Para petani dan penyuluh di Desa Wuasa, Daerah Irigasi Wuasa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso semakin semangat mengikuti Sekolah Lapang (SL) program IPDMIP. Pada kegiatan yang sudah memasuki pertemuan yang ke-7, petani mendapatkan materi mengenai ‘Pemberian Pupuk Susulan’ yang disampaikan Koordinator BPP Lore Utara, Samsi, dan dibantu oleh PPL serta Staf Pendamping IPDMIP.
Kegiatan ini sangat diapresiasi oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Apalagi kegiatan ini turut meningkatkan kemampuan SDM pertanian.
"Pertanian Indonesia harus diisi dengan SDM-SDM berkualitas. Agar pertanian bisa semakin maju dan produktivitas kita semakin meningkat. Dan, ini menjadi tugas BPPSDMP," tutur Mentan SYL, Sabtu (04/07/2020).
Apresiasi yang sama juga ditunjukkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. Menurutnya, SDM pertanian harus ditingkatkan wawasan, kemampuan dan kompetensinya.
"Caranya, bisa dengan mengikuti berbagai pembekalan, pelatihan, dan lainnya. Apalagi, saat ini pola-pola pelatihan yang diterapkan cukup melalui virtual. BPPSDMP juga melakukan hal yang sama dengan berbagai video conference atau webinar yang kita gelar,” katanya.
Dalam materi ‘Pemberian Pupuk Susulan’, petani diingatkan kembali bahwa terdapat 2 fase dalam pemberian pupuk pada tanaman. Fase pertama pemupukan dasar dan fase kedua pemupukan susulan. Pemberian pupuk susulan adalah dimana pemupukan diberikan setelah tanaman ditanam dilahan tersebut. Tujuannya untuk senantiasa memenuhi kebutuhan nutrisi selama tanaman berkembang.
Untuk Daerah Irigasi Wuasa Kecamatan Lore Utara, banyak sekali petani pemula yang masih belum paham mengenai cara pemberian pupuk susulan. Pupuk susulan ini kebanyakan adalah pupuk anorganik yang jika diberikan berlebihan maka bisa merusak tanaman, sehingga takarannya harus sesuai kebutuhan.
Kegiatan SL ini diikuti oleh kelompok petani (poktan) Beringin Jaya sebanyak 25 orang. Dalam pelaksanaan Sekolah Lapang kali ini, dihadiri langsung oleh Kabid Penyuluhan Alse Bertha Tudjuka, dan Pengelola Keuangan IPDMIP Murti F. Rone.
Dalam penyampaiannya, Murti F. Rone meminta maaf karena adanya keterlambatan pencairan dana, sehingga Sekolah Lapang yang semula dijadwalkan berlangsung dari Bulan Februari hingga April 2020 mengalami kemunduran menjadi bulan Juli 2020.
"Untuk beberapa kegiatan memang mengalami keterlambatan. Hal ini dikarenakan kami menunggu selesainya penyusunan perubahan anggaran refocusing. Dan juga, pada akhir Juni 2020 kami baru bisa mengajukan GU untuk pencairan dana kegiatan, sehingga kegiatan SL bisa dilanjutkan," ujarnya.
Untuk Kabupaten Poso sendiri, kegiatan IPDMIP tidak mengalami refocusing anggaran. Sehingga semua kegiatan IPDMIP bisa tetap dilaksanakan sesuai dengan AWPB yang telah disusun.
Sementara dalam sambutannya, Kabid Penyuluhan Alse Bertha Tudjuka mengingatkan untuk selalu menjalankan protokol kesehatan dalam setiap pelaksanaan kegiatan karena saat ini masih berada dalam masa pandemi.
"Meskipun kabupaten Poso sudah berada dalam zona hijau, tetapi kita tetap harus selalu memakai masker, menjaga jarak dan jangan lupa untuk selalu mencuci tangan. Jika tenaga medis adalah garda terdepan dalam bidang kesehatan, maka petani adalah garda terdepan dalam penyediaan pangan," ujar Alse.(NS/EZ/4*).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Kegiatan ini sangat diapresiasi oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Apalagi kegiatan ini turut meningkatkan kemampuan SDM pertanian.
"Pertanian Indonesia harus diisi dengan SDM-SDM berkualitas. Agar pertanian bisa semakin maju dan produktivitas kita semakin meningkat. Dan, ini menjadi tugas BPPSDMP," tutur Mentan SYL, Sabtu (04/07/2020).
Apresiasi yang sama juga ditunjukkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. Menurutnya, SDM pertanian harus ditingkatkan wawasan, kemampuan dan kompetensinya.
"Caranya, bisa dengan mengikuti berbagai pembekalan, pelatihan, dan lainnya. Apalagi, saat ini pola-pola pelatihan yang diterapkan cukup melalui virtual. BPPSDMP juga melakukan hal yang sama dengan berbagai video conference atau webinar yang kita gelar,” katanya.
Dalam materi ‘Pemberian Pupuk Susulan’, petani diingatkan kembali bahwa terdapat 2 fase dalam pemberian pupuk pada tanaman. Fase pertama pemupukan dasar dan fase kedua pemupukan susulan. Pemberian pupuk susulan adalah dimana pemupukan diberikan setelah tanaman ditanam dilahan tersebut. Tujuannya untuk senantiasa memenuhi kebutuhan nutrisi selama tanaman berkembang.
Untuk Daerah Irigasi Wuasa Kecamatan Lore Utara, banyak sekali petani pemula yang masih belum paham mengenai cara pemberian pupuk susulan. Pupuk susulan ini kebanyakan adalah pupuk anorganik yang jika diberikan berlebihan maka bisa merusak tanaman, sehingga takarannya harus sesuai kebutuhan.
Kegiatan SL ini diikuti oleh kelompok petani (poktan) Beringin Jaya sebanyak 25 orang. Dalam pelaksanaan Sekolah Lapang kali ini, dihadiri langsung oleh Kabid Penyuluhan Alse Bertha Tudjuka, dan Pengelola Keuangan IPDMIP Murti F. Rone.
Dalam penyampaiannya, Murti F. Rone meminta maaf karena adanya keterlambatan pencairan dana, sehingga Sekolah Lapang yang semula dijadwalkan berlangsung dari Bulan Februari hingga April 2020 mengalami kemunduran menjadi bulan Juli 2020.
"Untuk beberapa kegiatan memang mengalami keterlambatan. Hal ini dikarenakan kami menunggu selesainya penyusunan perubahan anggaran refocusing. Dan juga, pada akhir Juni 2020 kami baru bisa mengajukan GU untuk pencairan dana kegiatan, sehingga kegiatan SL bisa dilanjutkan," ujarnya.
Untuk Kabupaten Poso sendiri, kegiatan IPDMIP tidak mengalami refocusing anggaran. Sehingga semua kegiatan IPDMIP bisa tetap dilaksanakan sesuai dengan AWPB yang telah disusun.
Sementara dalam sambutannya, Kabid Penyuluhan Alse Bertha Tudjuka mengingatkan untuk selalu menjalankan protokol kesehatan dalam setiap pelaksanaan kegiatan karena saat ini masih berada dalam masa pandemi.
"Meskipun kabupaten Poso sudah berada dalam zona hijau, tetapi kita tetap harus selalu memakai masker, menjaga jarak dan jangan lupa untuk selalu mencuci tangan. Jika tenaga medis adalah garda terdepan dalam bidang kesehatan, maka petani adalah garda terdepan dalam penyediaan pangan," ujar Alse.(NS/EZ/4*).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020