Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi, menguat dipicu pasar yang masih berharap ekonomi akan membaik di tengah pandemi COVID-19.
Pada pukul 9.51 WIB, rupiah menguat 58 poin atau 0,4 persen menjadi Rp14.465 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.523 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini dengan sentimen positif yang mendorong penguatan indeks saham AS semalam.
"Pelaku pasar masih merespons positif potensi pemulihan ekonomi global dengan membaiknya data-data ekonomi yang baru dirilis," ujar Ariston.
Pada Senin (6/7) kemarin, beberapa data ekonomi dari negara maju menunjukkan aktivitas ekonomi yang sudah bertumbuh atau bahkan sudah mulai pulih seperti Jerman dan Zona Euro yang melaporkan peningkatan penjualan ritel selama Mei.
Baca juga: Emas naik akibat lonjakan kasus virus pudarkan data AS yang positif
Sedangkan Inggris melaporkan peningkatan aktivitas konstruksi di Juni, dan AS yang melaporkan pulihnya aktivitas sektor jasa di Juni.
Selain itu, kebijakan Bank Indonesia yang memberikan stimulus dengan membeli obligasi pemerintah untuk membantu mendanai APBN, juga bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah karena ini salah satu upaya membantu memulihkan ekonomi di tengah pandemi.
Baca juga: Pemkot Bogor longgarkan sektor ekonomi saat masuk fase Pra-AKB
"Namun demikian, di sisi lain, pasar masih mewaspadai peningkatan laju penularan COVID-19 di dunia yang masih membebani pergerakan aset berisiko," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.400 per dolar AS hingga Rp14.570 per dolar AS.
Pada Senin (6/7) lalu, rupiah menguat 33 poin atau 0,22 persen menjadi Rp14.490 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.523 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Pada pukul 9.51 WIB, rupiah menguat 58 poin atau 0,4 persen menjadi Rp14.465 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.523 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini dengan sentimen positif yang mendorong penguatan indeks saham AS semalam.
"Pelaku pasar masih merespons positif potensi pemulihan ekonomi global dengan membaiknya data-data ekonomi yang baru dirilis," ujar Ariston.
Pada Senin (6/7) kemarin, beberapa data ekonomi dari negara maju menunjukkan aktivitas ekonomi yang sudah bertumbuh atau bahkan sudah mulai pulih seperti Jerman dan Zona Euro yang melaporkan peningkatan penjualan ritel selama Mei.
Baca juga: Emas naik akibat lonjakan kasus virus pudarkan data AS yang positif
Sedangkan Inggris melaporkan peningkatan aktivitas konstruksi di Juni, dan AS yang melaporkan pulihnya aktivitas sektor jasa di Juni.
Selain itu, kebijakan Bank Indonesia yang memberikan stimulus dengan membeli obligasi pemerintah untuk membantu mendanai APBN, juga bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah karena ini salah satu upaya membantu memulihkan ekonomi di tengah pandemi.
Baca juga: Pemkot Bogor longgarkan sektor ekonomi saat masuk fase Pra-AKB
"Namun demikian, di sisi lain, pasar masih mewaspadai peningkatan laju penularan COVID-19 di dunia yang masih membebani pergerakan aset berisiko," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.400 per dolar AS hingga Rp14.570 per dolar AS.
Pada Senin (6/7) lalu, rupiah menguat 33 poin atau 0,22 persen menjadi Rp14.490 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.523 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020