengurangi impor gula bila perlu tidak ada lagi gula impor yang bisa mengurangi keuntungan dan kemajuan pasar gula dalam negeri. Untuk itu, solusi jangka pendeknya mengaktifkan perusahaan gula yang berstatus Badan Usaha Milik Negara untuk mendongkrak produksinya.
"Dengan manajemen yang baik dan adanya penambahan insentif serta kejelasan harga serta pasar untuk petani gula secara bertahap Indonesia tidak akan impor gula lagi," tambahnya.
Tidak hanya kuantitasnya saja yang harus diperbaiki, tetapi kualitasnya. Bagaimanapun gula lokal harus lebih baik apalagi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dipastikan produk luar negeri akan menyerbu pasar Indonesia, daya saing setiap pengusaha juga harus digenjot
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014
"Revitalisasi tersebut mulai dari manajemen industri, peralatan atau mesin, teknologi, gudang penyimpanan dan sumberdaya manusianya," katanya kepada Antara di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, seharusnya Indonesia tidak perlu impor gula dari luar negeri karena bahan baku utamanya yakni tebu ada di negara ini, bahkan jika manajemen dan alatnya mumpuni tidak menutup kemungkinan gula yang dari Indonesia bisa diekspor ke negara yang ada di Asia dan Eropa.
Selain itu, pengusaha gula saat ini belum bisa bersaing dengan negara di luar negeri, bahkan pelaku industru gula terus meminta tambahan impor kuota gula impor walaupun harga jual dari petani terus anjlok karena menumpuknya persediaan gula di pabrik.
"Seharusnya diutamakan menyerap gula dari petani jangan mengambil dari impor, jika kondisi seperti ini terus bertahan kapan akan sejahtera petani gula nasional," tambahnya.
Ia mengatakan pemerintah harus mengurangi impor gula bila perlu tidak ada lagi gula impor yang bisa mengurangi keuntungan dan kemajuan pasar gula dalam negeri. Untuk itu, solusi jangka pendeknya mengaktifkan perusahaan gula yang berstatus Badan Usaha Milik Negara untuk mendongkrak produksinya.
"Dengan manajemen yang baik dan adanya penambahan insentif serta kejelasan harga serta pasar untuk petani gula secara bertahap Indonesia tidak akan impor gula lagi," tambahnya.
Tidak hanya kuantitasnya saja yang harus diperbaiki, tetapi kualitasnya. Bagaimanapun gula lokal harus lebih baik apalagi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dipastikan produk luar negeri akan menyerbu pasar Indonesia, daya saing setiap pengusaha juga harus digenjot
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014