Jakarta, (Antaranews Bogor) - Pendeklarasian Hari Bangunan Indonesia dalam puncak penganugerahan "Indocement Award" 2014 salah satu tujuan utamanya dengan mencerminkan budaya Indonesia, kata Direktur Indocement Christian Kartawijaya.

"Mari kita jadikan hari ini sebagai momentum untuk mengajak seluruh pelaku konstruksi seperti kontraktor, developer, industri bahan bangunan, arsitek serta akademisi untuk bersama-sama menjaga komitmen dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang standar bangunan yang berkualitas," katanya di Jakarta, Selasa malam.

Dalam sambutan acara puncak penganugerahan "Indocement Award" (IA) 2014 yang dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadi Muljono, ia mengatakan edukasi kepada masyarakat tentang standar bangunan yang berkualitas itu termasuk di dalamnya memiliki durabilitas yang tinggi, ramah lingkungan serta mencerminkan budaya Indonesia dimaksud.

Selain itu, pihaknya juga mengajak untuk menjadikan Hari Bangunan Indonesia sebagai momentum untuk mengedukasi masyarakat agar terus memelihara dan melestarikan bangunan-bangunan bersejarah di
Indonesia.

"Serta terus menyayangi dan memelihara seluruh bangunan, baik rumah, fasilitas publik, ataupun infrastruktur yang ada di sekitar kita," katanya.

Ia mengatakan saat ini Indocement memiliki kapasitas produksi 20,5 juta ton semen per tahun, yang secara "single entity" (entitas tunggal) erupakan pabrik semen terbesar di Indonesia.

Dalam rangka mengantisipasi permintaan domestik yang kuat sehubungan dengan pertumbuhan infrastruktur yang diikuti oleh pengembangan di sektor properti, Indocement saat ini dalam tahap pembangunan pabrik semen (brownfield-Plant 14)) di Kompleks Pabrik Citeureup, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi 4,4 juta ton per tahun dan diharapkan akan selesai pada kuartal akhir 2015. Dengan demikian pada akhir 2015, kapasitas Indocement akan menjadi sekitar 25 juta ton semen per tahun. 

Saat ini, Indocement memiliki tiga kompleks pabrik yang berada di Citeureup, Bogor, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat dan Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Dengan ketiga lokasi yang
strategis tersebut, diharapkan Indocement dapat menjangkau pasar di seluruh Indonesia.
     
Kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat terhadap semen Tiga Roda --produk perusahaan itu --tercermin dari makin kokohnya posisi Indocement dalam industri semen nasional.

Dari ajang IA, kata dia, telah diperoleh karya-karya yang sangat mengilhami.

Banyak hal di luar dugaan yang muncul, di mana penggunaan semen bukan sebatas sebagai materi konstruksi atau bangunan tetapi bisa dimanfaatkan untuk mencipta berbagai karya indah, tambahnya.

Tingginya kreativitas para peserta IA, kata Christian Kartawijaya, tentunya merupakan hal yang sangat menggembirakan karena terbukti bahwa masyarakat Indonesia ternyata sangat kreatif dalam menuangkan
ide-idenya.

Ke depan, diharapkan hasil pemikiran kreatif peserta lomba ini dapat menjadi ajang penyaluran yang tepat bagi generasi muda Indonesia, di satu sisi, sekaligus dapat dimanfaatkan para penentu
kebijakan kota dalam program penataan ruang publik kota, di sisi yang lain.

Sementara itu, Ketua Panitia IA 2014 Daniel Kundjono Adam melaporkan kegiatan dua tahunan itu merupakan wujud apresiasi Indocement yang ditujukan bagi kontraktor, developer, mahasiswa,
dan individu-individu yang berhasil menunjukkan kinerja, karya dan inovasi serta kreatifitas terbaik sebagai sumbangan bagi bangsa dan negara.

Tema IA 2014 adalah "Bagusnya Indonesia", yang  diangkat sebagai sarana partisipasi para peserta dalam pembangunan bangsa dengan mewujudkan karya yang memiliki dampak positif terhadap kehidupan
sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan di Indonesia.

"Kesemuanya ini pada akhirnya akan meningkatkan kualitas dan daya saingbangsa Indonesia sekarang dan di masa yang akan datang, sehingga pada akhirnya masyarakat dunia tahu betapa 'Bagusnya
Indonesia'," katanya.

Ia menjelaskan IA terdiri atas lima kategori penghargaan, yaitu "Indocement Contractor Award", "Indocement Developer Award", "Semen Tiga Roda Writing Competition Award", "Semen TigaRoda Architectural Design Competition Award", dan "Semen TigaRoda Fabricated House Competition Award".

Untuk dewan juri berasal dari kalangan akademisi, praktisi, asosiasi dan lembaga pemerintah di Indonesia, yang sangat berkompeten di bidangnya, sehingga penilaian dilakukan dengan
obyektif berdasarkan kriteria yang ditetapkan dan mampu menghasilkan pemenang yang benar-benar tepat di bidangnya.

Ratusan karya dan kreativitas anak bangsa yang sangat luar biasa, katanya, telah terkumpul dalam kegiatan ini, yang dijaring melalui program sosialisasi ke perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Bahkan pada IA 2014  kegiatan sosialisasi  telah dianugerahi Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai rekor pelaksanaan "roadshow" untuk sosialisasi kegiatan terbanyak ke perguruan tinggi dalam waktu
tiga bulan yaitu sebanyak 96 kampus.

Karya-karya tersebut masuk ke tahap seleksi  yang panjang, mulai dari "kick off meeting" juri pada Maret  sampai puncaknya presentasi final pada 15-16 Oktober.

Satu hal unik pada IA 2014 adalah "Fabricated House Competition" di mana para finalis dari delapan perguruan tinggi terpilih, berlomba membangun miniatur rumah fabrikasi dengan skala 1 banding 2,5 dalam
waktu tiga jam saja. Kegiatan itu dilaksanakan sehari pada Senin (10/11) di lingkungan Indocement Pabrik Citeureup, yang juga dilanjutkan dengan rangkaian "Jambore Mahasiswa Konstruksi" yang
diikuti hampir 500 orang mahasiswa konstruksi dari berbagai perguruan tinggi.

Khusus untuk kategori "Developer" dan "Contractor", selain membentuk tim riset untuk melakukan penilaian awal, pihaknya juga melakukan kunjungan langsung ke proyek-proyek yang menjadi nominasi
di setiap regional yang dikompetisikan.

"Dengan sistem penilaian dengan kriteria yang jelas dan juri-juri independen yang sangat profesional, maka IA layak dijadikan sebagai salah satu parameter kemajuan konstruksi di Indonesia," katanya.

Pewarta: Oleh Andi Jauhari

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014