Jakarta,  (Antaranews Bogor) - Kanal batubara yang dibangun oleh PT Antang Gunung Meratus (AGM) anak perusahaan dari PT Baramulti Suksessarana yang dijadikan sebagai proses pengangkutan batubara, tetapi masyarakat Tapin Kalimantan Selatan merasakan manfaat keberadaan kanal tersebut.

"Setelah adanya kanal ini, warga bisa kembali bercocok tanam dilahan yang pernah ditinggalkan bertahun-tahun sebelumnya. Soalnya untuk menuju kesawah, warga bisa mempergunakan jalur sungai melalui kanal yang dibangun oleh pihak perusahaan," kata Kepala Desa Rumintin Ahmad Gazali Rahman dalam keterangan tertulisnya, Selasa.

Kanal batubara yang merupakan hasil normalisasi dari Sungai Muning (Sungai Mati) pada awalnya hanyalah rawa-rawa bekas peninggalan warga kampung Sarung luang yang hidup pada massa penjajahan Belanda, yang pada akhirnya dibangunlah sebuah kanal yang dijadikan akses untuk pengangkutan batubara.

Pada saat musim penghujan lahan tersebut juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bertani, adapun pada musim kemarau masyarakat tetap bisa memanfaatkan lahan tersebut untuk menanam semangka, kacang tanah dan jagung. Hal tersebut dapat menambah penghasilan warga.

Selain Gazali, hal serupa diungkapkan oleh Ahmad Yani yang merupakan Kepala Desa Suato Tatakan, dia Mengatakan bahwa sebelumnya pemuda yang ada di desa tersebut tidak mempunyai pekerjaan dan banyak orang-orang yang nganggur.

"Dengan adanya kanal tersebut, para pemuda yang menganggur bisa bekerja, ada yang sebagai security dan ada yang bekerja di tongkang dan kapal tug boat pengangkut batu bara." Ujar Ahmad.

Sementara itu Kepala Desa Sungai Putting Hormansyah menambahkan bahwa sebelum ada kanal, masyrakat adalah petani tulen dan sebagian lagi adalah pengangguran, namun setelah dibangun kanal ditahun 2008, daerah nya mulai terbuka dan sebagian warga yang tadinya menganggur dan sebagian petani mulai mempunyai pekerjaan baru dan menambah penghasilan dengan adanya kanal.

"Sebagian warga kami yang tadinya tidak mempunyai kapal atau klotok, sekarang punya klotok, yang dipergunakan untuk menarik tongkang pengangkut batubara. Padahal kami tidak mempunyai ijazah, tapi bisa berhasil mempunyai klotok," kata Hormansyah.

Sedangkan sebagian pemuda desa yang mempunyai ijazah melamar pekerjaan diperusahaan, ada yang bekerja di kantor dan sebagian lagi dilapangan, sesuai dengan ijazah dan kemampuan yang dimilikinya.

Diakui Hormansyah, keberadaan kanal tidak merugikan masyarakat, justru menambah penghasilan baru di warga desa, yang tadinya sebagai petani saja, sekarang mempunyai pekerjaan baru dan mendapatkan penghasilan tambahan.

Pewarta: Oleh Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014