Para dokter di rumah sakit rujukan terbesar COVID-19 di India mengatakan mereka siap jika infeksi virus corona meningkat lagi di ibu kota, saat peningkatan kasus di sejumlah wilayah lainnya menyebabkan total kasus menembus angka dua juta lebih pada Jumat (17/7).
Rumah Sakit Lok Nayak Jai Prakash Narayan, yang berkapasitas 2.000 tempat tidur, itu berada di garda depan dalam perang melawan pandemi di New Delhi dan telah merawat 6.000 lebih pasien COVID-19. Kini jumlah pasien pun menurun.
Baca juga: India blokir 59 aplikasi termasuk TikTok dan WeChat
"Bahkan jika kami memiliki jumlah (kasus) yang lebih besar dan gelombang kedua muncul (di New Delhi) maka kami memiliki fasilitas yang sangat bagus ... dan kami siap untuk itu," kata direktur medis rumah sakit, Suresh Kumar, kepada Reuters.
Bangsal COVID-19, yang membeludak dengan pasien pada awal pandemi, sebagian besar terlihat sepi dengan hanya beberapa tempat tidur yang ditempati ketika Reuters berkunjung ke rumah sakit pemerintah tersebut pada Jumat.
Baca juga: Kemenparekraf lakukan product update pariwisata ke pasar India
Namun, pasien berdatangan. Staf mendorong brankar seorang pasien berusia 29 tahun, yang memegang dadanya dan ditemani sang ibu yang berjalan di sebelahnya. ICU relatif memiliki lebih banyak pasien.
Ketika pandemi mulai melanda New Delhi beberapa bulan lalu, rumah sakit tersebut langsung berusaha mempersiapkan kecukupan jumlah tempat tidur dan peralatan yang memadai.
Baca juga: 200 WNI telah dipulangkan dari India selama pandemi COVID-19
Jumlah infeksi kini meningkat di berbagai kota dan desa yang lebih kecil ketimbang di kota-kota seperti New Delhi dan Mumbai, yang pernah menjadi zona merah COVID-19, sehingga dokter di rumah sakit mengaku mereka memiliki kesempatan untuk bernapas sejenak.
Kumar menyebutkan bahwa dalam perang melawan penyakit tersebut, dua anggota staf rumah sakit gugur.
Sumber: Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Rumah Sakit Lok Nayak Jai Prakash Narayan, yang berkapasitas 2.000 tempat tidur, itu berada di garda depan dalam perang melawan pandemi di New Delhi dan telah merawat 6.000 lebih pasien COVID-19. Kini jumlah pasien pun menurun.
Baca juga: India blokir 59 aplikasi termasuk TikTok dan WeChat
"Bahkan jika kami memiliki jumlah (kasus) yang lebih besar dan gelombang kedua muncul (di New Delhi) maka kami memiliki fasilitas yang sangat bagus ... dan kami siap untuk itu," kata direktur medis rumah sakit, Suresh Kumar, kepada Reuters.
Bangsal COVID-19, yang membeludak dengan pasien pada awal pandemi, sebagian besar terlihat sepi dengan hanya beberapa tempat tidur yang ditempati ketika Reuters berkunjung ke rumah sakit pemerintah tersebut pada Jumat.
Baca juga: Kemenparekraf lakukan product update pariwisata ke pasar India
Namun, pasien berdatangan. Staf mendorong brankar seorang pasien berusia 29 tahun, yang memegang dadanya dan ditemani sang ibu yang berjalan di sebelahnya. ICU relatif memiliki lebih banyak pasien.
Ketika pandemi mulai melanda New Delhi beberapa bulan lalu, rumah sakit tersebut langsung berusaha mempersiapkan kecukupan jumlah tempat tidur dan peralatan yang memadai.
Baca juga: 200 WNI telah dipulangkan dari India selama pandemi COVID-19
Jumlah infeksi kini meningkat di berbagai kota dan desa yang lebih kecil ketimbang di kota-kota seperti New Delhi dan Mumbai, yang pernah menjadi zona merah COVID-19, sehingga dokter di rumah sakit mengaku mereka memiliki kesempatan untuk bernapas sejenak.
Kumar menyebutkan bahwa dalam perang melawan penyakit tersebut, dua anggota staf rumah sakit gugur.
Sumber: Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020