Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah seiring kekhawatiran pasar bahwa pemulihan ekonomi bakal terhambat akibat masih terus meningkatnya kasus positif COVID-19.
Pada pukul 09.39 WIB, rupiah melemah 92 poin atau 0,63 persen menjadi Rp14.717 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.625 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan sentimen pasar keuangan pagi ini secara umum masih terlihat negatif.
"Tekanan terjadi di aset-aset berisiko seperti sebagian indeks saham Asia dan sebagian nilai tukar regional yang masih melemah terhadap dolar AS," ujarnya.
Menurut Ariston, kekhawatiran masih belum lepas di pasar keuangan. Memburuknya hubungan AS-China dan terus meningkatnya penularan COVID-19, dikhawatirkan akan menghambat pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.
Baca juga: Emas jatuh 13,5 dolar ketika ECB pertahankan kebijakan
Sebelumnya, data-data ekonomi yang dirilis baru-baru ini seperti data PDB China kuartal II 2020 dan data penjualan ritel AS Juni 2020, mengindikasikan ekonomi mulai bertumbuh.
"Sentimen tersebut bisa mendorong pelemahan rupiah hari ini meskipun BI kembali melonggarkan kebijakan moneternya untuk membantu pemulihan ekonomi Indonesia," kata Ariston.
Ia memperkirakan rupiah berpotensi melemah ke arah Rp14.750 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp14.500 per dolar AS.
Pada Kamis (16/7/2020) lalu, rupiah ditutup melemah 37 poin atau 0,26 persen menjadi Rp14.625 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.588 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Pada pukul 09.39 WIB, rupiah melemah 92 poin atau 0,63 persen menjadi Rp14.717 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.625 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan sentimen pasar keuangan pagi ini secara umum masih terlihat negatif.
"Tekanan terjadi di aset-aset berisiko seperti sebagian indeks saham Asia dan sebagian nilai tukar regional yang masih melemah terhadap dolar AS," ujarnya.
Menurut Ariston, kekhawatiran masih belum lepas di pasar keuangan. Memburuknya hubungan AS-China dan terus meningkatnya penularan COVID-19, dikhawatirkan akan menghambat pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.
Baca juga: Emas jatuh 13,5 dolar ketika ECB pertahankan kebijakan
Sebelumnya, data-data ekonomi yang dirilis baru-baru ini seperti data PDB China kuartal II 2020 dan data penjualan ritel AS Juni 2020, mengindikasikan ekonomi mulai bertumbuh.
"Sentimen tersebut bisa mendorong pelemahan rupiah hari ini meskipun BI kembali melonggarkan kebijakan moneternya untuk membantu pemulihan ekonomi Indonesia," kata Ariston.
Ia memperkirakan rupiah berpotensi melemah ke arah Rp14.750 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp14.500 per dolar AS.
Pada Kamis (16/7/2020) lalu, rupiah ditutup melemah 37 poin atau 0,26 persen menjadi Rp14.625 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.588 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020