Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan Danone Indonesia melakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) “Program Bersama untuk Aksi Cegah Stunting di Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi". Stunting masih tetap menjadi salah satu program prioritas pemerintah yang dana maupun targetnya tidak bisa diberikan relaksasi.

Anwar Sanusi, PhD., Sekretaris Jendral Kementerian Desa PDTT mengatakan Kemendes dan Danone Indonesia melihat stunting sebagai sebuah isu yang harus di cegah bersama. "Apabila tidak ditangani dengan serius, kita akan mengalami lost generatio, sementara yang lain mendapatkan bonus demografi, 30% dari generasi masa depan kita malah mengalami kondisi stunting. Maka dari itu, pencegahan serta penanganan stunting harus menjadi komitmen bersama antarkementerian, antar lembaga publik termasuk sektor swasta," ungkap Anwar usai penandatanganan kerja sama yang dilakukan secara virtual di Jakarta, Rabu (1/7/2020).

Dalam upaya mendukung Strategi Nasional Pencegahan Stunting, sejak bulan Mei 2018 hingga saat ini, Kemendes PDTT dan Danone Indonesia telah bekerjasama melaksanakan program “Aksi Cegah Stunting” yang berada dalam lingkup memfasilitasi koordinasi, identifikasi dan informasi terkait lokus stunting, pemberdayaan dan penyuluhan, penelitian, serta monitoring dan evaluasi.
 
Drs. Samsul Widodo, MA, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa PDTT mengakui,  implementasi ‘Aksi Cegah Stunting’ telah berhasil menurunkan stunting dengan angka yang luar biasa.

"Selama ini, kami sudah mulai melihat program ini sangat memuaskan. Selain melakukan penelitian di salah satu daerah, kami juga pernah mengadakan pelatihan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami berharap, kerjasama ini dapat diperluas di kawasan, desa, daerah tertinggal, maupun daerah transmigrasi lainnya," ujarnya.
 
Mengedepankan upaya multisektoral dalam menekan prevalensi stunting di tanah air, program ”Aksi Cegah Stunting” ini juga melibatkan berbagai pihak seperti Ahli dari RSCM, Dinas Kesehatan setempat, hingga tenaga fasilitas kesehatan di tingkat daerah. Pada salah satu lokasi pelaksanaan di Desa Bayumundu, Kabupaten Pandeglang, Banten, upaya bersama ini berhasil menurunkan angka prevalensi stunting hingga 8,4% selama 10 bulan.
 
Vera Galuh Sugijanto, Vice President General Secretary Danone Indonesia di saat yang bersamaan mengatakan sebuah kehormatan bagi Danone Indonesia melalui kedua unit bisnisnya dapat menjadi mitra pemerintah dalam kolaborasi mencapai tujuan bersama yaitu penurunan angka stunting melalui Aksi Cegah Stunting. "Melalui visi One Planet, One Health, kami percaya bahwa kegiatan yang kami lakukan harus membawa dampak positif baik untuk kesehatan masyarakat maupun kesehatan bumi. Tanpa adanya komitmen dari pemangku kepentingan, upaya pencegahan ini tidak bisa berjalan. Kami menerima dengan baik ajakan kolaborasi untuk menyebarluaskan program ini ke daerah lainnya," ungkap Vera.
 
Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto saat penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) “Program Bersama untuk Aksi Cegah Stunting di Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi". (Megapolitan.Antaranews.Com/Foto/HO/Tim Humas Danone Indonesia).
 
Terkait upaya pencegahan stunting, Danone Indonesia aktif menginisiasi dan mengikuti kemitraan dengan instansi pemerintah hingga organisasi kemasyarakatan melalui program-program yang telah berjalan seperti Isi Piringku; Ayo Minum Air (AMIR); Water Access, Sanitation, and Hygiene (WASH); serta pengelolaan limbah. Dengan program yang integrasi, pencegahan terhadap stunting dapat dilakukan secara bersamaan dalam lingkup intervensi gizi spesifik maupun intervensi gizi sensitif.
 
“Kedepannya, kami berharap kita semua dapat mengambil bagian masing-masing dalam penanganan masalah stunting di Indonesia. Mari kita bersatu padu, bersama cegah stutning untuk anak-anak Indonesia yang lebih sehat.” tutup Vera. (RLs/26*).

Pewarta: Siaran Pers Danone Indonesia

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020