Chicago (ANTARA) - Harga emas turun lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena reli logam ke tingkat tertinggi tujuh tahun di sesi terakhir mendorong aksi ambil untung bahkan ketika kekhawatiran tentang Virus Corona membuat investor cemas tentang nasib ekonomi global.
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melepaskan hampir semua keuntungan dari sesi sebelumnya dalam koreksi penurunan tajam.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April turun 26,60 dolar AS atau 1,59 persen, menjadi menetap di 1.650,00 dolar AS per ounce. Emas berjangka pada Senin (25/2/2020) melonjak 27,8 dolar AS atau 1,69 persen menjadi 1.676,6 dolar AS per ounce.
Di pasar spot, emas tergelincir sekitar satu persen menjadi diperdagangkan di 1.644,40 dolar AS per ounce pada pukul 13.56 waktu setempat (185.6 GMT). Sehari sebelumnya logam ini melonjak sebanyak 2,8 persen menjadi 1.688,66 dolar AS, tertinggi sejak Januari 2013.
"Langkah hari ini hanyalah jeda di tengah kenaikan," kata Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, David Meger. Ia menambahkan investor membukukan keuntungan setelah "kenaikan dramatis pada Senin."
“Pilar-pilar dukungan untuk emas tetap tingkat suku bunga rendah oleh bank-bank sentral utama. Dana-dana telah mendiversifikasi keuntungan dari portofolio ekuitas ke pasar emas."
Baca juga: Nilai tukar Rupiah diprediksi melemah seiring dengan meluasnya penyebaran COVID-19
China Daratan memiliki 508 kasus baru yang dikonfirmasi, naik dari 409 pada 23 Februari, menjadikan total kasus yang dikonfirmasi menjadi 77.658.
Penyebaran virus yang cepat di luar China telah meningkatkan kekhawatiran atas dampaknya terhadap ekonomi global, mendorong beberapa taruhan bahwa Federal Reserve (Fed) AS akan ditekan untuk memangkas suku bunga guna melindungi pukulan virus.
"Pasar sudah pasti dalam proses penetapan harga dalam pemotongan suku bunga tambahan di AS, di mana spekulasi tentang pemotongan Maret telah mulai menarik perhatian," kata Analis Saxo Bank, Ole Hansen.
Namun, "dolar bisa menguat lebih jauh yang memperlambat pendekatan emas, tetapi bank-bank sentral utama pasti berusaha melakukan apa yang mereka bisa untuk mendukung ekonomi."
Negara-negara di seluruh dunia meningkatkan upaya untuk menghentikan pandemi virus yang muncul di China dan menyebar di Eropa dan Timur Tengah.
"Dengan virus menyebar ke wilayah lain, dan jika China mengalami kekambuhan dan hambatan pada pertumbuhan berlanjut hingga April, emas bisa bergerak ke 1.650–1.700 dolar AS per ounce," tulis analis UBS dalam sebuah catatan.
Emas dalam euro dan harga emas dalam sterling turun dari puncak tertinggi sepanjang masa pada Senin (24/2/2020).
Di antara logam mulia lainnya di pasar spot, paladium melonjak tiga persen menjadi 2.707 dolar AS per ounce. Perak turun 2,3 persen menjadi 18,20 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sejak awal September pada Senin (24/2/2020). Platinum turun 3,3 persen menjadi 931,7 dolar AS.
Harga emas terkoreksi 26,6 dolar dari tingkat tertinggi tujuh tahun
Rabu, 26 Februari 2020 10:31 WIB
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melepaskan hampir semua keuntungan dari sesi sebelumnya dalam koreksi penurunan tajam.