Sukabumi, (Antaranews Bogor) - Harga cabai di Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menjelang Natal dan Tahun Baru 2015 harganya masih tinggi yakni dijual Rp90.000 setiap kilogramnya.
"Harga cabai masih tinggi dan sulit didapat, bahkan bertahan di angka Rp90.000 setiap kilogramnya baik cabai rawit, merah, hjiau dan keriting," kata seorang pedagang sayuran di Pasar Pelita Kota Sukabumi, Pandisan kepada Antara di Sukabumi, Kamis.
Menurut dia, kenaikan harga ini karena minimnya pasokan dari petani dan distributor bahkan harganya pun sudah mahal. Jika dipaksakan tidak menjual maka banyak pelanggannya yang mencari cabai, jika menjual maka permintaan tidak terlalu banyak. Maka dari itu, dirinya memilih tidak menyimpan persediaan cabai terlalu banyak atau disesuaikan dengan tingkat daya beli masyarakat.
Sementara, Dayat salah seorang pedagang sayuran di Pasar Cibadak, Kabupaten Sukabumi mengatakan dengan tingginya harga cabai ini omset jualannya menurun drastis sekitar 70 persen. Biasanya sehari cabai bisa terjual hingga 20 kg, tetapi saat ini paling banyak lima kilogram saja karena tingginya harga cabai itu.
"Sebulan lalu, harga cabai sempat turun dari Rp65.000 menjadi Rp50.000 setiap kilogramnya, tidak lama setelah turun harganya malah melambung dan saat ini sudah mencapai Rp95 ribu/kg," tambahnya.
Sementara, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi, Ela Nurlela mengatakan tingginya harga cabai ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan. Pihaknya juga berencana akan mengadakan operasi pasar jika harganya terus melambung dan pasokan semakin langka.
"Kami berupaya menekan harga, tetapi sulit dan mencegah mekanisme pasar. Untuk itu, kami juga berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi agar pasokan khususnya kebutuhan pokok ditambah untuk menekan harganya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014
"Harga cabai masih tinggi dan sulit didapat, bahkan bertahan di angka Rp90.000 setiap kilogramnya baik cabai rawit, merah, hjiau dan keriting," kata seorang pedagang sayuran di Pasar Pelita Kota Sukabumi, Pandisan kepada Antara di Sukabumi, Kamis.
Menurut dia, kenaikan harga ini karena minimnya pasokan dari petani dan distributor bahkan harganya pun sudah mahal. Jika dipaksakan tidak menjual maka banyak pelanggannya yang mencari cabai, jika menjual maka permintaan tidak terlalu banyak. Maka dari itu, dirinya memilih tidak menyimpan persediaan cabai terlalu banyak atau disesuaikan dengan tingkat daya beli masyarakat.
Sementara, Dayat salah seorang pedagang sayuran di Pasar Cibadak, Kabupaten Sukabumi mengatakan dengan tingginya harga cabai ini omset jualannya menurun drastis sekitar 70 persen. Biasanya sehari cabai bisa terjual hingga 20 kg, tetapi saat ini paling banyak lima kilogram saja karena tingginya harga cabai itu.
"Sebulan lalu, harga cabai sempat turun dari Rp65.000 menjadi Rp50.000 setiap kilogramnya, tidak lama setelah turun harganya malah melambung dan saat ini sudah mencapai Rp95 ribu/kg," tambahnya.
Sementara, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi, Ela Nurlela mengatakan tingginya harga cabai ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan. Pihaknya juga berencana akan mengadakan operasi pasar jika harganya terus melambung dan pasokan semakin langka.
"Kami berupaya menekan harga, tetapi sulit dan mencegah mekanisme pasar. Untuk itu, kami juga berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi agar pasokan khususnya kebutuhan pokok ditambah untuk menekan harganya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014